Futur artinya rasa malas dan lemah setelah sebelumnya ada masa rajin dan semangat. Dalam kamus Lisanul ‘Arab futur didefinisikan,
سكن بعد حدّة ولانَ بعد شدة
“diam setelah intensitas tinggi, yaitu setelah melakukan dengan usaha keras”
Penyakit futur dan malas banyak menjangkiti orang-orang yang menuntut
ilmu agama dan juga orang-orang yang berusaha menapaki jalan kebenaran.
Bagaimana solusinya?
Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin pernah ditanya, “banyak
penuntut ilmu agama yang lemah tekadnya dan futur dalam menuntut.
Sarana apa saja yang dapat membangkitkan tekad dan semangat dalam
menuntut ilmu?“. Beliau menjawab:
***
Dha’ful himmah (tekad yang lemah) dalam menuntut ilmu agama adalah salah satu musibah yang besar. Untuk mengatasi ini ada beberapa hal:
1. Mengikhlaskan niat hanya untuk Allah ‘Azza Wa Jalla dalam menuntut ilmu
Jika seseorang ikhlas dalam menuntut ilmu, ia akan memahami bahwa amalan
menuntut ilmu yang ia lakukan itu akan diganjar pahala. Dan ia juga
akan memahami bahwa ia akan termasuk dalam tiga derajat manusia dari
umat ini*), lalu dengan itu semangatnya pun akan bangkit.
وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ
اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ
“Dan barang
siapa yang menaati Allah dan Rasul (Nya), mereka itu akan bersama-sama
dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi,
para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid” (QS. An Nisa: 69)
2. Selalu bersama dengan teman-teman yang semangat dalam menuntut ilmu
Dan teman-teman yang dapat membantunya dalam berdiskusi dan meneliti
masalah agama. Jangan condong untuk meninggalkan kebersamaan bersama
mereka selama mereka senantiasa membantu dalam menuntut ilmu.
3. Bersabar, yaitu ketika jiwa mengajak untuk berpaling dari ilmu
Allah Ta’ala berfirman kepada Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam:
وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ
وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ وَلَا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ
زِينَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا
“Dan
bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya
di pagi dan senja hari dengan mengharap keridaan-Nya; dan janganlah
kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan
kehidupan dunia ini” (QS. Al Kahfi: 28)
Maka bersabarlah! Jika seseorang mampu bersabar lalu senantiasa kembali
untuk menuntut ilmu maka lama-kelamaan menuntut ilmu akan menjadi
kebiasaan baginya. Sehingga hari ketika ia terlewat dari menuntut ilmu
akan terasa hari yang menyedihkan baginya.
Adapun ketika jiwa menginginkan ‘rasa bebas’ sebentar dari menuntut
ilmu, maka jangan biarkan. Karena jiwa itu mengajak kepada keburukan.
Dan setan itu senantiasa menghasung orang untuk malas dan tidak mau ta’lim (menuntut ilmu).
______________
Sumber: Kitabul ‘Ilmi, Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin, hal 97, cetakan Darul Iman
*) maksud Syaikh, orang yang berilmu lah yang bisa menapaki jalan yang lurus yaitu shiratal mustaqim, dan akan bersama dengan orang-orang menjalani jalan tersebut. Sedangkan siapa saja orang yang menapaki shiratal mustaqim dijelaskan dalam surat An Nisa ayat 69 yang beliau sebutkan. Wallahu a’lam.
—
Penerjemah: Yulian Purnama
Artikel Muslim.Or.Id
Sumber: https://muslim.or.id/20724-kiat-mengobati-futur-dan-malas-menuntut-ilmu-agama.html