Khutbah
Pertama:
﴿يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا
وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ﴾
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah
sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan
dalam keadaan beragama Islam.” (QS:Ali Imran | Ayat: 102).
Bergembira dan optimis adalah asas Islam dan ini adalah nilai
tinggi seorang muslim dalam setiap keadaan. Allah Ta’ala berfirman mengabadikan
ucapan Nabi Ibrahim ‘alaihissalam,
﴿وَمَنْ
يَقْنَطُ مِنْ رَحْمَةِ رَبِّهِ إِلَّا الضَّالُّونَ﴾
“Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhan-nya,
kecuali orang-orang yang sesat.” (QS:Al-Hijr | Ayat: 56).
Sikap optimis ini menciptakan energi yang dapat membangkitkan
keinginan, memotivasi untuk melakukan tindakan, dan berbuat sesuatu untuk masa
depan.
Ketika derita umat Islam di sebagian belahan bumi semakin perih,
maka kebutuhan akan sikap optimis pun semakin ditekankan. Inilah petunjuk
Rasulullah ﷺ. Betapa banyak duka lara berganti menjadi
suka cita karena optimis. Dan harapan tumbuh di tengah rasa sakit.
Di antara sebab kebahagiaan dan optimis dalam kehidupan seorang
mukmin adalah tersebarnya agama Rabbul ‘alamin ini. ketika orang-orang
non-Islam menjadi pemeluk Islam.
Menyebar dengan cepat adalah ciri agama Islam yang kokoh ini.
Ciri khas yang tampak pada kurun sejarah. Walaupun jumlah pengikutnya sedikit.
Atau sedikit pembelanya. Dan keras musuh-musuhnya.
Islam dimulai di era Mekah dengan segelintir orang yang lemah.
Mereka mengalami penderitaan dan gangguan. Dalam beberapa tahun saja, kemudian
Islam tersebar ke seluruh Jazirah Arab. Munculllah generasi yang membawa
risalah Islam. Kemudian menyebarkannya ke dataran tinggi dan rendah. Ke
pegunungan dan lembah-lembah. Tersebarlah agama ini. Dan meluaslah wilayahnya.
Orang-orang memeluk Islam dengan berbondong-bondong, dalam waktu yang singkat.
Tidak ada penyebaran agama yang semasif ini dalam sejarah. Ini benar-benar
mukjizat yang besar. Dan benarnya janji Allah, di masa yang akan datang Islam
akan tersebar. Karena agama ini adalah agama yang diridhai Allah Ta’ala untuk
semua manusia. Dan Allah menjamin penjagaannya.
Rasulullah ﷺ bersabda,
لَيَبْلُغَنَّ هذَا اْلاَمْرُ
مَا بَلَغَ الَّيْلَ وَالنَّهَارُ وَلاَيَتْرُكُ اللهُ بَيْتَ مَدَرٍ وًلاَوَبَرٍ
اِلاَّاَدْخَلَهُ اللهُ هذَا الدِِّيْنَ , بِعِزِّعَزِيْزٍ , اَوْبِذُلِّ ذَلِيْلٍ
, عِزًّايُعِزُّاللهُ بِهِ أَلاِسْلاَمَ , وَذُلاَّيُذِلُّ بِهِ الْكُفْرَ ,,
“Sungguh agama ini akan sampai ke penjuru bumi yang dilalui oleh
malam dan siang. Allah tidak akan melewatkan satu pun kota dan pelosok desa,
kecuali memasukkan agama ini ke daerah itu, dengan memuliakan yang mulia dan
merendahkan yang hina. Yakni memuliakan dengan Islam dan merendahkannya dengan
kekufuran.”
Manusia itu hakikatnya mencintai Islam. Karena Islam itu jelas
dan edukatif. Kebenarannya sesuai dengan fitrah manusia yang suci. Dan sejalan
dengan akal yang lurus. Cahaya Islam itu menerangi kegelapan. Membuat hati
bahagia. Dan melapangkan dada.
﴿فِطْرَةَ
اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ الله﴾
“(tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia
menurut fitrah itu. Tidak ada peubahan pada fitrah Allah.” (QS:Ar-Ruum | Ayat:
30).
Islam tersebar karena akidah dan keimanannya memenuhi kekosongan
hati. Menata kehampaan jiwa. Menjawab pertanyaan di pikiran. Menjawab kebutuhan
jiwa. Memberikan kenyamanan. Dan menghilangkan dahaga.
Karena itu, orang-orang memeluk agama Allah ini dengan
berbondong-bondong. Karena agama ini benar-benar memuliakan manusia.
menghormati ruh dan jasad, akal dan hati. Dengan Islam, kaum muslimin
menjangkau penjuru dunia. Menundukkan penjuru negeri. Dan Islam tidak melarang
sesuatu yang baik.
Masa depan agama ini, jika dilihat dari pengaruhnya yang begitu
mendalam dan nilainya yang agung, maka orang-orang telah berpindah dari
rendahnya kemaksiatan menuju mulianya ketaatan. Dari sempitnya dunia menuju
luasnya negeri yang kekal. Dari gelapnya hati menuju cinta dan kasih sayang.
Islam tersebar karena agama ini memuliakan ilmu dan ulama.
Memuji kecerdasan akal dan pikiran. Setiap Islam memasuki suatu negeri, maka
Islam memuliakan negeri tersebut dengan ilmu. Kemudian ilmu itu menerangi
negeri itu dengan pengetahuan. Dengan itu umat membangun peradaban manusia.
terbitlah peradaban yang menginspirasi peradaban lain.
Manusia merasa nyaman dengan Islam. Karena Islam mewujudkan
nilai-nilai kemanusiaan, keadilan kolektif dalam semua sisi kehidupan. Islam
menyerukan persaudaraan. Menghidupkan sendi-sendi tolong-menolong. Dan
membangun asas kerja sama masyarakat.
Rasulullah ﷺ bersabda,
ولأَن يمشِي أحدُكم مع
أخيه في قضاءِ حاجَتِه أفضلُ من أن يعتكِفَ في مسجدِي هذا شهرَين
“Sungguh, apabila salah seorang di antara kalian membantu
saudaranya untuk menunaikan kebutuhannya, itu lebih baik daripada dia
beri’tikaf di masjidku ini (Masjid Nabawi) selama dua bulan.”
Keadilan dalam Islam adalah petunjuk yang lurus, pemahaman yang
dalam. Timbangan keadilannya bukan karena nasab. Bukan juga karena harta.
Keadilan Islam bisa dirasakan oleh semua penduduk bumi, baik dari kalangan kaum
muslimin maupun non Islam. Allah Ta’ala berfirman,
﴿يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ لِلَّهِ شُهَدَاءَ بِالْقِسْطِ
وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَى أَلَّا تَعْدِلُوا اعْدِلُوا هُوَ
أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا
تَعْمَلُونَ﴾
“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang
yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan
janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk
berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa.
Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan.” (QS:Al-Maidah | Ayat: 8).
Merupakan tanggung jawab umat Islam untuk menyebarkan agama ini.
menyampakannya ke penjuru dunia. Tanggung jawab ini pertama kali dimulai oleh
Nabi Muhammad ﷺ. Allah Ta’ala berfirman,
﴿يَا
أَيُّهَا الرَّسُولُ بَلِّغْ مَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ﴾
“Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari
Tuhanmu.” (QS:Al-Maidah | Ayat: 67).
Nabi ﷺ bersabda,
بلِّغُوا عنِّي ولو آية
“Sampaikanlah dariku walaupun satu ayat.”
Nabi ﷺ telah melakukan
segala daya upaya untuk menyebarkan agama ini. Ketika Abu Dzar al-Ghifari
radhiallahu ‘anhu memeluk Islam, Nabi ﷺ
memintanya untuk tinggal di kampungnya. Di tengah-tengah bani Ghifar. Agar ia
mendakwakan Islam kepada mereka. Demikian juga ketika Thufail bin Amr ad-Dausi
memeluk Islam, Rasulullah ﷺ memintanya untuk
tinggal bersama Kabilah Daus. Menyebarkan Islam di tengah-tengah mereka.
Seorang muslim diperintahkan melakukan aksi nyata untuk
menyebarkan Islam. Bukan membuat agama ini menjadi eksklusif. Dan juga tidak
boleh memaksa orang lain. Allah Ta’ala berfirman,
﴿إِنْ
عَلَيْكَ إِلَّا الْبَلَاغُ﴾
“Kewajibanmu tidak lain hanyalah menyampaikan.” (QS:Asy-Syuura |
Ayat: 48).
Dan firman-Nya,
﴿لَيْسَ
عَلَيْكَ هُدَاهُمْ وَلَكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ﴾
“Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan
tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk (memberi taufiq) siapa yang
dikehendaki-Nya.” (QS:Al-Baqarah | Ayat: 272).
Tanggung jawab menyampaikan Islam ini juga sampai ke negeri-negeri
non Islam. Baik saat seseorang bersafar ke sana. atau menjadi duta. Atau ada
kegiatan bisnis. Atau bekerja. Semangat menyebarkan Islam menjadi sesuatu yang
agung dan berpahala besar.
Allah Ta’ala berfirman,
﴿وَمَنْ
أَحْسَنُ قَوْلًا مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي
مِنَ الْمُسْلِمِينَ﴾
“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang
menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya
aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?”” (QS:Fushshilat | Ayat: 33).
Nabi ﷺ bersabda,
لأَنْ يَهْدِىَ اللَّهُ
بِكَ رَجُلاً خَيْرٌ لَكَ مِنْ أَنْ يَكُونَ لَكَ حُمْرُ النَّعَمِ
“Sungguh jika Allah memberi hidayah pada seseorang lewat
perantaraanmu, maka itu lebih baik dari unta merah.”
Dan teladan terbaik dalam menyebarkan Islam adalah pendahulu
umat ini (para salaf). Bagaimana perjalanan mereka yang bersih dalam
penaklukkan-penaklukkan mereka. Bagaimana keadilan mereka dalam hukum.
Bagaimana akhlak mereka mempraktikkan agama. sikap wara’ dan istiqamah mereka.
Sebelum menaklukkan negeri musuh, mereka telah menaklukkan hati-hati mereka.
mereka yang menyebarkan Islam disifati memiliki hati yang tulus, jiwa yang
bersih, perangai yang baik. Setiap individu dari mereka menebarkan kebaikan dan
rahmat. Mengalirlah manfaat dan keberkahan dari mereka.
Ibadallah,
Sesuatu yang paling besar pengaruhnya dalam penyebaran Islam
adalah memperdengarkan Alquran kepada orang lain. Betapa besarnya pengaruh
memperdengarkan Alquran kepada orang-orang musyrik. Allah Ta’ala berfirman,
﴿وَإِنْ
أَحَدٌ مِنَ الْمُشْرِكِينَ اسْتَجَارَكَ فَأَجِرْهُ حَتَّى يَسْمَعَ كَلَامَ
اللَّهِ ثُمَّ أَبْلِغْهُ مَأْمَنَهُ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ لَا يَعْلَمُونَ﴾
“Dan jika seorang diantara orang-orang musyrikin itu meminta
perlindungan kepadamu, maka lindungilah ia supaya ia sempat mendengar firman
Allah, kemudian antarkanlah ia ketempat yang aman baginya. Demikian itu
disebabkan mereka kaum yang tidak mengetahui.” (QS:At-Taubah | Ayat: 6).
Saat ini, sarana-sarana modern juga membantu tersebarnya Islam.
Sarana-sarana modern sangat membantu dalam tersebarnya dakwah, di tengah
kondisi kita yang begitu kurang dalam menyebarkan Islam. Allah sediakan untuk
kita media informasi. Jika kita menggunakannya dengan baik, maka alat-alat itu
pun akan membuat kita semakin mudah menyebarkan agama.
Bukan rahasia bahwa Islam ditampilkan dengan image yang buruk.
Kesan yang zhalim. Tuduhan sebagai agama yang kasar dan teroris. Demikian juga
dengan pemeluk Islam, juga mendapat tuduhan demikian. Ditampilkan lewat
karikatur, berita, untuk menakut-nakuti manusia dari agama Islam ini.
Disebut-sebut bahwa Islam ini biang perselisihan dan sengketa. Semua tuduhan
itu tidaklah mengubah hakikat Islam. Atau membuat pemeluknya lemah. Atau
memadamkan cahaya dan sinarnya, keindahan, dan ketinggiannya. Allah Ta’ala
berfirman,
﴿يُرِيدُونَ
لِيُطْفِئُوا نُورَ اللَّهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَاللَّهُ مُتِمُّ نُورِهِ وَلَوْ
كَرِهَ الْكَافِرُونَ﴾
“Mereka ingin memadamkan cahaya Allah dengan mulut (tipu daya)
mereka, tetapi Allah (justru) menyempurnakan cahaya-Nya, walau orang-orang
kafir membencinya”.” (QS:Ash-Shaff | Ayat: 8).
Dan firman-Nya,
﴿وَيَأْبَى
اللَّهُ إِلَّا أَنْ يُتِمَّ نُورَهُ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ﴾
“Dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya,
walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai.” (QS:At-Taubah | Ayat: 32).
Mereka berdusta dan membuat fitnah dengan menyatakan bahwa Islam
tersebar dengan pedang. Padahal Islam tidak memaksa seorang pun untuk mengubah
keyakinannya. Sejarah mencatat dan menyaksikan sikap bijak dan adil, bahwa
Islam tersebar dengan argumentasi yang kuat dan dalil yang kokoh. Tersebar
dengan toleran dan keadilan. Allah Ta’ala berfirman,
﴿لَا
إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ قَدْ تَبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ﴾
“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya
telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat.” (QS:Al-Baqarah | Ayat:
256).
Dan firman Allah Ta’ala,
﴿أَفَأَنْتَ
تُكْرِهُ النَّاسَ حَتَّى يَكُونُوا مُؤْمِنِينَ﴾
“Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi
orang-orang yang beriman semuanya?” (QS:Yunus | Ayat: 99).
Khutbah Kedua:
Terjadi, ada sebagian umat Islam yang tidak mengetahui jatuh
pada jalan yang menyimpang. Madzhab-madzhab yang sesat. Dan jalan yang keliru.
Hal ini memecah belah umat. Merusak persatuannya. Dan melemahkan keadaan
mereka. Akhirnya hal ini mempengaruhi proses tersebarnya Islam.
Tidak tersembunyi dari pikiran kita bahwa kaum muslimin di
negeri haramain, memiliki tanggung jawab besar untuk tersebarnya Islam. Karena
tanah haram, Mekah ini, adalah kiblatnya kaum muslimin. Dan Madinah adalah
tempat hijrahnya penghulu para rasul, Muhammad ﷺ.
Allah Ta’ala berfirman,
﴿كُنْتُمْ
خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ
عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ﴾
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,
menyuruh kepada yang ma´ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada
Allah.” (QS:Ali Imran | Ayat: 110).
______
Diterjemahkan dari
khotbah Jumat Syaikh Abdul Bari bin ‘Iwadh ats-Tsubaity (Imam dan Khotib Masjid
an-Nabawi).
Judul Asli: Asbab Intisyarul Islam
Tanggal Khotbah: 22 Rabiuts Tsani 1438 H
Diterjemahkan oleh tim KhotbahJumat.com
Judul Asli: Asbab Intisyarul Islam
Tanggal Khotbah: 22 Rabiuts Tsani 1438 H
Diterjemahkan oleh tim KhotbahJumat.com
from=https://khotbahjumat.com/4483-sebab-sebab-tersebarnya-islam.html