Jika kekeliruan akidah
menimpa kaum awam yang tidak punya pengikut, maka bahayanya relatif kecil hanya
kepada dirinya sendiri. Tapi kesesatan akidah akan menjadi musibah besar bila
menimpa tokoh dan pemimpin ormas Islam yang memiliki puluhan juta pengikut.
Adalah Bambang
Noorsena, pendiri Institute for Syriac Christian Studies (ISCS), komunitas
Kristen Ortodoks Syria (KOS) di Indonesia. Untuk sosialisasi KOS di Indonesia,
Bambang Noorsena menulis buku “Menuju Dialog Teologis Kristen–Islam”yang diterbitkan oleh Penerbit Kristen Yayasan
Andi Yogyakarta.
Buku setebal 172
halaman ini berisi kumpulan makalah, artikel, berbagai karya lepas, liputan,
wawancara dan komentar media massa seputar Kristen Ortodoks Syria. Intinya,
berusaha menjelaskan kekristenan dan keilahian (ketuhanan) Yesus versi KOS yang
diyakini sebagai upaya menembus kebuntuan dialog teologis Kristen dan Islam.
Ciri khas KOS yang
berbeda dengan aliran Kristen lainnya adalah identitas kearaban ala Timur
Tengah. Istilah-istilah teologi banyak menggunakan bahasa Arab, bukan istilah
barat ataupun Yunani. Misalnya, memakai kata “Sayyidina Isa Almasih” untuk
menyebut Yesus Kristus, memakai jilbab bagi jemaat wanita ketika beribadat, dan
pemakaian Bibel berbahasa Arab. “Kitab kami Injil berbahasa Arab. Karena itu
kami juga bisa membaca Al-Qur’an,” jelas Bambang yang juga Dosen Fakultas Hukum
Universitas Kristen Cipta Wacana (UKCW) Malang itu pada halaman 143.
Untuk menambah pamor,
ulasan KOS dalam buku ini ditutup dengan dua bagian, yaitu Wacana Mitra Islam
dan lampiran Qanun Al-Iman Al-Muqaddas.
Dalam Wacana Mitra
Islam (hlm. 163-166), Prof Dr KH Said Aqiel Siradj MA menulis artikel
tanggapan sebagai umpan balik terhadap gagasan dan teologi Kristen Ortodoks
Syria. Sedangkan pada halaman lampiran (hlm 167-169), disertakan kutipan “Qanun
Al-Iman Al-Muqaddas” yang berisi 12 pernyataan iman KOS. Pernyataan iman ini
sama dengan doktrin keyakinan Kristen lainnya yang menyebutnya sebagai “12
Pengakuan Iman Rasuli” atau “Sahadat Iman Rasuli,” yang dialihbahasakan dari Pengakuan
Iman Nicea Konstantinopel (Credo Niceano-Constantinopolitanum).
Meski secara lahiriyah
identitas KOS kental dengan nuansa Arab, namun teologinya tidak berbeda dengan
aliran Kristen lainnya. Mereka sama-sama meyakini ketuhanan Yesus, penyaliban
Yesus, penebusan dosa dan ketuhanan trinitas.
Arabisasi istilah
tidak bisa merubah kekafiran suatu keyakinan. Meskipun memakai bahasa Arab,
doktrin KOS dalam “Qanun Al-Iman Al-Muqaddas” tetap kafir dalam pandangan Islam
jika mempersekutukan Allah. Salah satu doktrin menonjol dalam Qanun KOS ini
menyebutkan bahwa Yesus adalah satu-satunya tuhan (rabb): “nukmin
birabbin wahid Isa Almasih ibnullahi al-masih” (kami beriman kepada satu-satunya tuhan yaitu Isa Al-Masih, Putra
Allah Yang Tunggal). Juga disebutkan bahwa Maryam adalah ibunya Tuhan: “Wa
min maryam al-adzraa al-bathuul waalidatul ilah” (dan dari perawan Maryam yang suci, ibunya Tuhan).
….meski KOS meyakini
ketuhanan Yesus dan keberadaan Bunda Tuhan, namun KH Said Aqiel Sirajd berani
menjamin bahwa akidah Islam dengan akidah Kristen memiliki persamaan
substansial dan tak ada perbedaan…
Anehnya, meski secara
terang-terangan KOS meyakini ketuhanan Yesus dan keberadaan Bunda Tuhan, namun
KH Said Aqiel Sirajd berani menjamin bahwa akidah Islam dengan akidah Kristen
memiliki persamaan yang sangat substansial dan tak ada perbedaan berarti. Pada
Bab 16 (Wacana Mitra), kiyai jebolan Universitas Ummul Qura Mekkah ini menulis
artikel berjudul “Laa Ilaaha Illallah Juga,” demikian kutipannya:
“Tauhid merupakan misi
utama yang diemban para nabi dan rasul di muka bumi. Meskipun mereka berbeda
kurun waktu, umat ataupun corak peribadatan (syariah), tetapi memiliki ajaran
yang konstran di bidang Tauhid (keimanan). Semua rasul dan nabi pasti berseru
kepada kaumnya untuk menuhankan Allah yang Mahaesa serta menegasikan sesembahan
(ilah) selain-Nya. Mereka memberantas semua upaya yang ditujukan untuk membuat
“tuhan tandingan” (musyrik) atau mengingkari eksistensi Tuhan (kafir).…
Secara umum tauhid
terbagi dalam tiga kategori: tauhid al-rububiyyah, tauhid al-uluhiyyah dan
tauhid asma’ dan sifat-sifat Tuhan. Jika seseorang telah mengakui bahwa Allah
itu Tuhan semua makhluk, pemilik alam semesta, pencipta alam seisinya, Maha
menghidupkan dan mematikan serta memberi rezeki kepada semua makhluk, maka
orang tersebut telah meneguhkan dirinya dalam tauhid al-rububiyyah. Apabila
seseorang hamba berupaya menyembah Allah secara tulus dan murni disertai
perasaan cinta (mahabbah), takut (khauf), harapan (raja’), pasrah (tawakkal)
kepada-Nya, maka ia memasuki wilayah tauhid al-uluhiyyah. Sedangkan tauhid
shifat dan asma’ dimaksudkan sebagai keyakinan bahwa Allah itu memiliki
sejumlah asma dan sifat yang tiada tahrif (perubahan), ta’thil (pengosongan),
takyif (kondisional) ataupun tamsil (personifikasi).
“Dari ketiga macam
tauhid di atas, tauhid Kanisah Ortodoks Syria tidak memiliki perbedaan yang
berarti dengan Islam. Secara al-rububiyah, Kristen Ortodoks Syria jelas
mengakui bahwa Allah adalah Tuhan sekalian alam yang wajib disembah. Secara
al-uluhiyah ia juga telah mengikrarkan Laa ilaaha illallah: “Tiada tuhan (ilah)
selain Allah,” sebagai ungkapan ketauhidannya. Sementara dari sisi tauhid sifat
dan asma Allah secara substansial tidak jauh berbeda, hanya ada perbedaan
sedikit tentang sifat dan asma Allah tersebut…. Walhasil, keyakinan
Kristen Ortodoks Syria dengan Islam (Sunni), walaupun berbeda dalam hal
peribadatan (syari’ah), pada hakikatnya memiliki persamaan yang sangat
substansial dalam bidang tauhid” (hal. 163-166).
Pendapat KH Said Aqiel
Sirajd ini tidak jelas juntrungnya. Teologi cap apa yang ditelannya, sehingga
kiyai yang sekarang menjabat Ketua Umum PBNU itu berani menyamakan akidah Islam
dengan trinitas kristiani?
Menurut Kristen
Ortodoks Syria (KOS), Yesus adalah satu-satunya Tuhan (Rabb), sedangkan Allah
SWT dalam Al-Qur’an Al-Ma’idah 72 mengafirkan doktrin ketuhanan Yesus, dan
mengharamkan surga bagi orang yang meyakini Yesus sebagai Tuhan.
KOS mengimani Yesus
sebagai Anak Allah (ibnullah al-wahiid), sedangkan Al-Qur’an menolak doktrin yang meyakini Yesus sebagai putra
Allah (Qs. Al-Ikhlash 1-4).
Lalu menurut doktrin
KOS, Maryam adalah ibunda Tuhan (walidatul ilah), sedangkan Islam menyangkal keyakinan bahwa
Tuhan punya ibu dan bapak (Qs. Al-Ikhlash 3).
….akidah Islam tidak
sama dengan trinitas kristiani, bahkan bertolak belakang secara substansial.
Siapapun yang menyamakan akidah Islam dengan trinitas kristiani, harus segera
bertaubat…
Dengan demikian,
jelaslah bahwa akidah Islam tidak sama dengan trinitas kristiani, bahkan
bertolak belakang secara substansial. Siapapun yang berani menyamakan akidah
Islam dengan trinitas kristiani, harus segera bertaubat. Karena salah satu
perkara yang bisa menggugurkan keislaman adalah tidak mau mengafirkan agama kafir; man
lam yukaffir kaafiran fahuwa kaafir!
Jika Anak SD Bisa
Bedakan Tauhid dan Syirik, Mengapa Profesor Doktor Tergelincir?
Secara kasat mata,
perbedaan akidah Islam dengan trinitas Kristen Ortodoks sangat tajam. Pada
halaman 167-169 dikutip lampiran Qanun Al-Iman Al-Muqaddas (syahadat Kristen
Ortodoks), antara lain sebagai berikut:
“Qaanuun al-iimaan
al-muqaddas: Bil-haqiiqati nu’minu bi-ilaahin wahid, Allahu al-Aab,
dhaabithul-kulli, khaaliqus-samaawati wal-ardhi wa kulli maa yaraa wamaa laa
yaraa.
Nu’min birobbin
waahidin ‘Iisaa al-Masiih ibnullaahil-waahidi, al-mauluudu minal-aabi qabla
kullid-duhuur, nuurun min nuurin, ilaahun haqq min ilaahin haqq, mauluudun
ghoiru makhluuqin, waahidun ma’al-aabi fid-dzaati, alladzii bihi kaana kullu
syai`in, haadzaal-ladzii min ajlina nahnul-basyar, wamin ajli kholaashinaa,
nazala minas-samaa’… wa min maryam al-adzraa al-bathuul waalidatul ilah…”
Terjemah Indonesia:
Dan kami beriman kepada satu-satunya Ilah (sembahan) yaitu Allah, Bapa Yang
Mahakuasa, Khalik langit dan bumi, segala sesuatu yang kelihatan dan yang tidak
kelihatan.
Dari Syahadat Kristen
Ortodoks itu, dapat diketahui bahwa secara rububiyah, uluhiyah dan asma
wa shifat, keyakinan Kristen Ortodoks
bertentangan dengan akidah Islam.
….Siapapun yang
menyamakan akidah Islam dengan trinitas kristiani harus segera bertaubat.
Karena salah satu perkara yang bisa menggugurkan keislaman adalah tidak mau
mengafirkan agama kafir…
Secara Rububiyah, doktrin KOS yang meyakini Yesus sebagai satu-satunya Tuhan (Rabb)
adalah akidah batil. Karena menurut Al-Qur’an, hanya Allah saja Tuhan (Rabb)
yang Maha memiliki, menciptakan, memberi rizki, menghidupkan, mematikan,
memberi manfaat, mendatangkan bahaya, pemilik segala urusan dan kebaikan.
“Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam” (Qs. Al-Fatihah 2, Al-Baqarah 21-22,
Az-Zumar 62, Hud 6, Al-Ma’idah 120, Al-Mu’minun 86-89).
Secara Uluhiyah, meyakini kematian Yesus di tiang salib sebagai penebus dosa jelas
sebuah kebatilan yang bertolak belakang dengan akidah Islam yang menekankan
hanya Allah saja yang berhak disembah dan tidak ada sekutu bagi-Nya.
“Dan Ilah kamu adalah Ilah Yang Maha Esa; Tidak ada Ilah
melainkan Dia, Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang” (Qs. Al-Baqarah 163).
“Hanya kepada
Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan” (Qs.
Al-Fatihah 5).
Menurut Tauhid Asma wa Sifat, doktrin KOS yang meyakini adanya Anak Tuhan (ibnullah) dan Bunda Tuhan (walidatul ilah) juga sebuah kekafiran tersendiri yang
bertentangan dengan Al-Qur’an (Qs. Al-Ikhlash 1-4, Qs. Asy-Syura 11, dll).
Sebenarnya, dengan
kemajuan kurikulum pendidikan Islam, saat ini anak SD sudah sangat memahami
tauhid, sehingga mereka tidak akan menyamakan akidah Islam dengan doktrin
trinitas Kristen. Perhatikan pelajaran mereka:
“Orang bertauhid
meyakini hanya Allah Yang Maha Satu, yang menghidupkan, mematikan dan mengatur
seluruh alam semesta. Orang bertauhid beribadah kepada hanya Allah Ta’ala dan
melaksanakan seluruh perintah Allah. Lawan dari tauhid adalah syirik, artinya
menyekutukan Allah. Orang yang berbuat syirik disebut musyrik. Orang musyrik
tidak akan masuk surga dan kekal di dalam neraka selama-lamanya. Orang musyrik
menyembah selain Allah, mereka berdoa dan beribadah kepada makhluk”(Aqidah
Akhlak untuk Sekolah Dasar Kelas 2, Tim Penulis FKLPI, hlm. 8-9).
Jika anak SD sudah
bisa memahami makna tauhid dengan benar, mengapa profesor doktor bisa
tergelincir? Aneh bin ajaib!! [voa-islamcom/suara islam]
By: A. Ahmad Hizbullah
MAG
from=https://bantahansalafytobat.wordpress.com/2011/10/11/koreksi-aqidah-kh-said-aqil-sirajd-jangan-samakan-tauhid-islam-dengan-trinitas-kristen/