Artikel berikut adalah tulisan berseri dengan judul “Prediksi Kiamat 21-12-2012, Benarkah?“. Artikel tersebut kami bagi menjadi dua seri. Harap sabar menanti. Semoga bermanfaat.
Keimanan terhadap hari kiamat adalah di antara pokok ajaran Islam
bahkan termasuk dari rukun Iman. Keimanan seseorang barulah sempurna
jika dia meyakini adanya hari kiamat.
Kiamat Pasti Terjadi
Allah Ta’ala berfirman,
لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ
تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَكِنَّ
الْبِرَّ مَنْ آَمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ وَالْمَلَائِكَةِ
وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ
“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu
kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada
Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi.” (QS. Al Baqarah: 177)
Al Qur’an juga telah menjelaskan bahwa hari kiamat benar-benar akan terjadi. Allah Ta’ala berfirman,
يُدَبِّرُ الْأَمْرَ يُفَصِّلُ الْآَيَاتِ لَعَلَّكُمْ بِلِقَاءِ رَبِّكُمْ تُوقِنُونَ
“Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan Rabbmu.” (QS. Ar Ra’du: 2)
Kadang pula kepastian datangnya kiamat menggunakan ayat-ayat semacam,
إِنَّ السَّاعَةَ آتِيَةٌ
“Sesungguhnya hari kiamat itu akan datang.” (QS. Thahaa: 15)
وَإِنَّ السَّاعَةَ لآتِيَةٌ فَاصْفَحِ الصَّفْحَ الْجَمِيلَ
“Dan sesungguhnya saat (kiamat) itu pasti akan datang, maka maafkanlah (mereka) dengan cara yang baik.” (QS. Al Hijr: 85)
فَإِنَّ أَجَلَ اللَّهِ لآتٍ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
“Maka sesungguhnya waktu (yang dijanjikan) Allah itu, pasti datang. Dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al ‘Ankabut: 5)
إِنَّ السَّاعَةَ لآتِيَةٌ لا رَيْبَ فِيهَا وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لا يُؤْمِنُونَ
“Sesungguhnya hari kiamat pasti akan datang, tidak ada keraguan tentangnya, akan tetapi kebanyakan manusia tiada beriman.” (QS. Ghafir: 59)
Hancurnya Dunia Semakin Dekat
Allah Ta’ala telah menyebutkan dalam Al Qur’an Al Karim
bahwa kiamat sudahlah dekat dan di antara tanda kiamat pun sudah muncul.
Di antaranya adalah terbelahnya bulan di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Allah Ta’ala berfirman,
اقْتَرَبَتِ السَّاعَةُ وَانْشَقَّ الْقَمَرُ
“Telah dekat (datangnya) kiamat dan telah terbelah bulan.” (QS. Al Qamar: 1)
Terdapat hadits yang juga menyebutkan hal ini, sebagaimana yang disebutkan dalam shohih Bukhari.
Dari Ibnu Mas’ud, beliau berkata,
انْشَقَّ
الْقَمَرُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم –
فِرْقَتَيْنِ ، فِرْقَةً فَوْقَ الْجَبَلِ وَفِرْقَةً دُونَهُ فَقَالَ
رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – « اشْهَدُوا »
“Bulan terbelah menjadi dua bagian pada zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Satu belahan terdapat di atas gunung dan belahan lainnya berada di bawah gunung. Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ’Saksikanlah’.” [1]
Berita ini juga dikeluarkan oleh At Tirmidzi dari sahabat Anas, beliau berkata,
سَأَلَ أَهْلُ
مَكَّةَ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- آيَةً فَانْشَقَّ الْقَمَرُ
بِمَكَّةَ مَرَّتَيْنِ فَنَزَلَتِ (اقْتَرَبَتِ السَّاعَةُ وَانْشَقَّ
الْقَمَرُ) إِلَى قَوْلِهِ (سِحْرٌ مُسْتَمِرٌّ)
“Penduduk Makkah meminta kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam suatu bukti. Akhirnya bulan terbelah di Makkah menjadi dua bagian, lalu turunlah ayat : ‘Telah
dekat datangnya hari kiamat dan telah terbelah bulan. Dan jika mereka
(orang-orang musyrikin) melihat suatu tanda (mu’jizat), mereka berpaling
dan berkata: “(Ini adalah) sihir yang terus menerus”.[2]’[3] ”
Hadits terbelahnya bulan telah diriwayatkan oleh sekelompok sahabat
di antaranya: Abdullah bin ‘Umar, Hudzaifah, Jubair bin Muth’im, Ibnu
‘Abbas, Anas bin Malik, dan juga diriwayatkan oleh seluruh ahli tafsir.
Namun, sebagian orang merasa ragu tentang hal ini dan menyatakan bahwa
terbelahnya bulan itu terjadi pada hari kiamat nanti sebagaimana hal ini
diriwayatkan oleh ‘Utsman bin ‘Atho’ dari ayahnya, dll. Namun,
perkataan semacam ini adalah perkataan yang syadz (yang
menyelisihi pendapat yang lebih kuat) dan pendapat ini tidak bisa
menggantikan kesepakatan yang telah ada. Alasannya adalah kata
‘terbelah’ (pada ayat di atas) adalah kata kerja bentuk lampau (dan
berarti sudah terjadi). Sedangkan menyatakan bahwa kata kerja lampau ini
berarti akan datang membutuhkan dalil, namun hal ini tidak diperoleh.
–Inilah perkataan Ibnul Jauzi dalam Zaadul Masiir-.[4]
Begitu pula diutusnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah
di antara tanda semakin dekatnya kiamat. Karena dalam sebuah hadits
beliau sendiri mengatakan bahwa jarak antara pengutusan beliau dan
datangnya kiamat adalah bagaikan dua jari yaitu jari tengah dan
telunjuk.[5]
Ibnu ‘Abbas mengatakan, “Diutusnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah di antara tanda-tanda kiamat. Tatkala Jibril ‘alaihis salam melewati penduduk langit untuk diutus kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, penduduk langit pun mengatakan, “Allahu Akbar, sebentar lagi akan kiamat.”.”[6]
Begitu pula ada tanda-tanda yang akan terus menerus muncul dan bukan
hanya sekali. Semacam ada orang-orang yang mengaku sebagai Nabi.
Sebagaimana hal ini sudah muncul di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
yaitu Musailamah Al Kadz-dzab yang mengaku sebagai Nabi. Begitu pula
ajaran Ahmadiyah dari India, ajaran seorang wanita yang bernama Lia
Aminudin yang mengaku sebagai penyampai wahyu yang diberikan kepada
anaknya yang diangkat sebagai Nabi dan akhir-akhir ini muncul pula
aliran yang bernama Al Qiyadah Al Islamiyah yang juga mempunyai rasul yang baru muncul tahun 2000.
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ
حَتَّى يُبْعَثَ دَجَّالُونَ كَذَّابُونَ قَرِيبٌ مِنْ ثَلاَثِينَ
كُلُّهُمْ يَزْعُمُ أَنَّهُ رَسُولُ اللَّهِ
“Kiamat tidak akan terjadi sampai muncul dajjal-dajjal pendusta
yang berjumlah sekitar 30 orang. Semuanya mengklaim bahwa dirinya adalah
Rasulullah.”[7]
Begitu pula banyaknya wanita yang berpakaian namun hakekatnya
telanjang karena pakaiannya yang tipis dan ketat, itu juga merupakan
tanda semakin dekatnya kiamat. Inilah tanda dekatnya kiamat yang banyak
muncul di zaman kita ini.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
صِنْفَانِ
مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ
الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ
مُمِيلاَتٌ مَائِلاَتٌ رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ
لاَ يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلاَ يَجِدْنَ رِيحَهَا وَإِنَّ رِيحَهَا
لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا
“Ada dua golongan dari penduduk neraka yang
belum pernah aku lihat: [1] Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor
sapi untuk memukul manusia dan [2] para wanita yang berpakaian tapi telanjang,
berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring.
Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya,
walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian.”[8]
Begitu pula halnya dengan merebaknya perzinaan dan pornografi yang
nampak saat ini, itu juga merupakan tanda semakin dekat hancurnya dunia.
Dari Anas bin Malik, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مِنْ أَشْرَاطِ
السَّاعَةِ أَنْ يَقِلَّ الْعِلْمُ ، وَيَظْهَرَ الْجَهْلُ ، وَيَظْهَرَ
الزِّنَا ، وَتَكْثُرَ النِّسَاءُ وَيَقِلَّ الرِّجَالُ ، حَتَّى يَكُونَ
لِخَمْسِينَ امْرَأَةً الْقَيِّمُ الْوَاحِدُ
“Di antara tanda-tanda hari kiamat adalah: sedikitnya ilmu dan
tersebarnya kebodohan, merebaknya perzinaan, wanita akan semakin banyak
dan pria akan semakin sedikit, sampai-sampai salah seorang pria bisa
mengurus (menikahi) 50 wanita (karena kejahilan orang itu terhadap ilmu
agama).”[9]
Kenapa Kiamat Belum Juga Terjadi?
Mungkin ada yang menanyakan, “Bagaimana bisa dikatakan bahwa kiamat
itu dekat sedangkan sudah seribu tahun lebih sejak Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus,
kiamat pun belum terjadi?” Ingatlah bahwa dikatakan dekat berdasarkan
ilmu dan ketentuan Allah, walaupun manusia menganggapnya amatlah jauh.
إِنَّهُمْ يَرَوْنَهُ بَعِيدًا, وَنَرَاهُ قَرِيبًا
“Sesungguhnya mereka memandang siksaan itu jauh (mustahil). Sedangkan kami memandangnya dekat (pasti terjadi).” (QS. Al Ma’arij: 6-7)
Kiamat bisa dikatakan dekat karena dilihat dari lamanya kehidupan
sebelum umat Muhammad itu ada. Kita ambil contoh, misalnya kita anggap
umur dunia ini ada adalah 50 tahun lamanya. Dan dari lima puluh tahun
tersebut, dunia ini sudah berjalan selama 45 tahun. Berarti tersisa lima
tahun. Lima tahun ini jika kita bandingkan dengan waktu-waktu
sebelumnya (yang 45 tahun tadi) adalah waktu yang amat sedikit.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun menjelaskan demikian. Beliau bersabda,
إِنَّمَا أَجَلُكُمْ فِى أَجَلِ مَنْ خَلاَ مِنَ الأُمَمِ مَا بَيْنَ صَلاَةِ الْعَصْرِ إِلَى مَغْرِبِ الشَّمْسِ
“Sesungguhnya ajal kalian –umat Islam- (dengan datangnya hari
kiamat, pen) jika dibandingkan dengan waktu yang ditempuh oleh umat-umat
sebelum kalian adalah bagaikan jarak antara shalat ‘Ashar dan waktu maghrib -saat tenggelamnya matahari-.”[10]
Umat Islam dalam hadits ini dimisalkan muncul pada waktu ‘Ashar.
Sedangkan masa umat-umat sebelum Islam –mulai dari Nabi Adam, nabi
pertama- hingga diutusnya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah
rentan waktu antara waktu Shubuh dan ‘Ashar. Adapun rentan waktu umat
Muhammad ada hingga datangnya hari kiamat adalah rentan waktu antara
‘Ashar dan Maghrib. Jadi, jika rentan waktu munculnya awal kehidupan di
dunia ini hingga datangnya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dibandingan
dengan masa hidup umat Islam hingga hari kiamat, itu adalah
perbandingan yang amat jauh. Sehingga masa umat Islam itu ada hingga
hari kiamat datang amatlah dekat.
Dalam hadits lainnya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengisyaratkan jarak waktu umat ini dengan hari kiamat dengan sabda beliau,
بُعِثْتُ أَنَا وَالسَّاعَةَ كَهَاتَيْنِ
“Jarak antara aku diutus dengan datangnya hari kiamat adalah bagaikan dua jari ini.” Beliau pun berisyarat dengan jari tengah dan jari telunjuknya.[11]
Gambarannya, jari tengah itu adalah umur kehidupan di dunia ini hingga
hari kiamat. Sedangkan jari telunjuk adalah lamanya waktu mulai dunia
ini ada hingga pengutusan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Adapun jarak pengutusan Nabi kita dengan hari kiamat adalah selisih
antara jari tengah dan jari telunjuk. Bandingkanlah umur dunia ini
hingga Nabi kita diutus dengan masa setelah Nabi diutus hingga hari
kiamat! Jika kita bandingkan, waktu terjadinya kiamat itu sangatlah
dekat dengan umat Muhammad.
Manusia mungkin merasakan kiamat itu masih sangat lama. Namun itulah
pemikiran dan pandangan manusia yang dangkal. Rabb kita dan Rasul-Nya
menganggap bahwa kiamat itu begitu dekat.
أَتَى أَمْرُ اللَّهِ فَلا تَسْتَعْجِلُوهُ
“Telah pasti datangnya ketetapan Allah maka janganlah kamu meminta agar disegerakan (datang) nya.” (QS. An Nahl: 1)
وَمَا أَمْرُ السَّاعَةِ إِلا كَلَمْحِ الْبَصَرِ
“Tidak adalah kejadian kiamat itu, melainkan seperti sekejap mata atau lebih cepat (lagi).” (QS. An Nahl: 77)
-bersambung insya Allah-
_______________
Penulis: Muhammad Abduh TuasikalArtikel https://rumaysho.com
[1] HR. Bukhari no. 4864
[2] QS. Al Qamar: 1-2
[3] HR. Tirmidzi no. 3286. Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shohih. Syaikh Al Albani dalam Shohih wa Dho’if Sunan At Tirmidzi mengomentari bahwa hadits ini shohih. Riwayat ini juga dibawakan oleh Jalaluddin As Suyuthi dalam Asbabun Nuzul, hal. 184, Darul Ibnu Haitsam.
[4] Lihat tafsir surat Al Qomar ayat 1 di Zaadul Masiir, 5/449, Maktabah Syamilah
[5] Lihat hadits yang dimaksud pada penjelasan selanjutnya.
[6] Ma’alimut Tanzil, Al Husain bin Mas’ud Al Baghowiy, 4/8, Daar Thoyyibah, cetakan keempat, 1417 H
[7] HR. Bukhari no. 3609 dan Muslim no. 157
[8] HR. Muslim no. 2128
[9] HR. Bukhari no. 81
[10] HR. Bukhari no. 3459, dari Ibnu ‘Umar
[11] HR. Bukhari no. 6504 dan Muslim no. 2951, dari Anas bin Malik.