Dari Abu Musa al-Asy’ari radhiyallāhu
‘anhu, dia berkata, “Nabi Shallallaahu
’alaihi wa Sallampernah mendengar seorang lelaki sedang menyanjung
lelaki lainnya dan melampaui batas dalam memujinya, lalu beliau bersabda,
أَهْلَكْتُمْ أَوْ قَطَعْتُمْ ظَهْرَ الرَّجُلِ
“Kalian telah menghancurkan atau mematahkan punggung orang
tersebut.”[1]
Dari Abu Bakrah radhiyallāhu
‘anhu, bahwasanya seseorang pernah disebut di depan NabiShallallaahu ‘alaihi wa Sallam, lalu seseorang
memuji baik kepadanya, maka Nabi Shallallaahu
‘alaihi wa Sallam bersabda,
وَيَحْكَ قَطَعْتَ عُنُقَ صَاحِبِكَ
“Celaka kamu! Kamu telah memotong leher temanmu.”
Beliau mengucapkannya berulang-ulang kali,
إِنْ كَانَ أَحَدُكُمْ مَادِحًا لَا مُحَالَةَ فَلْيَقُلْ أَحْسِبُ كَذَا وَ
كَذَا إِنْ كَانَ يَرَى أَنَّهُ كَذلِكَ وَ اللهُ حَسِيْبُهُ وَلَا يُزَكِّيْ
عَلَى اللهِ أَحَدًا
“Jika seorang dari kalian mau tidak mau harus memuji, maka
sebaiknya dia berkata, ‘Saya kira begini dan begini.’ Jika terlihat bahwasanya
dia demikian, cukuplah Allah yang menghisabnya, dan tidaklah dia mengakui
seseorang suci di hadapan Allah’.”[2]
Dari Hamman bin Harits, bahwasanya seorang lelaki pernah
memuji Utsman radhiyallāhu ‘anhu,
lalu Miqdad menghampiri dan duduk berlutut di atasnya, padahal dia lelaki yang
berbadan besar, lalu dia menumpahkan kerikil ke mukanya. Maka Utsman pun
berkata kepadanya, “Ada apa denganmu?” Dia menjawab, “Sesungguh-nya
Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam telah
bersabda,
إِذَا رَأَيْتُمْ المَدَّاحِيْنَ فَاحْثَوْا فِيْ وُجُوْهِهِمُ التُّرَابَ
“Jika kalian melihat orang-orang yang suka memuji, maka
tumpahkanlah debu ke mukanya.” [3]
Dari Mu’awiyah radhiyallāhu
‘anhu, Rasulullah Shallallaahu
‘alaihi wa Sallam bersabda,
إِيَّاكُمْ وَالتَّمَادِحَ فَإِنَّهُ الذَّبْحُ
“Jauhilah olehmu saling memuji, karena itu berarti
penyembelihan.”[4]
*****
Catatan Kaki:
[1] HR. Al-Bukhari (8/22), dan Muslim (3001) dalam pembahasan
zuhud dan belas kasihan.
[2] HR. Al-Bukhari (8/22), dan Muslim (3001) dalam pembahasan
zuhud dan belas kasihan, dan juga diriwayatkan oleh yang lainnya.
[3] Diambil dari Shahih Muslim (3002) dalam pembahasan zuhud
dan belas kasih.
[4] HR. Ibnu Majah dan yang lainnya, sebagaimana terdapat
dalam ash-Shahihah hadits no. 1284.
Diketik ulang dari buku “Manajemen Lisan Saat Diam Saat
Bicara” , Judul Asli: Hasha’id al-Alsunkarya
Husain al-Awayisyah
Artikel www.muslimah.or.id