Islam Pedoman Hidup: Memperbaiki Niat dan Menata Hati

Senin, 15 Agustus 2016

Memperbaiki Niat dan Menata Hati

Akhwat berjilbab syar’i bahkan bercadar.. Ikhwan berjenggot dan pakaian diatas mata kaki.. Mengajarkan ilmu.. Membaca Al-Qur’an.. Bersedekah.. Berjihad fi sabilillah….
Apakah mengikuti trend..?!
Ataukah ingin dipuji..?!
Agar tampak lebih keren..?!
Atau.. Atau.. Atau..?!
Sungguh rugi jika kita melakukan semuanya bukan murni karena Allah, karena hanya berbuah sia-sia dan bahkan menuju neraka..!!!
Orang yang ikhlas adalah orang yang beramal karena Allah –subahanahu wa ta’ala semata dan mengharapkan kebahagiaan abadi di kampung akhirat, hatinya bersih dari niat-niat lain yang mengotorinya.
Ikhlas adalah amalan yang berat karena hawa nafsu tidak mendapatkan bagian sedikitpun, namun kita harus selalu melatih diri kita sehingga menjadi mudah dan terbiasa untuk ikhlas.
Rasulullah –Sallallahu ‘Alaihi Wa ‘Ala Alihi Wasallam bersabda: “Allah tidak akan menerima amalan kecuali yang ikhlas dan hanya mengharapkan wajahNya.”
(HR. An-Nasa’i dengan sanad hasan).
Ikhlas…Oh… Ikhlas…
Inti ikhlas adalah beramal hanya untuk Allah semata…Seratus persen untuk Allah, LILLAAH, bukan sembilan puluh sembilan koma sembilan persen…Benar-benar seratus persen untuk Allah, murni untuk Allah dan karena Allah tanpa ada yang lain…Tidak terkontaminasi oleh niat-niat lain walau hanya nol koma satu persen atau kurang dari itu…Oh betapa sulitnya..
Kita tidak akan pernah tahu kadar keikhlasan diri kita sendiri, apalagi menilai kadar keikhlasan orang lain..?!
Orang yang telah mengeluarkan harta, tenaga, pikiran, waktu dan lainnya akan menjadi sia-sia kalau tidak murni keikhlasannya, bahkan ia akan mendapatkan hukuman dan penyesalan..
Orang yang paling rugi adalah orang yang menyangka telah berbuat kebaikan yang sangat banyak namun ternyata semuanya adalah sia-sia di hadapan Allah, tidak berarti dan bahkan ternyata ia mendapat hukuman daripadanya..
Allah Ta’ala berfirman:
“Dan kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan.”
(QS. Al-Furqaan: 23)
Wajib atas kita semua mempelajari “Ilmu Ikhlas” dan berusaha merealisasikannya dengan sebenar-benarnya sehingga amal kita diterima Allah dan tidak sia-sia, aamiin..
Berikut ini link kajian “Ilmu Ikhlas” dalam 15 kali pertemuan, semoga bermanfaat, aamiin.
Akhukum Fillah
@AbdullahHadrami