Islam Pedoman Hidup: Meluruskan Fitnah Terhadap Buya Hamka

Jumat, 16 September 2016

Meluruskan Fitnah Terhadap Buya Hamka


Di media sosial disebarkan lagi berita yang membingungkan yaitu berita yang sama di tahun 2015 oleh kelompok yang men-share tentang *Buya Hamka*,  dikatakannya sebagai berikut:
👇🏿👇🏿👇🏿
___________________
_Sewaktu baru kepulangannya dari Timur Tengah, Prof. DR. Hamka, seorang pembesar Muhammadiyyah, menyatakan bahwa Maulidan haram dan bid’ah tidak ada petunjuk dari Nabi Saw., orang berdiri membaca shalawat saat Asyraqalan (Mahallul Qiyam) adalah bid’ah dan itu berlebih-lebihan tidak ada petunjuk dari Nabi Saw._
_Tetapi ketika Buya Hamka sudah tua, beliau berkenan menghadiri acara Maulid Nabi Saw saat ada yang mengundangnya. Orang-orang sedang asyik membaca Maulid al-Barzanji dan bershalawat saat Mahallul Qiyam, Buya Hamka pun turut serta asyik dan khusyuk mengikutinya._
_Lantas para muridnya bertanya: “Buya Hamka, dulu sewaktu Anda masih muda begitu keras menentang acara-acara seperti itu namun setelah tua kok berubah?”_
_Dijawab oleh Buya Hamka: *Iya, dulu sewaktu saya muda kitabnya baru satu. Namun setelah saya mempelajari banyak kitab, saya sadar ternyata ilmu Islam itu sangat luas.”*_
_Di riwayat yang lain menceritakan bahwa, dulu sewaktu mudanya Buya Hamka dengan tegas menyatakan bahwa Qunut dalam shalat Shubuh termasuk bid’ah! Tidak ada tuntunannya dari Rasulullah Saw. Sehingga Buya Hamka tidak pernah melakukan Qunut dalam shalat Shubuhnya._
_Namun setelah Buya Hamka menginjak usia tua, beliau tiba-tiba membaca doa Qunut dalam shalat Shubuhnya. Selesai shalat, jamaahnya pun bertanya heran: “Buya Hamka, sebelum ini tak pernah terlihat satu kalipun Anda mengamalkan Qunut dalam shalat Shubuh. Namun mengapa sekarang justru Anda mengamalkannya?”_
_Dijawab oleh Buya Hamka: _*Iya. Dulu saya baru baca satu kitab. Namun sekarang saya sudah baca seribu kitab.”*_
_Gus Anam (KH. Zuhrul Anam) mendengar dari gurunya, Prof. DR. As-Sayyid Al-Habib Muhammad bin Alwi al- Maliki Al-Hasani, dari gurunya Al-Imam Asy-Syaikh Said Al-Yamani yang mengatakan: “Idzaa zaada nadzrurrajuli waktasa’a fikruhuu qalla inkaaruhuu ‘alannaasi.” (Jikalau seseorang bertambah ilmunya dan luas cakrawala pemikiran serta sudut pandangnya, maka ia akan sedikit menyalahkan orang lain)._
_____________________

👆👆👆 *ITULAH INFORMASI YANG TERSEBAR !!!*

Benarkah berita itu? Ternyata banyak yang membantah, intinya kurang lebih berikut:
Hasil penelusuran tidak ada literatur dan data yang diberikan untuk menguatkan klaim mereka selama ini yang dishare hanya foto  yang disebutkan ketika Buya Hamka memberi salam kepada abah anom, lalu apa dengan foto itu saja bisa diterjemahkan buya hamka telah dibaiat? tentu ini sebuah klaim asal-asalan saja dan tak berdasar …

Kemudian soal klaim bahwa di usia tuanya Buya Hamka akhirnya membolehkan upacara tahlilan? Lagi– lagi tidak ada data yang valid diberikan dan 100 persen hanya klaim saja. Justru kami mendapat kesaksian dari santri-santri Al Azhar salah satunya Ustadz Harun Abdi bahwa selama belajar dengan Buya Hamka sampai wafatnya Buya Hamka tidak pernah menganjurkan untuk melakukan upacara tahlilan……

Silahkan cek di

Atau di:

🌿 *KOMENTAR SAYA*

1). _*Jika kamu berbeda pendapat* tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari akhir._ (QS. an-Nisa: 59). Jadi masalah membaca maulid al Barzanji, Qunut, dsb kembalikanlah kepada Al Qur'an dan Sunnah serta Ijma.
2). Perkataan ulama itu bukan dalil, tapi *perkataan ulama itu BUTUH KEPADA DALIL*
3). Bila ada yang meminta keterangan tentang permasalahan agama, apakah cukup dengan jawaban _*Ikutilah saya! karena saya telah membaca seribu/sejuta kitab!*_? Apakah itu merupakan Dalil? Subhanallaah… Mana Dalilnya baik Al Qur’an, Sunnah maupun Ijma?
4). Statemen _*“telah membaca seribu kitab”*_, Itu tidak bisa menjawab permasalahan, malah maaf.. itu taktik berkelit dan menyombongkan diri.
_*KESIMPULAN* : Ini *tidak mungkin* merupakan statemen Buya Hamka._

🌿 Mohon maaf kalau kesimpulan saya ini keliru, karena saya  awam dalam urusan agama, tinggalkan pendapat saya ini bila menyelisihi syari'at.
Imam Malik berkata:
إنما أنا بشر أخطئ وأصيب، فانظروا في رأيي؛ فكل ما وافق الكتاب والسنة؛ فخذوه، وكل ما لم يوافق الكتاب والسنة؛ فاتركوه

_Saya ini hanya seorang manusia, kadang salah dan kadang benar. *Cermatilah pendapatku*, tiap yang sesuai dengan Qur’an dan Sunnah, ambillah. Dan tiap yang tidak sesuai dengan Qur’an dan Sunnah, tinggalkanlah.._ (Diriwayatkan Ibnu ‘Abdil Barr dalam Al Jami 2/32, Ibnu Hazm dalam Ushul Al Ahkam 6/149. Dinukil dari Ashl Sifah Shalatin Nabi, 27)