Al-Imaam Al-Bukhaariy rahimahullah berkata :
حَدَّثَنَا
عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ، قَالَ: أَخْبَرَنَا مَالِكٌ، عَنْ يَحْيَى
بْنِ سَعِيدٍ، عَنْ بُشَيْرِ بْنِ يَسَارٍ مَوْلَى بَنِي حَارِثَةَ، أَنَّ
سُوَيْدَ بْنَ النُّعْمَانِ أَخْبَرَهُ، " أَنَّهُ خَرَجَ مَعَ رَسُولِ
اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَامَ خَيْبَرَ، حَتَّى إِذَا
كَانُوا بِالصَّهْبَاءِ وَهِيَ أَدْنَى خَيْبَرَ، فَصَلَّى الْعَصْرَ،
ثُمَّ دَعَا بِالْأَزْوَادِ فَلَمْ يُؤْتَ إِلَّا بِالسَّوِيقِ، فَأَمَرَ
بِهِ فَثُرِّيَ، فَأَكَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ وَأَكَلْنَا، ثُمَّ قَامَ إِلَى الْمَغْرِبِ فَمَضْمَضَ
وَمَضْمَضْنَا، ثُمَّ صَلَّى وَلَمْ يَتَوَضَّأْ "
Telah
menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin Yuusuf, ia berkata : Telah
mengkhabarkan kepada kami Maalik, dari Yahyaa bin Sa’iid, dari
Busyair bin Yasaar maulaa Bani Haaritsah, bahwasannya Suwaid bin
An-Nu’maan pernah mengkhabarkan kepadanya : Bahwa ia pernah
keluar bersama Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam pada
tahun Khaibar. Hingga ketika mereka sampai di Shahbaa’, satu
daerah dekat dengan Khaibar, beliau mendirikan shalat ‘Ashar.
Kemudian beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam meminta disediakan makanan dari perbekalan (yang dibawa), namun tidak ada yang dapat didatangkan kecuali sawiiq (makanan dari adonan gandum yang keras). Lalu beliau memintanya, dan kemudian sawiiq itu dilunakkan (dengan air). Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam memakannya, dan kami pun memakannya. Setelah selesai, beliaushallallaahu ‘alaihi wa sallam berdiri untuk melaksanakan shalat Maghrib, lalu beliau berkumur-kumur dan kami pun berkumur-kumur. Lalu beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam shalat tanpa (mengulangi) wudlu” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 209].
Al-Imaam Muslim bin Al-Hajjaaj rahimahullah berkata :
حَدَّثَنَا
قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ، حَدَّثَنَا لَيْثٌ، عَنْ عُقَيْلٍ، عَنِ
الزُّهْرِيِّ، عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، عَنِ ابْنِ
عَبَّاسٍ، أَنّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَرِبَ
لَبَنًا، ثُمَّ دَعَا بِمَاءٍ، فَتَمَضْمَضَ، وَقَالَ: إِنَّ لَهُ دَسَمًا
"
Telah
menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa’iid : Telah menceritakan
kepada kami Laits, dari ‘Uqail, dari Az-Zuhriy, dari
‘Ubaidullah bin ‘Abdillah, dari Ibnu ‘Abbaas :
Bahwasannya Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam pernah
minum susu, kemudian meminta air lalu berkumur-kumur. Ibnu
‘Abbaas berkata : “Karena susu itu mengandung lemak” [Shahiih Muslim no. 358].
An-Nawawiy rahimahullah :
فِيهِ
اِسْتِحْبَاب الْمَضْمَضَة مِنْ شُرْب اللَّبَن . قَالَ الْعُلَمَاء :
وَكَذَلِكَ غَيْره مِنْ الْمَأْكُول وَالْمَشْرُوب تُسْتَحَبّ لَهُ
الْمَضْمَضَة ، وَلِئَلَّا تَبْقَى مِنْهُ بَقَايَا يَبْتَلِعهَا فِي حَال
الصَّلَاة ، وَلِتَنْقَطِع لِزَوْجَتِهِ وَدَسَمه ، وَيَتَطَهَّر فَمه
“Dalam
hadits tersebut (yaitu hadits Ibnu ‘Abbaas) terdapat petunjuk
disunnahkan berkumur-kumur setelah minum susu. Para ulama berkata :
‘Begitu pula dengan yang lainnya dari jenis makanan dan minuman,
disunnahkan baginya untuk berkumur-kumur, agar tidak tersisa
makanan/minuman tersebut di mulut ketika shalat, memutuskan kekentalan
dan lemaknya, serta membersihkan mulutnya” [Syarh Shahiih Muslim, 2/72].
Ibnu Hajar rahimahullah berkata :
إِنَّمَا فِيهِ بَيَان الْعِلَّة لِلْمَضْمَضَةِ مِنْ اللَّبَن فَيَدُلّ عَلَى اِسْتِحْبَابهَا مِنْ كُلّ شَيْء دَسِم
“Dan
hadits tersebut terdapat penjelasna sebab dilakukannya berkumur-kumur
karena minum susu, dan juga menunjukkan disunnahkannya berkumur-kumur
karena makan segala sesuatu yang berlemak” [Fathul-Baariy, 1/333].
Namun dalam riwayat lain, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam pernah
langsung shalat tanpa berkumur-kumur terlebih dahulu, sehingga
dijadikan dalil tidak wajibnya berkumur-kumur setelah makan (sebelum
shalat).
حَدَّثَنَا
عَفَّانُ، حَدَّثَنَا وَهَيْبٌ، حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ عُرْوَةَ، عَنْ
وَهْبِ بْنِ كَيْسَانَ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرِو بْنِ عَطَاءٍ، عَنْ
عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ، قَالَ: رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَأْكُلُ عَرْقًا مِنْ شَاةٍ، ثُمَّ صَلَّى
وَلَمْ يُمَضْمِضْ وَلَمْ يَمَسَّ مَاءً "
Telah
menceritakan kepada kami ‘Affaan : Telah menceritakan kepada kami
Wuhaib : Telah menceritakan kepada kami Hisyaam bin ‘Urwah, dari
Wahb bin Kaisaan, dari Muhammad bin ‘Amru bin
‘Athaa’, dari ‘Abdullah bin ‘Abbaas, ia berkata
: “Aku pernah melihat Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam makan urat daging kambing, lalu shalat tanpa berkumur-kumur dan tanpa berwudlu” [Diriwayatkan oleh Ahmad, 1/281; shahih].
حَدَّثَنَا
يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ، عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ، قَالَ: حَدَّثَنِي
الزُّهْرِيُّ، عَنْ فُلَانِ بْنِ عَمْرِو بْنِ أُمَيَّةَ، عَنْ أَبِيهِ،
قَالَ: " رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَكَلَ
لَحْمًا أَوْ عَرْقًا، فَلَمْ يُمَضْمِضْ وَلَمْ يَمَسَّ مَاءً، فَصَلَّى "
Telah
menceritakan kepada kami Yahyaa bin Sa’iid, dari Hisyaam bin
‘Urwah, ia berkata : Telah menceritakan kepadaku Az-Zuhriy, dari
Fulaan bin ‘Amru bin Umayyah, dari ayahnya ia berkata :
“Aku pernah melihat Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam makan
urat atau daging kambing, lalu tidak berkumur-kumur dan tidak pula
menyentuh air (untuk berwudlu) dan kemudian shalat” [Diriwayatkan
oleh Ahmad 4/179; shahih].
Itu saja yang dapat dituliskan, semoga ada manfaatnya.
Wallaahu a’lam.
[abul-jauzaa’ – perumahan ciomas permai, ciapus, ciomas, bogor - 29051434/08042013 – 00:14].
from=http://abul-jauzaa.blogspot.fr/2013/04/anjuran-berkumur-setelah-makan-sebelum.html
from=http://abul-jauzaa.blogspot.fr/2013/04/anjuran-berkumur-setelah-makan-sebelum.html