Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman didalam Al-Qur’an yang mulia.
أَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ أَصْلُهَا ثَابِتٌ وَفَرْعُهَا فِي السَّمَاءِ تُؤْتِي أُكُلَهَا كُلَّ حِينٍ بِإِذْنِ رَبِّهَا ۗ وَيَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ وَمَثَلُ كَلِمَةٍ خَبِيثَةٍ كَشَجَرَةٍ خَبِيثَةٍ اجْتُثَّتْ مِنْ فَوْقِ الْأَرْضِ مَا لَهَا مِنْ قَرَارٍ
“Artinya : Tidaklah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat
perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan
cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim
dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia
supaya mereka selalu ingat. Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon
yang buruk, yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi ; tidak
dapat tetap (tegak) sedikitpun” [Ibrahim : 24-26]
Dalam ayat-ayat yang mulia ini terdapat kabar gembira dari Allah Azza wa
Jalla, yaitu barangsiapa yang beramal karena Allah Azza wa Jalla, maka Allah
akan mengokohkan, menumbuhkan dan memberkahinya, dan barangsiapa beramal bukan
karena Allah maka ia tidak akan tetap tegak sedikitpun. Allah akan
memusnahkannya dan hal ini nyata dalam kehidupan sebagaimana Allah
menegaskannya.
Jika kita melihat diutusnya Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa
sallam dan melihat perbuatan (jahat) orang-orang kafir serta musuh-musuh Islam
kepada Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, kita akan menyaksikan
akibat baik itu adalah bagi orang bertakwa, dan demikianlah sesudah Nabi kita
Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam hingga zaman kita ini yang dianggap
sebagai zaman fitnah dengan segala bentuknya yang tidak mengetahui banyaknya
fitnah itu melainkan Allah Azza wa Jalla.
Pada zaman ini, zaman yang tersebar kesyirikan dan hal-hal jelek dalam diri
kaum muslimin, terdapat kebangkitan mubarakah, yang mana keutamaannya dan
karunia ini dari Allah semata. Dia-lah yang memberkahi, menumbuhkan dan
menunjuki jalannya.
Lalu musuh-musuh Islam bermaksud menjauhkan manusia dari kebangkitan yang
diberkahi ini dengan memberikan bermacam-macam julukan untuk memalingkan kaum
muslimin dari kebangkitan dan kesadaran yang diberkahi.
Dalam (kesempatan) ini, kami berbicara –Insya Allah- tentang satu julukan
saja, walaupun (Alhamdulillah) banyak saudara-saudara kita tidak mengetahui
tentang hal ini. Akan tetapi ini termasuk dari (pelaksanaan) bab : “Hendaknya
seorang yang tahu menyampaikan kepada orang yang tida tahu”. Karena
sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Artinya : Hendaknya orang yang hadir menyampaikan kepada orang yang tidak
hadir”
Dan beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Artinya : Semoga Allah memperindah orang yang mendengar perkataanku, lalu menghafal dan menyampaikannya”
“Artinya : Semoga Allah memperindah orang yang mendengar perkataanku, lalu menghafal dan menyampaikannya”
Memahami julukan buruk yang disebarkan oleh orang-orang Komunis, pengikut
Partai Ba’ats, pengikut pemahaman (Jamal Abdul Naser) orang-orang Syi’ah,
orang-orang Sufi dan ahli bid’ah, yang mereka sebarkan dilingkungan masyarakat
untuk menghalangi manusia dari sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam,
kata-kata tersebut adalah “Wahabiyyah”, orang-orang yang berpegang teguh dengan
sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, mereka menjauhkan manusia dan
memberikan julukan buruk agar manusia lari darinya.
Perlu diketahui, bahwasanya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab Rahimahullah
adalah termasuk ulama yang hidup pada abad ke 12 Hijriyah, beliau seorang ulama
yang bisa benar dan bisa salah, kalaulah kita orang-orang yang berbuat “Taklid”
(mengikuti tanpa dasar) tentulah kita akan “Taklid” kepada ulama Yaman yaitu
Muhammad bin Ismail Al-Amir Ash-Shan’ani –beliau hidup sezaman dengan Syaikh
Muhammad bin Abdul Wahab-, dan beliau lebih alim daripada Syaikh Muhammad bin
Abdul Wahab, akan tetapi Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab dakwahnya diberi
kekuatan oleh Allah dengan kekuasaan hingga tersebarlah ilmu beliau. Adapun
Muhammad bin Ismail Al-Amir karya beliau (karangan-karangannya) memenuhi dunia,
kaum muslimin mendapat manfaat dari kitab-kitabnya, orang-orang Yaman “Membenci
Beliau” dan mereka berkehendak mengusirnya dari negeri Shan’a (Yaman).
Itulah kata (Wahabiyyah) yang dengannya manusia dijauhkan dan dihalangi
dari sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka wajib bagi kalian
untuk berhati-hati dan melihat apa maknanya.
Kata (Wahabiyyah) dinisbatkan kepada seorang ulama bukan dinisbatkan kepada
“Marx” dan bukan pula kepada “Lenin” dan bukan pula dinisbatkan kepada
“Amerika” atau “Rusia” dan bukan juga dinisbatkan kepada “Para pemimpin
musuh-musuh Islam” dan kami tidak memperbolehkan seorang muslim untuk
menisbatkan dirinya kecuali kepada Islam dan kepada Nabi kita Muhammad
Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Sepatutnya kalian berhati-hati dan tidak terburu-buru dalam masalah ini.
Nabi Sulaiman ‘Alaihis Salam ketika burung Hud-Hud mengabarinya tentang apa
yang dilakukan oleh Ratu Saba’ dan kaumnya.
قَالَ سَنَنْظُرُ أَصَدَقْتَ أَمْ كُنْتَ مِنَ الْكَاذِبِينَ
“Artinya : Berkata Sulaiman : ‘Akan kami lihat, apa kamu benar, ataukah
kamu termasuk orang-orang yang dusta” [An-Naml : 27]
Dan Allah berfirman dalam kitabNya yang mulia.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَىٰ مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
“Artinya : Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik
membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan
suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan
kamu menyesal atas perbuatanmu itu” [Al-Hujarat : 6]
Kami berbicara tentang hal ini bukanlah lantaran Ahli Sunnah dan Ahli Agama
di “Dammaj” (tempat Syaikh Muqbil bermukim), karena sesungguhnya dakwah mereka
–segala puji bagi Allah- diterima oleh penduduk Yaman, akan tetapi
permasalahannya adalah propaganda ini telah melanda negeri Saudi Arabia, Mesir,
Sudan, Syam, Iraq dan seluruh negeri-negeri Islam. Barangsiapa berpegang teguh
kepada agama, mereka akan mencapnya : “Itu adalah pengikut Wahabi”.
Dan Allah berfirman dalam kitabNya.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُحِلُّوا شَعَائِرَ اللَّهِ وَلَا الشَّهْرَ الْحَرَامَ وَلَا الْهَدْيَ وَلَا الْقَلَائِدَ وَلَا آمِّينَ الْبَيْتَ الْحَرَامَ يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنْ رَبِّهِمْ وَرِضْوَانًا ۚ وَإِذَا حَلَلْتُمْ فَاصْطَادُوا ۚ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ أَنْ صَدُّوكُمْ عَنِ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ أَنْ تَعْتَدُوا ۘ وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
“Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar
syi’ar-syi’ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan
(mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan
jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka
mencari karunia dan keredhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah
menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah berburu. Dan janganlah sekali-kali
kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari
Masjidil Haram, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). Dan
tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan
tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada
Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksaNya” [Al-Maidah : 2]
Dan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda sebagaimana dalam
shahih Muslim.
“Artinya : Orang muslim adalah saudara muslim lainnya. Ia tidak akan
mendhaliminya, menghinakannya dan tidak meremehaknnya. Ketakwaan itu adalah
disini (beliau menunjuk) ke dada”.
Kami memperingatkan tentang propaganda ini, karena rasa kasih sayang kepada
saudara-saudara sekalian dari berburuk sangka kepada saudara-saudara kita para
da’i yang menyeru ke jalan Allah Azza wa Jalla dan supaya mereka tidak
mengganggu para da’i di jalan Allah, karena Allah berfirman dalam Al-Qur’an.
وَالَّذِينَ يُؤْذُونَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ بِغَيْرِ مَا اكْتَسَبُوا فَقَدِ احْتَمَلُوا بُهْتَانًا وَإِثْمًا مُبِينًا
“Artinya : Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mu’min dan mu’minat
tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul
kebohongan dan dosa yang nyata” [Al-Ahzab : 58]
Dan perkaranya adalah sebagaimana pepatah : “Lempar Batu Sembunyi Tangan”
Perkaranya (adalah sebagaimana telah dikatakan) bahwasanya Komunis,
pengikut Partai Ba’ats, pendukung Jamal Abdul Naser (Pan Arab) berbeda dengan
Ahli Sunnah Wal Jama’ah dan para da’i yang menyeru kepada Allah dan Allah
berfirman.
وَمَنْ يَكْسِبْ خَطِيئَةً أَوْ إِثْمًا ثُمَّ يَرْمِ بِهِ بَرِيئًا فَقَدِ احْتَمَلَ بُهْتَانًا وَإِثْمًا مُبِينًا
“Artinya : Dan barangsiapa yang mengerjakan kesalahan atau dosa, kemudian
di tuduhkannya kepada orang yang tidak bersalah, maka sesungguhnya ia telah
berbuat suatu kebohongan yang nyata” [An-Nisa : 112]
Dan aku katakan kepada saudara-saudara para da’i yang menyeru kepada Allah
di seluruh negeri Islam : Hendaknya mereka bersungguh-sungguh menyingsingkan
lengan (untuk berdakwah), dan hendaknya ikhlas mengharapkan wajah Allah (dalam
berdakwah), bukan lantaran ingin mendapatkan kursi, kedudukan, dan bukan pula
lantaran ingin mendapatkan kehidupan dunia, sesungguhnya Allah tidak akan
menerima amal kecuali jika amal itu didasari keikhlasan untuk mengharapkan
wajah Allah, berdakwah kepada Allah lebih tinggi nilainya daripada kursi,
kedudukan dan kehidupan dunia yang nilainya sedikit ini.
وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ
“Artinya : Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang
menyeru kepada Allah, mengerjakan amal shalih dan berkata : “Sesungguhnya aku
termasuk orang yang berserah diri” [Fushilat : 33]
Ya, Allah berfirman.
وَلَا تَهِنُوا فِي ابْتِغَاءِ الْقَوْمِ ۖ إِنْ تَكُونُوا تَأْلَمُونَ فَإِنَّهُمْ يَأْلَمُونَ كَمَا تَأْلَمُونَ ۖ وَتَرْجُونَ مِنَ اللَّهِ مَا لَا يَرْجُونَ ۗ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا
“Artinya : Janganlah kamu berhati lemah dalam mengejar mereka (musuhmu).
Jika kamu menderita kesakitan, maka sesungguhnya merekapun menderita kesakitan
(pula), sebagaimana kamu menderitanya, sedang kamu mengharap dari Allah apa
yang tidak mereka harapkan. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Bijaksana” [An-Nisa : 104]
Kalian mempunyai Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam, sedangkan musuh-musuh kalian dari kalangan kaum Komunis, pengikut
Partai Ba’ats, pengikut pemahaman Pan Arab, Syi’ah, Sufiyah, propaganda mereka
dibanguun diatas kedustaan, kebohongan serta pengkhianatan. Sedangkan para da’i
yang menyeru kepada Allah tidak ada yang menolong mereka melainkan Allah, dan
cukuplah Allah sebagai penolong. Dan Allah berfirman dalam Al-Qur’an untuk
mengokohkan hamba-hambaNya yang beriman.
وَلَا تَهِنُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَنْتُمُ الْأَعْلَوْنَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ إِنْ يَمْسَسْكُمْ قَرْحٌ فَقَدْ مَسَّ الْقَوْمَ قَرْحٌ مِثْلُهُ ۚ وَتِلْكَ الْأَيَّامُ نُدَاوِلُهَا بَيْنَ النَّاسِ وَلِيَعْلَمَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَيَتَّخِذَ مِنْكُمْ شُهَدَاءَ ۗ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ
“Artinya : Janganlah kamu bersikap lemah dan janganlah (pula) kamu bersedih
hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu
orang-orang yang beriman. Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka
sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa.
Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia
(agar mereka mendapat pelajaran), dan supaya Allah membedakan orang-orang yang
beriman (dengan orang-orang kafir) dan supaya sebagian kamu dijadikanNya (gugur
sebagai) syuhada. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim” [Ali-Imran :
139-140]
Dan Allah juga berfirman.
فَلَا تَهِنُوا وَتَدْعُوا إِلَى السَّلْمِ وَأَنْتُمُ الْأَعْلَوْنَ وَاللَّهُ مَعَكُمْ وَلَنْ يَتِرَكُمْ أَعْمَالَكُمْ
“Artinya : Janganlah kamu lemah dan minta damai padahal kamulah yang di
atas dan Allah (pun) beserta kamu dan Dia sekali-kali tidak akan mengurangi
(pahala) amal-amalmu” [Muhammad : 35]
Akan tetapi sepatutnya dakwah itu bukanlah dakwah pemberontakan dan
penggulingan, karena dakwah seperti ini lebih banyak kerusakan daripada
kebaikannya, dakwah itu adalah dengan mengajak kaum muslimin kembali kepada
Al-Qur’an dan sunnah nabi mereka Muhammad Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam.
Allah berfirman.
وَقُلْ جَاءَ الْحَقُّ وَزَهَقَ الْبَاطِلُ ۚ إِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوقًا
“Artinya : Dan katakanlah : “Yang benar telah datang dan yang bathil telah
lenyap’. Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap” [Al-Isra
: 81]
Dalam ayat yang mulia ini terdapat berita gembira dari Allah bahwasanya
kebatilan tidak akan mampu berdiri kokoh didepan kebenaran, dan Allah
berfirman.
أَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَسَالَتْ أَوْدِيَةٌ بِقَدَرِهَا فَاحْتَمَلَ السَّيْلُ زَبَدًا رَابِيًا ۚ وَمِمَّا يُوقِدُونَ عَلَيْهِ فِي النَّارِ ابْتِغَاءَ حِلْيَةٍ أَوْ مَتَاعٍ زَبَدٌ مِثْلُهُ ۚ كَذَٰلِكَ يَضْرِبُ اللَّهُ الْحَقَّ وَالْبَاطِلَ ۚ فَأَمَّا الزَّبَدُ فَيَذْهَبُ جُفَاءً ۖ وَأَمَّا مَا يَنْفَعُ النَّاسَ فَيَمْكُثُ فِي الْأَرْضِ ۚ كَذَٰلِكَ يَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ
“Artinya : Allah telah menurunkan air (hujan) dari langit, maka mengalirlah
air itu di lembah-lembah menurut ukurannya, maka arus itu membawa buih yang
mengembang. Dan dari apa (logam) yang mereka lebur dalam api untuk membuat
perhiasan atau alat-alat, ada (pula) buihnya seperti buih arus itu. Demikianlah
Allah membuat perumpamaan (bagi) yang benar dan yang bathil. Adapun buih itu,
akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganya, adapun yang memberi manfaat
kepada manusia, maka ia tetap di bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan-perumpamaan”
[Ar-Ra’du : 17]
Maka kami memuji Allah yang membangkitkan penduduk Yaman khususnya, dan
juga penduduk Najd Saudi Arabia dan Mesir, sungguh banyak diantara mereka
menjadi orang-orang yang tidak terpengaruh dengan propaganda yang keji ini yang
mana propaganda ini ditujukan kepada seorang ulama yang dipuji oleh ulama
Islam. Syaikh Muhammad bin Ismail Al-Amir An-Shan’ani Rahimahullah berkata
tentang Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab Rahimahullah :
“Telah datang kabar gembira (datangnya Syaikh Muhammad
bin Abdul Wahab)
Yang telah mengembalikan syariat Islam
Beliau singkap kebodohan orang jahil dan mubtadi’ maka beliau sama denganku
Beliau bangun kembali tiang-tiang agama dan menghancurkan kuburan-kuburan keramat yang membuat manusia sesat.
Mereka membuat kembali berhala-berhala seperti suwa, yaghuts, wad dan ini sejelek-jeleknya.
Dan mereka memohon kepada berhala-berhala itu dikala susah seperti seorang yang meminta Allah Yang Maha Esa
Berapa banyak orang yang thowaf dikuburan sambil mencium dan mengusap dinding-dinding kuburan dengan tangan-tangan mereka”
Yang telah mengembalikan syariat Islam
Beliau singkap kebodohan orang jahil dan mubtadi’ maka beliau sama denganku
Beliau bangun kembali tiang-tiang agama dan menghancurkan kuburan-kuburan keramat yang membuat manusia sesat.
Mereka membuat kembali berhala-berhala seperti suwa, yaghuts, wad dan ini sejelek-jeleknya.
Dan mereka memohon kepada berhala-berhala itu dikala susah seperti seorang yang meminta Allah Yang Maha Esa
Berapa banyak orang yang thowaf dikuburan sambil mencium dan mengusap dinding-dinding kuburan dengan tangan-tangan mereka”
Wajib bagi para da’i yang menyeru kepada Allah untuk tetap istiqomah diatas
kebenaran. Kami telah mengatakan dalam beberapa pengajian maupun khutbah
bahwasanya propaganda itu adalah kedustaan semata (menyandarkan diri kita
kepada Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab Rahimahullah) sesungguhnya kami tidak
ridha untuk dinisbatkan selain kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
yang memberi syafaat kami dan yang kami cintai, yang mana Allah mengeluarkan
kami dengan perantaraan beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam dari kegelapan
kepada cahaya. Propaganda-propaganda itu akan sirna (cepat atau lambat)
sebagaimana Nabi Muhammad pernah dijuluki As-Shabi’ (artinya orang yang keluar
dari agama nenek moyangnya dan berganti agama dengan agama lain). Adapun kami
tidaklah keluar dari agama dan berganti dengan agama lainnya, kami tidak
mengkafirkan bapak-bapak kami, sebagaimana persangkaan mereka ! Dan kami tidak
mengkafirkan para wali ataupun membenci Ahlul Bait (keluarga Nabi). Bahkan kami
telah membahas tentang keutamaan-keutamaan keluarga Nabi dalam beberapa
ceramah. Kami tidak membenci orang-orang shalih dan tidak mengkafirkan
masyarakat muslimin, kami tidak memperbolehkan keluar dari ketaatan pemerintahan
muslim, maka hendaknya orang yang menyaksikan hal ini menyampaikan kepada orang
yang tidak tahu. Setelah ini propaganda itu akan lenyap dan akan menjadi sebab
bagi tersebarnya sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, Allah
berfirman dalam Al-Qur’an.
إِنَّ الَّذِينَ جَاءُوا بِالْإِفْكِ عُصْبَةٌ مِنْكُمْ ۚ لَا تَحْسَبُوهُ شَرًّا لَكُمْ ۖ بَلْ هُوَ خَيْرٌ لَكُمْ ۚ لِكُلِّ امْرِئٍ مِنْهُمْ مَا اكْتَسَبَ مِنَ الْإِثْمِ ۚ وَالَّذِي تَوَلَّىٰ كِبْرَهُ مِنْهُمْ لَهُ عَذَابٌ عَظِيمٌ
“Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah
dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi
kamu bahkan ia dalah baik bagi kamu. Tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat
balasan dari dosa yang dikerjakannya. Dan siapa di antara mereka yang mengambil
bahagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang
besar.
لَوْلَا إِذْ سَمِعْتُمُوهُ ظَنَّ الْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بِأَنْفُسِهِمْ خَيْرًا وَقَالُوا هَٰذَا إِفْكٌ مُبِينٌ
Mengapa diwaktu kamu mendengar berita bohong itu orang-orang mu’minin dan
mu’minat tidak bersangka baik terhadap diri mereka sendiri, dan (mengapa tidak)
berkata : “Ini adalah suatu berita bohong yang nyata” [An-Nur : 11-12]
Jika kamu mendengarkan seseorang berkata : “Itu pengikut Wahabi”, maka
ketahuilah bahwa ia termasuk salah satu dari golongan dibawah ini.
1. Mungkin ia seorang yang melakukan perbuatan keji
2. Atau mungkin seorang yang bodoh tidak mengetahui hakekat ini.
2. Atau mungkin seorang yang bodoh tidak mengetahui hakekat ini.
Ini adalah kedustaan yang besar terhadap para da’i yang menyeru kepada
Allah. Allah berfirman dalam Al-Qur’an.
إِنَّ الَّذِينَ يُحِبُّونَ أَنْ تَشِيعَ الْفَاحِشَةُ فِي الَّذِينَ آمَنُوا لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ ۚ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
“Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang
amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab
yang pedih didunia dan di akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang kamu tidak
mengetahui” [An-Nur : 19]
Allah telah menamai kita sejak dahulu sebagai muslimin dan kita umat
Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak meridhai Nabi Muhammad diganti,
kami tidak meridhai untuk menisbatkan diri kami kepada Syafi’i atau Zaidi atau
kepada Wahabi atau selainnya. Mereka itu semua adalah para ulama yang agung,
yang mana mereka menganggap telah berbuat jahat kepada orang yang menisbatkan
diri mereka kepada para ulama.
Saya menasehatkan kepada saudara-saudara seagama untuk membaca kitab beliau
(Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab Rahimahullah) yaitu “KIitabut Tauhid” niscaya
kalian akan melihat ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits-hadits Nabi. Kitab itu
adalah kitab yang agung walaupun didalamnya ada sedikit hadits-hadits yang
dha’if, namun tidaklah mengurangi kwalitasnya. Sungguh telah diterangkan dalam
kitab “ An-Nahju Asy-Syadidu” : “Janganlah kalian menjadi seperti bunglon
dengan mengatakan jika manusia berbuat baik maka kami akan berbuat baik, dan
jika mereka berbuat dhalim maka kami akan berbuat dhalim, akan tetapi
tanamkanlah dalam jiwa-jiwa kalian jika manusia berbuat baik kalian akan
berbuat baik, dan jika mereka berbuat jahat maka janganlah kalian berbuat
jahat. Wallahu Musta’an
____________________________
Oleh
Syaikh Muqbil bin Hadi Al-Wadi’i
Syaikh Muqbil bin Hadi Al-Wadi’i
_______________________________
[Majalah Al-Ashaalah Edisi 34 halaman 28]
[Disalin dari Majalah Adz-Dzakhiirah Al-Islamiyyah, Edisi 10/Th
II/2004-1425H, hal. 7 – 11. Penerbit Ma’had Ali Al-Irsyad, Jl Sultan Iskandar
Muda 45 Surabaya]