Kesyirikan orang kafir quraisy masih lebih ringan dibandingkan
praktek kesyirikan di zaman sekarang dan kita berdoa semoga saja semua
praktek kesyirikan hilang dari nusantara tercinta
Beberapa bukti bahwa kafir Quraisy tidak mengakui berhala sebagai Rabb mereka:
1.Orang kafir Quraiys beranggapan bahwa berhala itu akan menyampaikan doa (sebagai perantara kepada Allah)[1]
Mereka tidak meminta kepada berhala tersebut dan tidak meyakini
berhala yang mengabulkan, Sedangkan praktek kesyirikan di zaman sekarang
manusia langsung meminta berdoa kepada pohon, penunggu gunung, penunggu
laut dan sebagainya
2.Mereka mengakui bahwa Allah adalah Rabb mereka[2]
Terbukti nama Ayah Nabi adalah Abdullah (Hamba Allah) dan nama Asli Abu Bakar adalah Abdullah juga
3.Mereka menganggap berhala tersebut akan memberi syafaat di sisi Allah kelak[3]
4.Beberapa berhala tersebut adalah patung-patung simbol orang shalih, jadi bukan Rabb
Misalnya berhala Latta, dahulunya adalah orang shalih yang sering
membagikan roti kepada jamaah haji, kemudian dibuatkan patung dan
disembah[4]
Fakta ini harusnya membuat kita lebih semangat lagi mendakwahkan
tauhid, berusaha merubahnya secara perlahan dengan lembut, bijaksana
lagi penuh hikmah. Karena praktek kesyirikan sudah berlangsung lama,
maka mengubahkanya juga bisa jadi butuh waktu yang lama
___________________
@Laboratorium RS Manambai, Sumbawa Besar – Sabalong Samalewa
Penyusun: Raehaul Bahraen
Artikel www.muslimafiyah.com
[1] Mereka berkata dalam AL-Quran:
مَا نَعْبُدُهُمْ إِلَّا لِيُقَرِّبُونَا إِلَى اللَّهِ زُلْفَى
مَا نَعْبُدُهُمْ إِلَّا لِيُقَرِّبُونَا إِلَى اللَّهِ زُلْفَى
“Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya”. [Az-Zumar: 3]
[2] Allah Ta’ala berfirman,
وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَهُمْ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ فَأَنَّى يُؤْفَكُونَ
“Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: “Siapakah yang menciptakan mereka, niscaya mereka menjawab: “Allah”, maka bagaimanakah mereka dapat dipalingkan (dari menyembah Allah)?” [QS. Az-Zukhruf: 87]
Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’diy rahimahullah berkata,
أي: ولئن سألت المشركين عن توحيد الربوبية، ومن هو الخالق، لأقروا أنه الله وحده لا شريك له.
“Yaitu, jika engkau [Muhammad] bertanya kepada orang-orang musyrik tentang
tauhid rububiyah dan siapakah pencipta, maka sungguh mereka akan
mengakui bahwasanya dialah Allah semata dan tiada sekutu baginya.” [Taisir Karimir Rahmahhal. 737, Dar Ibnu Hazm, Beirut, Cet. Ke-1,1424 H]
[3] Quraisy berkata,
هَـؤُلاء شُفَعَاؤُنَا عِندَ اللّهِ
“Mereka berkata: “Mereka itu adalah pemberi syafa’at kepada kami di sisi Allah”.[Yunus: 18]
Inilah yang manjadi kaidah kedua dalam kitab tauhid Qowa’idul Arba’ syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab,
القاعدة الثانية: أنهم يقولون: ما دعوناهم وتوجهنا إليهم إلا لطلب القربة والشفاعة.
“Kaidah kedua: bahwasanya mereka [orang-orang kafir Quraisy]
berkata, “tidaklah kami berdoa dan menghadapkannya kepada mereka
[berhala-berhala] melainkan untuk mendekatkan diri kepada Allah dan
meminta syafaat.”
[4] Dalam Tafsir At-Thabari
كان رجلا يَلُتّ السويق للحاج فلما مات عكفوا على قبره فعبدوه
كان رجلا يَلُتّ السويق للحاج فلما مات عكفوا على قبره فعبدوه
“Al-latta adalah seorang lelaki yang membuat adonan roti kepada
jama’ah haji (secara gratis). Ketika ia meninggal, orang-orang
beri’tikaf di kuburannya dan menyembahnya” (Tafsir Ath Thabari, 22/523)
from=https://muslimafiyah.com/kafir-quraiys-tidak-menganggap-berhala-sebagai-rabb-mereka-bandingkan-dengan-kesyirikan-sekarang.html#comment-107987
from=https://muslimafiyah.com/kafir-quraiys-tidak-menganggap-berhala-sebagai-rabb-mereka-bandingkan-dengan-kesyirikan-sekarang.html#comment-107987