Beberapa
teman menanyakan tentang kebenaran berita di atas, apakah benar
demikian, ataukah itu isu dari berita yang telah dipelintir.
Beberapa kali saya jawab, bahwa itu hanyalah berita yang dipelintir oleh media saja.. itu hanya berita hoax, alias isu dan kabar burung.
Dan
Alhamdulillah ulama yang dijadikan sandaran sumber isu tersebut
akhirnya memberikan klarifikasi tentang berita tersebut, beliau adalah
Syeikh Abdullah Al-Muthlaq -hafizhahullah-.
Berikut ini berita yg memuat klarifikasi beliau, dan dibuat oleh halaman berita “Sabaq”.
“Syeikh
Abdullah Al-Muthlaq, seorang penasehat dewan kerajaan dan anggota kibar
ulama, telah mengeluarkan klarifikasi mengenai pendapatnya tentang
perayaan Maulid Nabi, untuk membantah isu ysng beredar, yang mengatakan
bahwa:
‘Saudi
akhirnya mengakui (perayaan) Maulid Nabi, dari seorang anggota dalam
dewan kerajaannya, dan dia menganggap itu termasuk amal saleh.’
… … …
Syeikh
Abdullah Al-Muthlaq mengatakan dalam klarifikasinya: bahwa telah
disandarkan kepadaku akhir-akhir ini bahwa aku membolehkan perayaan
maulid (kelahiran) Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wasallam-, makhluk
paling mulia, dan kekasihku. Dan bahwa aku memasukkannya dalam
ibadah-ibadah yang bisa mendekatkan kaum muslimin kepada Allah ta’ala.
Ini
adalah kedustaan yang disandarkan kepadaku dan tindakan membohongi kaum
muslimin secara umum yang mereka berprasangka baik kepada para ulamanya.
Seandainya
orang-orang yang berdusta melalui judul berita yang mereka susun
sendiri, membaca perkataanku yang dia sebutkan di bawah judulnya, tentu
mereka akan tahu bahwa aku tidak membolehkan perayaan maulid
(kelahiran) orang terkasih dan terpilih (Muhammad) shallallahu ‘alaihi
wasallam-.
Sungguh
orang yang paling besar dalam kecintaannya kepada Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam adalah Ali bin Abi Thalib, Dua putranya; Hasan dan
Husein, dan para Khulafa’ Rosyidin yang lainnya seperti Abu Bakar,
Umar, Utsman, dan Umar bin Abdul Aziz -radhiallahu anhum- dan juga
selain mereka; tidak ada satu pun yang melakukan maulid tersebut,
mereka juga tidak mengajak manusia untuk melakukannya. Hal itu juga
tidak pernah dilakukan oleh Nabi shallallahu alaihi wasallam, dan
beliau tidak juga mengajak kepadanya.
Para
penyair dari kalangan sahabat -radhiallahu anhum- yang mencintai Nabi
-shallallahu alahi wasallam- dengan kecintaan yang agung, seperti:
Hassan bin Tsabit, Ka’ab bin Malik, Ka’ab bin Zuhair, dan selainnya,
mereka tidak pernah memuji Nabi -shallallahu alaihi wasallam- dengan
pujian yang diberikan oleh para penyair maulid, seperti Al-Bushairi dan
yang lainnya, sungguh mereka telah melampui batas dalam memuji beliau,
hingga mereka jatuh dalam kesyirikan yang tidak diridhai oleh beliau
-shallallahu ‘alaihi wasallam-, tidak akan beliau terima, bahkan beliau
telah memperingatkan dan melarang umat beliau darinya.”
_________
Musyaffa’ Ad Dariny, حفظه الله تعالى