SIAPA SEBENARNYA YANG AGEN YAHUDI ?
Bantahan Tuntas Terhadap Pengakuan Dusta Seorang AGEN MOSSAD
Oleh : Redaksi Risalah Dakwah Al-Hujjah
“Artinya
: Alangkah jeleknya kata-kata yang keluar dari mulut mereka, mereka
tidak berkata (sesuatu) kecuali dusta” [Al-Kahfi : 5]
Orang-orang yang menebarkan isu dusta tentang adanya hubungan Dakwah Salafiyyah dengan zionis Yahudi (MOSSAD)
melandaskan tuduhan mereka pada bukti-bukti dan cara pengambilan dalil
yang keji, sekaligus konyol dan menggelikan. Dalam hal ini, dua bentuk
dagelan telah dipertontonkan secara vulgar tanpa malu :
Pertama
: Adalah “Suara Hidayatullah”, sebuah media masa yang cukup kesohor di
tanah air. Dalam pemberitaannya [edisi 01/XVI/Rabiul Awwal 1424 hal.
78-79 ”Pengakuan AGEN MOSSAD”] telah memuat nukilan-nukilan sampah yang
berisi fitnah bathil tentang adanya hubungan Dakwah Salafiyyah dengan
Zionis Yahudi (MOSSAD). -na’udzubillah-
Kedua : Seorang pentolan Jama’ah Tabligh bernama
“Amir Sunni” -yang lebih pantas disebut “Amir Bid’i”- juga telah
menebarkan isu serupa di sebuah situs internet [file-nya ada pada
kami-red]. Amir Bid’i yang telah lama berkecimpung dalam dunia khuruj (ala
Jama’atut Tabligh), mimpi dan bualan-bualan antik kaum shufi, telah
berkata dalam tulisannya yang ditujukan kepada kami : “ ….YAHUDI senang
dengan Gerakan kalian. Sebab banyak mulut sedikit amalan. Ada juga yang
NATO –Non Action Talking Only- dan saya juga mendengar bahwa kalian… Wahai saudaraku yang Salafy….. adalah antek-antek Yahudi….”.
Inilah dua bentuk dagelan yang kami maksudkan. Dan sejenak lagi Anda akan simak bagaimana kami menelanjangi pemeran-pemeran utama dalam aksi dagelan ini, sehingga
kebenaran terungkap. Tidak lain hal ini kami lakukan untuk menutup
pintu-pintu fitnah, berusaha semaksimal mungkin menetralisir keadaan
sehingga bara fitnah ini tidak berkobar menjadi api yang membumbung
diantara sesama Muslim, sekaligus sebagai nasihat bagi “Suara
Hidayatullah” dan orang-orang yang ikut andil dalam menyebar fitnah ini.
Sebelum masuk pada inti bantahan; kami ingin merunut kronologi fitnah ini.
Pertama, sang Agen menebarkan benih fitnah dan kedustaan.
Kedua, pengakuan sang Agen Yahudi dimuat oleh Suara Hidayatullah (tanpa mencari kebenaran).
Yang ketiga, Jama’ah Tabligh, hizbiyyin
–fanatikus golongan- dll, menyambut gembira pemberitaan tersebut.
Tiba-tiba mereka tergopoh-gopoh mengcopy, menyebarkannya, menempelnya
di papan-papan kampus; bahkan seorang aktivis Jama’ah Tabligh (JT) dengan bangga mengirimkannya kepada kami.
“Artinya
: Dan siapa diantara mereka yang mengambil bahagian yang terbesar dalam
penyiaran berita bohong itu baginya adzab yang besar.” [An-Nuur : 11].
Maka jangan terkejut jika kami akan membagi-bagikan bantahan kepada mereka yang telah memberi sumbangsih bagi menyebarnya fitnah dusta yang sangat mengerikan ini.
[A]. Suara Salafiyyin Buat “Suara Hidayatullah”
Majalah “Suara Hidayatullah” dalam tajuk yang telah kami sebutkan, menukil hasil wawancara yang dilakukan oleh harian Al-Hayat, London dan televisi LBC, Beirut yang kemudian hasil wawancara tersebut diterbitkan oleh Tabloid an-Nas no. 127. Tabloid al-Basya’ir edisi akhir Shafar 1424 atau awal April 2003 yang terbit di Sana’a, Yaman; kembali menurunkan wawancara tersebut yang selanjutnya dimuat oleh “Suara Hidayatullah dengan judul : Pengakuan Seorang Agen MOSSAD”, dimana Agen biadab yang punya saham atas meninggalnya banyak muslim di Palestina tersebut mengaku bahwa Dakwah Salafiyyah diperalat oleh Yahudi -ya Allah hancurkanlah kedustaan ini-.
Berikut adalah bantahan kami terhadapnya yang kami susun dalam beberapa sub-judul :
[B]. Metode Pengambilan Dalil Yang Rusak
Harian Al-Hayat, Al-Basya’ir dan termasuk Suara Hidayatullah, mengambil berita dari seorang pengkhianat Agama yang fasiq lagi pendosa. Dia adalah seorang Palestin yang sudi bergabung dengan Zionis MOSSAD untuk menyembelih saudara sendiri demi wanita dan uang. Simaklah pengakuannya [Paragraf 7. hal. 78] : “Di sana mereka (MOSSAD-red) menyambut saya di sebuah hotel bintang lima. Mereka memberi saya seluruh sarana kenikmatan. Tetapi mereka merekam saya ketika saya berada dalam kondisi memalukan dengan seorang wanita, hal ini sebagai salah satu cara mereka memperbudak dan mengendalikan saya di kemudian hari.”
Bantahan.
Pengakuannya yang seolah-olah tanpa dosa, menunjukkan kehidupan Agen biadab tersebut selalu ditemani oleh lumpur kemaksiatan. Akan tetapi Suara Hidayatullah (entah karena kebodohan atau dengan sengaja ingin meniup bara-bara kebencian diantara kaum muslimin) menukil lalu menyemprotkannya kepada khalayak tanpa tabayyun (mencari kejelasan) terlebih dahulu terhadap
kebenaran pengakuan seorang pendosa yang kelewat fasiq itu. Padahal Allah mengecam sikap seperti ini dalam firman-Nya.
“Artinya
: Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasiq
membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak
menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadannya
yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu” [Al-Hujurat : 6]
Ketahuilah
bahwa seorang yang fasiq apalagi pengkhianat agama tidak diterima
kesaksiannya. [Lihat penjelasan tentang hal ini dalam Kitabul Majmu’
Syarhul Muhadzdzab oleh Imam Nawawi 23/16 “Kitabu asy-Syahadah” cet.
Beirut Libanon 1422 H / 2001].
Imam
Muslim dalam muqaddimah shahihnya mengatakan setelah membawakan ayat
tersebut : “Ayat ini menunjukkan bahwa berita seorang yang fasiq, gugur
tidak diterima” [Kitab Shahih Muslim, Muqaddimah : I/23 cet. Dar Ibnu
Hazm, Beirut].
Rasulullah
bersabda : “Cukuplah seseorang dikatakan berdusta jika dia menceritakan
setiap apa yang dia dengar (tanpa mencari kejelasan).” [Shahih Muslim
I/24, cet. Dar Ibnu Hazm, Beirut].
Sikap
Suara Hidayatullah yang melansir berita tanpa mencari kejelasan
terlebih dahulu, merupakan gambaran sikap para pendusta sebagaimana
yang diisyaratkan oleh hadits tersebut. Hal ini tentu tidak lebih baik
ketimbang tabloid-tabloid seronok yang memuat gosip, dan menebar racun
ditengah-tengah kaum muslimin untuk meraup keuntungan. Sebaiknya Suara
Hidayatulah mengganti judul pemberitaannya dengan kalimat berikut ini :
“Asalkan menyudutkan Salafy, berita dari Agen MOSSAD..kenapa tidak !!”.
Tidakkah
kalian curiga terhadap agen ini, bukankah ia hasil binaan Yahudi ??,
apakah kalian tidak curiga dalam kepalanya masih tersisa virus-virus
pemikiran Yahudi ??, apakah kalian tidak mengira bahwa Yahudi jauh
sebelumnya, telah mempersiapkan agen berkebangsaan Palistina ini
sebagai bom terakhir jika tertangkap ??, bom yang akan meledak (tanpa
kita sadari) jika ditanya ??, kenapa kalian bisa tertipu ??, bukankah
kalian orang yang lebih mengerti tentang politik dan fiqhul waqi’??.
Alangkah
mudahnya “Suara Hidayatullah” mengutip berita tanpa merasa curiga sama
sekali terhadap wawancara dan hasilnya tersebut, yang dimuat oleh
harian Al-Hayat ; dimana harian tersebut tumbuh di kampung halaman
zionis (Inggris-London), negara musuh Islam, negara pelopor dan
pendukung berdirinya “Israel Raya”, negara yang punya andil dalam
pembantaian kaum muslimin dan ulama’-ulama’ Islam dari zaman Bani
Umayyah di Andalus, negara pelopor perang salib, negara penghancur
Daulah Utsmaniyyah di Turki, negara penjajah negeri-negeri Islam,
negara yang selalu memata-matai kaum muslimin, negara yang selalu
membuka kancah “gozwul fikri” (perang pemikiran) di tengah-tengah kaum
muslimin dan yang belum hilang bayangannya dari pelupuk mata, negara
ini telah merebut Afghanistan dan Iraq dari pangkuan Islam, membantai
kaum muslimin di rumah-rumah mereka sendiri dan merebut harta kekayaan
mereka.
Kalau seandainya harian ini (Al-Hayat) harian yang bernafaskan Islam, maka Rasulullah telah berlepas diri dari mereka :
“Aku
berlepas diri dari seorang muslim yang tinggal bersama dengan
orang-orang Musyrik -kafir- “ [Hadits Sohih Riwayat Abu Dawud, kitabul
jihad, bab larangan membunuh orang yang menyelamatkan diri dengan
bersujud. Dan At-Tirmidzi, kitabus siar, bab makruhnya tinggal di
antara orang-orang
musyrik]
musyrik]
Kenapa
???, karena mereka rawan termakan syubhat dan propaganda orang-orang
kafir, Jika seandainya badai “gozwul fikri” (perang pemikiran), di
negeri kaum muslimin begitu dahsyatnya, sampai -sampai serangan
pemikiran mereka (barat) meracuni dan membinasakan sebagian besar kaum
muslimin, dan media-media masa kaum muslimin, maka bayangkanlah jika
hal ini berlangsung disarang orang-orang kafir, bayangkan jika
seseorang berada di pusat badai “ghozul fikri” katakan demi Rabbmu
apakah mereka akan selamat ??
Wallahi..,
sungguh pendalilan kalian dengan ucapan Agen fasiq lagi pengkhianat,
merupakan pendalilan yang sangat rapuh dari segala sisi !!, lebih rapuh
dari rumah laba-laba :
“Artinya : Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah ialah rumah laba-laba, kalau mereka mengetahui” [Al-’Ankabut : 41]
Sungguh
mengherankan ; kami suguhkan kepada kalian (hizbiyyin) ;
mutiara-mutiara petunjuk dari ayat-ayat Allah, hadits-hadits Rasul-Nya,
penjelasan ulama-ulama salaf yang zuhud dan wara’, dengan hati yang
tulus, ikhlas karena Allah semata, dan mengharap kebaikan bagi kalian;
“Artinya : Akan tetapi kalian tidak menyukai orang-orang yang memberi nasihat” [Al-A’raaf : 79]
Maka
tiba-tiba kalian geram dan berpaling, namun tatkala muncul satu fitnah
dari seorang pengkhianat fasiq yang menyudutkan da’wah Salafiyyah,
kalian terburu-buru untuk senyum dan tidak malu untuk berstatus
“aktivis dan da’I biang gosip”. Sebenarnya kalian pilih yang mana..?
Al-Qur’an dan Hadits ataukah kata si fulan,..kata si fulan..? yang
notebene fasiq dan mengkhianati Islam itu ?.
“Artinya : Maukah kamu mengambil sesuatu yang rendah sebagai pengganti yang lebih baik ?” [Al-Baqarah : 61].
[C]. Buku-Buku Salafy Biaya Yahudi ???
Dalam pengakuan Agen tersebut, (secara tidak langsung) memberikan opini kepada kaum muslimin bahwa pencetakan dan penyebaran buku-buku Salafy bersumber dari biaya Yahudi dan konco-konconya; yang dieksploitir untuk menyerang aktivis dakwah lainnya terutama Syi’ah. [Paragraf 13 hal. 79]
Bantahan :
Sungguh kami masih ragu apakah Agen yang diwawancarai tersebut telah bertaubat sepenuh hati, -kami berharap dia benar-benar bertaubat-, karena tidak ada ungkapan yang jelas dari lisannya bahwa ia telah insaf. Yang ada hanyalah ungkapannya : “…Apa gunanya penyesalan…” [Paragraf 22.hal.79]. Seolah-olah agen fasiq ini putus asa dari rahmat Allah,
“Artinya : Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir” [Yusuf : 87]
Memang
dia mengungkapkan kesedihannya tentang pembantaian muslimin oleh Yahudi
yang bermula dari aksi spionase (mata-mata)nya, namun sungguh sangat
aneh, dari mulutnya justru keluar kalimat-kalimat propaganda MOSSAD;
berupa fitnah taqrib (penyatuan sunni dan syi’ah) dan fitnah takfir
(pengkafiran) yang diopinikan sebagai hasil perbuatan fanatikus sunnah
(Salafy-red).
Kami
justru masih diselimuti dugaan yang kuat bahwa sang agen adalah seorang
pendukung Syi’ah yang berusaha membela Syi’ah dengan memfitnah dan
memecah belah sunni, atau ia tidak mengerti perbedaan prinsip dasar
antara Agama Islam dan Agama Syi’ah, atau ia masih menjalankan tugas
spionasenya dari MOSSAD untuk semakin menambah keruh suasana, sekalipun
telah tertangkap. Hal ini terlihat dari ungkapannya diatas yang menuduh buku-buku Salafy disokong oleh Yahudi.
Bagaimana mungkin Yahudi berada dibalik pencetakan dan penyebaran buku-buku Salafy, sementara kebanyakan buku-buku Salafy melaknat Yahudi, mencela
sifat-sifat mereka, dan menjanjikan kehancuran bagi mereka di akhir
zaman nanti. Jangankan berlindung di bawah payung Yahudi, bahkan
buku-buku Salaf dengan membawa hadits-hadits shahih, menjatuhkan vonis
“haram” dalam mengikuti gaya hidup Yahudi-Nashrani dalam ritual dan
muamalah yang sudah menjadi ciri khas mereka. Seperti misalnya
“Iqtidho’ Shirothol Mustaqiim” yang ditulis oleh Syaikhul Islam Ibnu
Taimiyah, dan ribuan buku salaf lainnya yang membahas Al-Wala’ wal
Baro’ .
Dan bagaimana mungkin buku-buku salaf yang menyerang Syi’ah dibiayai oleh MOSSAD, sementara ulama salaf telah menulis bantahan terhadap Syi’ah sejak awal mula munculnya Syi’ah. Diantara
mereka adalah Imam madzhab yang empat terutama Imam Ahmad dan Imam
Syafi’i melalui murid-muridnya pada awal abad ke-3H, Al-Imam Abu Hasan
Al-Asy’ary (Maqolatul Islamiyyin, dan Al-Ibanah), Ibnu Taimiyah melalui
kitabnya Minhajus Sunnah An-Nabawiyyah fi Naqdhi Kalamisy Syi’ah wal
Qodariyyah, Ibnu Hajar Al-Asqalany melalui kitabnya At-Tahdzib (2/49),
Ibnu Qayyim dan Adz-Dzahabi (hampir disetiap bukunya menyindir, dan
membantah mereka) pada abad ke-7H, dan puluhan imam salaf lainnya
(dalam buku-buku aqidah mereka). Lalu, apakah MOSSAD telah lahir dan
telah menjalankan aksinya pada kurun waktu tersebut ??.
Dan
sang agen sendiri tidak membawa bukti dan data-data yang akurat (hitam
diatas putih), hanya bualan berbau busuk yang dengan senang hati
ditelan mentah-mentah oleh orang-orang yang kelewat bodoh, pandir, yang
tidak kritis, tidak obyektif, tidak punya prinsip yang pasti dalam
mengambil dalil dan hujjah, yang dadanya telah sempit oleh dengki, iri,
dan hasad, yang senang menebar fitnah, yang benci da’wah tauhid, yang
benci kembalinya ummat ini kepada kejayaan diatas Al-Qur’an dan
As-Sunnah yang suci, yang hatinya penuh dengan noda-noda hitam yang
menutupi mereka dari nasehat-nasehat, ayat-ayat Allah dan sabda-sabda
Rasul-Nya.
Dakwaan
belaka tanpa mendatangkan bukti yang kokoh, ibarat engkau mengayunkan
pedang tumpul. Hanya bisa menimbulkan kepanikan dan kerisauan namun tak
mampu unjuk gigi. Ibarat srigala tua yang ompong, hanya bisa melolong.
Sungguh dia telah berdusta terhadap dakwah para Nabi, dan cukuplah itu
dikatakan sebagai bentuk kedustaan atas nama Allah :
“Artinya : Maka siapakah yang lebih zhalim daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah ?”. [Az-Zumar : 32].
Dari
sini jelas bahwa Agen fasiq tersebut menginginkan berkobarnya api
fitnah dan peperangan di dalam tubuh Islam, sebagaimana yang
dikehendaki “sang Tuan” (MOSSAD), dengan cara menciptakan opini,
menyemai prasangka buruk dihati-hati kaum muslimin, sehingga
menumbuhkan perselisihan dan pertumpahan darah dikalangan sunni
sendiri, dan ujung-ujungnya mematikan dan menjauhkan kaum muslimin dari
dakwah tauhid dan usaha mengembalikan ummat kepada sunnah yang suci,
yang sangat diperjuangkan oleh Da’wah Salafyyah, yang merupakan pondasi
dasar bagi berdirinya daulah Islamiyyah yang kokoh.
“Artinya
: Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman diantara
kamu dan mengerjakan amal-amal yang soleh, bahwa Dia sungguh-sungguh
akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah
menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa dan sungguh Dia
akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah dirdhoi-Nya untuk mereka,
dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka
berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap
menyembah-Ku, dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku.
Dan barang siapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka
itulah orang-orang yang fasik” [An-Nuur : 55]
Rasulullah
bersabda : “Telah kutinggalkan bagi kalian dua perkara yang apabila
kalian berpegang teguh kepada keduanya kalian tidak akan tersesat
selama-lamanya, (yaitu) Kitabullah dan Sunnah Rasulullah sallallahu
‘alahi wa sallam” [Al-Muwatho’, Imam Malik 2/299, tahqiq Muhammad Fuad
Abdul Baqi,
cetakan Beirut Libanon]
cetakan Beirut Libanon]
[D]. Justru Syi’ah, Agen Yahudi Nomor Wahid!
Sang Agen juga mengatakan bahwa buku-buku salaf dibiayai oleh MOSSAD untuk menimbulkan pertempuran marginal antara aktivis Islam, khususnya antara Syi’ah dan Sunnah [Paragraf 14 hal. 79]. Lebih lanjut “Sang Agen” menuturkan : ” (agar) hati mereka (kaum muslimin) penuh dengan kebencian terhadap saudara muslim baik Sunnah maupun Syi’ah.” [Paragraf 16 hal. 79].
Bantahan :
Jawaban kami dalam masalah ini akan memakan halaman yang panjang. “Maka simaklah ..!!” Kami berharap ada diantara kalian yang sudi membuka jendela hati untuk menerima hujjah. Karena jika tidak, maka ketahuilah bahwa :
“Artinya : Sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada.” [Al-Hajj : 46].
Ada
satu hal yang mesti dikritisi dari ucapan “Sang Agen” , perkataan itu
memberikan kesan kepada kaum muslimin bahwa Syi’ah adalah bagian dari
Islam, dan seorang muslim bersaudara dengan orang Syi’ah.
Maka
kami katakan : Demi Dzat yang menguasai hari pembalasan, Syi’ah
Rafidhah yang banyak tersebar di zaman ini (sebagian besar Syi’ah pada
zaman ini adalah Rofidhoh) telah dikafirkan oleh ribuan ulama Ahlus
Sunnah wal Jama’ah sejak dulu sampai saat ini. Allah sendiri telah
mengakfirkan mereka melalui firman-Nya :
“Artinya
: Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan
dia (para Sahabat-red) adalah keras terhadap orang kafir, tetapi
berkasih sayang sesama mereka; kamu lihat mereka ruku’ dan sujud
mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada
muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam
Taurat dan sifat-sifat mereka dalam injil, yaitu seperti tanaman yang
mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu
menjadi besarlah ia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu
menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan
hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mu’min)” [Al-Fath :
29].
Berdalil dengan ayat ini, Imam Malik menegaskan tentang kafirnya kaum Syi’ah Rafidhah, karena
mereka begitu jengkel dan benci terhadap sebagian besar Sahabat, bahkan
mereka mengkafirkannya. [Lihat Tafsir Ibnu Katsir 7 : 3259 cet. Daar
Ibn Hazm].
Seorang
pentolan Syi’ah telah mengukir “puisi-puisi kebencian dan cacian”
terhadap Umar bin Khattab dalam bukunya yang diberi judul : “’Iqdud
Durar fi Syarhi Baqri Bathni ‘Umar” (Rangkaian Mutiara dalam penjelasan
kasus robeknya Perut Umar). Dan lihat pula Kitab Tuhfat ‘Awam Maqbul yang di dalamnya terdapat do’a la’nat bagi 2 berhala Quraisy(Abu
Bakr dan Umar), buku ini telah direkomendasikan oleh Al-Khumaini.
Sebuah ungkapan yang hanya muncul dari mulut-mulut berlidah iblis.
Bahkan
Abu Hafs Ibn Syahin (wafat 385H/995M) mengatakan bahwa Ali bin Abi
Thalib membakar sejumlah orang ekstrim Syi’ah dan mengasingkan sebagian
besar mereka. Diantara yang diasingkan tersebut terdapat Abdullah bin
Saba’ [1]. Mereka lebih na’jis dan lebih berbahaya ketimbang Yahudi,
karena mereka adalah produk Yahudi yang dikemas dengan pakaian Islam,
merupakan virus ganas yang disemprotkan Yahudi untuk menghacurkan
Islam. Kami tidak ragu untuk mengatakan : “Syi’ah adalah Yahudi plus”.
[E]. Sekilas Tentang Syi’ah..
Asal tahu saja, bahwa sang deklarator Agama Syi’ah adalah Abdullah bin Saba’, seorang gembong Yahudi yang berpura-pura masuk Islam di zaman kekhalifahan Utsman. Dengan kedok kecintaan terhadap Ali, ia mulai menebarkan jentik-jentik kesesatan di tengah kaum muslimin waktu itu. Keberadaan Abdullah bin Saba’ sebagai seorang Yahudi, diakui sendiri oleh petinggi-petinggi Syi’ah dalam buku-buku mereka seperti “Firaq Asy-Syi’ah” [hal. 43-44. Cet Al-Haidariyah, Najef 1379 H], begitu pula dalam kitab mereka yang tersohor “Rijal Al-Kasysyi” [hal. 101. Mu’assasah Al-A’lami. Karbala Iraq].
Syi’ah dan Yahudi adalah “dua sejoli” yang sangat lengket dan mesra. Berikut adalah beberapa kemiripan diantara mereka berdua :
[1].
Yahudi telah mengubah-ubah Taurat, begitu pula Syi’ah, mereka mempunyai
Al-Qur’an hasil kerajinan tangan mereka sendiri yakni “Mushaf Fathimah”
yang tebalnya 3 kali Al-Qur’an kaum Muslimin. Mereka menganggap ayat
Al-Qur’an yang diturunkan berjumlah 17.000 ayat, dan menuduh Sahabat
menghapus sepuluh ribu lebih ayat
[2].
Yahudi menuduh Maryam yang suci berzina [Maryam : 28], Syi’ah melakukan
hal yang sama terhadap istri Rasulullah Ummul Mu’minin ‘Aisyah
Radhiallahu ‘anha sebagaimana yang diungkapkan Al-Qummi (pembesar
Syi’ah) dalam “Tafsir Al-Qummi (II/34)”
[3].
Yahudi mengatakan, “Kami tidak akan disentuh oleh api neraka melainkan
hanya beberapa hari saja”. [Al-Baqarah : 80] Syi’ah lebih dahsyat lagi
dengan mengatakan, “Api neraka telah diharamkan membakar setiap orang
Syi’ah” sebagaimana tercantum dalam kitab mereka yang dianggap suci
“Fashl Khithab
(hal.157)”
(hal.157)”
[4]. Yahudi meyakini bahwa, Allah mengetahui sesuatu setelah sebelumnya tidak tahu, begitu juga dengan Syi’ah
[5]. Yahudi berkeyakinan bahwa ucapan “amin” dalam shalat adalah membatalkan shalat. Syi’ah juga beri’tiqod yang sama.
[6]. Yahudi berkata, “Allah mewajibkan kita lima puluh shalat” Begitu pula dengan Syi’ah.
[7].
Yahudi keluar dari shalat tanpa salam, cukup dengan mengangkat tangan
dan memukulkan pada lutut. Syi’ah juga mengamalkan hal yang sama.
[8]. Yahudi miring sedikit dari kiblat, begitu pula dengan Syi’ah.
[9].
Yahudi tidak menetapkan adanya jihad hingga Allah mengutus
Dajjal.Syi’ah Rafidhah mengatakan, ”Tidak ada jihad hingga Allah
mengutus Imam ghaib Syi’ah yang ditunggu-tunggu”
[10]. Yahudi menghalalkan darah setiap muslim. Demikian pula Syi’ah, mereka menghalalkan darah Ahlussunnah.
[Lihat kitab Badzl Al-majhud fi Itsbat musyabahah Ar-Rafidhah lil Yahud, oleh Abdullah Al-Jumaily].
Ahmad
bin Yunus (wafat 227 H), salah seorang tokoh ulama Ahlus Sunnah di
kufah telah berkata : “Seandainya ; seorang Yahudi menyembelih seekor
binatang, dan seorang Rafidhi (Syi’ah) menyembelih seekor binatang,
niscaya aku hanya memakan sembelihan si Yahudi, dan aku tidak mau
memakan sembelihan si Rafidhi karena dia telah murtad dari Islam (namun
masih mengaku Islam-red).” [Ash-Sharimul Maslul, hal. 570].
Imam
Bukhari berkata : ”Bagiku sama saja, apakah aku sholat dibelakang orang
yang berfaham jahmiyyah atau Syi’ah Rafidhah, atau aku sholat
dibelakang orang Yahudi atau Nashrani. Dan seorang muslim tidak boleh
memberi salam kepada mereka, menjenguk mereka ketika sakit, kawin
dengan mereka, menjadikan mereka sebagai saksi, dan memakan sembelihan
mereka.” [Khalqu Af’alil ‘Ibad hal:125, karya Imam Bukhari].
Ada
sebuah tanda tanya besar yang sangat menggelitik; “Mengapa Agen
tersebut “terburu-buru” membeberkan propaganda-propaganda MOSSAD,
sementara di satu sisi dia mengangkat opini bahwa Syi’ah adalah saudara
bagi umat Islam ?? Dan bersamaan dengan itu dia mengecam dakwah
Salafiyyah yang membongkar “permainan mata” antara Yahudi dan Syi’ah
??”. Ini tidak lain dia lakukan untuk menutupi kedok Syi’ah sehingga
artileri ganas Yahudi tersebut tetap eksis. Hal inilah yang tidak
disadari oleh Suara Hidayatullah.
Telah
jelas betapa berbahanya slogan-slogan yang menyerukan taqrib, dan kami
harapkan hizbiyyin tidak akan terkejut jika kami akan menampilkan
“tokoh-tokoh”, yang mereka masuk dalam jajaran inspirator taqrib
(pendekatan) antara Sunnah dan Syi’ah.
Salim
Al-Bahnasawi (penasehat Al-Ikhwan) dalam kitabnya As-Sunnah Al-Muftaro
‘Alaiha hal. 57 berkata : “Semenjak berdirinya forum pendekatan antara
madzhab Islam yang memiliki andil di dalamnya “Imam” Al-Banna, dan
“Imam Al-Kummi (tokoh Syi’ah -red), dan kerja sama terjadi antara
Ikhwanul Muslimin dan Syi’ah, yang menghasilkan kunjungan Imam Nawwab
Shofawi (tokoh Syi’ah -red) tahun 1954 ke Kairo”.
Lagi-lagi
kasus taqrib ini diangkat ke permukaan oleh Umar Tilmisani (mursyid
ke-3 Al-Ikhwan) melalui penjelasannya tentang usaha pendekatan Sunnah
dan Syi’ah yang dilakukan oleh Hasan Al-Banna dalam kitabnya “Al-Mulham
Al-Mauhub Hasan Al-Banna hal. 78”
Wahai
Muslimin ! Jika telah jelas bagi kita bahwa Syi’ah berasal dari Yahudi
dan menjalankan misi Yahudi untuk menikam Islam dari dalam, maka
tindakan Suara Hidayatullah dan orang-orang yang menanam investasi
dalam penyebaran fitnah dusta pemberitaan tersebut, memutlakkan beberapa
konsekuensi yang sangat buruk sebagai berikut :
konsekuensi yang sangat buruk sebagai berikut :
[1].
Sadar atau tidak sadar, pemberitaan “Suara Hidayatullah” telah membantu
merusak Islam dari dalam, karena membiarkan berkembangnya opini bahwa
Syi’ah yang notabene merupakan kloning Yahudi adalah saudara kita.
Padahal mereka adalah musuh-musuh Islam. Allah berfirman :
“Artinya : Dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran…” [Al-Maidah : 2].
[2].
Sadar atau tidak sadar, pemberitaan “Suara Hidayatullah” telah
melemahkan kekuatan kaum Muslimin di hadapan Yahudi karena telah
menjembatani taqrib, sebuah usaha untuk mengkompromikan Sunnah dan
Syi’ah. Jika ini terwujud, maka mau tidak mau umat Islam harus toleran
terhadap Syi’ah yang menganggap tidak ada Jihad selama Imam “khayal”
mereka belum diutus. Terhapusnya kalimat-kalimat jihad dari kamus Islam
merupakan impian Yahudi sepanjang zaman. Dan “Suara Hidayatullah” tanpa
disadari telah membantu untuk mengikis kalimat-kalimat itu sedikit demi
sedikit dari kamus Islam. -na’udzubillah-.
[3].
Pemberitaan “Suara Hidayatullah” berdampak buruk bagi kelangsungan jiwa
Ahlus Sunnah dan umat Islam secara umum. Karena telah diketahui bersama
bahwa Syi’ah menghalalkan darah Ahlus Sunnah dan mengkafirkannya
sebagaimana Yahudi menghalalkan darah kaum Muslimin.
[4].
Pemberitaan “Suara Hidayatullah”, telah menanam prasangka buruk
orang-orang awam dan dapat mengakibatkan menjauhnya ummat dari dakwah
Salafiyyah yaitu dakwah yang mengajak kepada persatuan Islam dibawah
naungan Tauhid, Al-Qur’an dan As-Sunnah menurut apa yang dipahami oleh
para sahabat, dan hal ini telah menjadi kenyataan ketika sebagian
masyarakat awam menolak buku-buku tauhid yang dibagikan secara gratis.
[5].
Dengan pemberitaan tersebut, maka akan semakin mengaburkan jurang
perbedaan antara Sunnah dan Syi’ah, dan ini sangatlah berbahaya. Sebab,
kaum muslimin akan digiring kepada sebuah pemahaman bahwa Syi’ah
bersama atribut aqidah dan ritual mereka yang busuk merupakan bagian
dari Islam. Yang berarti aqidah Sunnah dan aqidah Syi’ah sama saja, mau
pilih Sunnah atau Syi’ah boleh-boleh saja. Padahal Allah berfirman :
“Artinya
: Maka apakah patut Kami menjadikan orang-orang Islam itu sama dengan
orang-orang yang berdosa (orang kafir)?” [Al-Qalam : 35]
[6].
Sadar atau tidak sadar “Suara Hidayatullah” telah menyebarkan fitnah
dan kedustaan. Media massa yang seperti ini tidak bisa dijadikan sumber
ilmu dalam memahami Islam, sebagaimana perkataan Imam Muhammad Ibnu
Sirin yang dilansir oleh Imam Muslim dalam muqodimmah kitab shohihnya :
“Sesungguhnya
ilmu (Syar’i) ini adalah agama, maka hendaklah kalian melihat
(berhati-hati), dari siapa kalian mengambil agama kalian”
[MuqoddimahShohih Muslim,hal 28, cet. Daar Ibn Hazm]
Maka kami nasehatkan kepada kaum muslimin untuk berhati-hati dari bahaya pemberitaan yang dibawa oleh “Suara Hidayatullah”.
Kami tidak akan mencabut pernyataan kami ini kecuali “Suara Hidayatullah” mau mengklarisifikasi pemberitaan-pemberitaan yang memojokkan da’wah Salafiyyah, dan mau kembali kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah, sesuai dengan pemahaman sahabat Rasulullah.
[F]. Siapa Sebenarnya “TAKFIR MANIA” itu ??
Masih dalam pemberitaannya, Suara Hidayatullah menukil hasil wawancara dengan sang Agen : “Tujuan utama dari pencetakan dan penyebaran buku ini adalah menimbulkan fitnah dan kebencian serta saling mengkafirkan (takfir -red) antar pihak dan menyibukkan mereka dengan pertarungan sampingan sesama mereka…” [Paragraf 16, hal. 79].
Bantahan :
Jika yang dimaksud dengan pernyataan tersebut adalah buku-buku salaf -dan tampaknya itu yang diinginkan sang Agen dan orang-orang yang mengcopy pemberitaan ini-; maka ini adalah fitnah klasik yang coba dibangkitkan kembali gaungnya untuk memojokkan da’wah Salafiyyah.
Baiklah….!!
Akan
kami perjelas duduk perkara yang sesungguhnya. Akan tetapi kami
memberikan kesempatan kepada pembaca untuk menghirup nafas
sedalam-dalamnya, karena akan muncul banyak “kejutan” dalam jawaban
kami terhadap tuduhan dusta tersebut. Sekaligus sebagai “hidangan penutup” bagi Suara Hidayatullah dan hizbiyyin (fanatikus golongan) atas sumbangsih mereka dalam menebarkan fitnah keji sang Agen.
Seribu satu macam keheranan telah menghantui kami, tatkala da’wah Salafiyyah melalui da’wah dan buku-bukunya diopinikan sebagai biang keladi fitnah dan takfir (pengkafiran) antar sesama muslim. Ini
merupakan tikaman yang kedua, setelah sebelumnya pada tikaman yang
pertama, hizbiyyin menggerayangi da’wah Salafiyyah dengan tuduhan
buku-buku salaf bersumber dari Yahudi (MOSSAD).
Insan-insan
yang ikhlas dan jujur dalam berusaha menempuh jalan para pendahulu yang
shalih, sangatlah berhati-hati dalam memvonis kaum muslimin yang jatuh
ke lembah bid’ah dan kekufuran; sebagai ahlul bid’ah atau ahlu syirk.
Bukanlah dikatakan seseorang itu Salafy jika dia selalu mengumbar
kalimat-kalimat takfir (pengkafiran secara sporadis, radikal dan
membabi buta -red) tanpa dilandasi ilmu yang kokoh.
Justru
jama’ah-jama’ah yang mengambil bagian dalam penyebaran isu dusta
tentang hubungan Salafiyyah dengan Yahudi memiliki karakter yang kental
dalam masalah takfir ini. Kami tahu dengan pasti bahwa
Suara Hidayatullah dengan latar belakang sejarahnya sampai kini, adalah
penggemar-penggemar Sayyid Quthub, seorang tokoh legendaris Ikhwanul
Muslimin yang memendam dan menyebarkan bid’ah takfir (pengkafiran) yang
sangat radikal dan sporadis.
Tentang takfir ini, Sayyid Quthub mengkafirkan hampir seluruh kaum muslimin, termasuk
para muadzin yang selalu mengumandangkan kalimat tauhid. Hal ini dapat
dilihat pada tulisannya. Diantara pernyataan dia, ialah :
“Manusia
telah murtad, (keluar dari Islam- red) kepada menyembah mahluk
(paganisme) dan berbuat jahat terhadap agama serta telah keluar dari
kalimat laa ilaha illa Allah. Walapun sebagian mereka masih
mengumandangkan laa ilaha illa Allah diatas tempat beradzan. [Fii
Zhilalil Qur’an 2/1057, cet. Darusy Syuruq).
Simaklah ucapan Sayyid Quthub tersebut ..!!
Kami,
kalian dan tidak terkecuali para muadzin di rumah-rumah Allah yang
mengumandangkan nama-Nya, mendapat bagian dari rudal-rudal pengkafiran
Sayyid Quthub. Dia begitu royal dalam mengkafirkan kaum muslimin secara
mutlak dan global; hanya karena perbuatan dosa besar dan tindakan
berhukum dengan hukum selain Allah, tanpa memberikan perincian
sebagaimana Ahlus Sunnah memberikan perincian dalam masalah ini. Lalu
apa yang dimaksud oleh Sayyid Quthub dengan ungkapan “manusia telah
murtad (keluar dari Islam) kepada penyembahan makhluk” ??
Pernyataannya
berikut ini akan memperjelas bagaimana sebenarnya latar belakang
pemikiran bid’ah Sayyid Quthub sehingga mencetuskan kalimat pengkafiran
tersebut:
“Manusia
yang menganggap dirinya muslimin masuk ke dalam masyarakat jahiliyah,
bukan karena menyakini uluhiyah kepada selain Allah. Bukan pula karena
menunjukkan syiar-syiar peribadatan kepada selain Allah Subhanahu wa
Ta’ala, akan tetapi mereka masuk ke dalam lingkup ini (kekafiran-red)
karena tidak beribadah kepada Allah saja dalam hukum-hukum kehidupan
(tidak berhukum dengan hukum Allah, dalam kehidupan sehari-hari -red).”
[Ma’alim fi Thariq, hal.101, cetakan Darusy Syuruq].
Jelas dari ungkapannya ini, Sayyid Quthub mengarahkan “bedil takfir” kepada seluruh kaum muslimin yang tidak sesuai dengan pemikirannya.
Sayyid
Quthub menyelisihi Salafus Shalih dengan menganggap sebab kafirnya
manusia bukan karena peribadatan kepada selain Allah. Tetapi tidak lain
disebabkan oleh berpalingnya manusia dari apa yang diistilahkan dengan
“Tauhid Hakimiyah” , sebuah istilah baru yang kemudian dipopulerkan
oleh “QFC” (Quthub Fans Club). Namun sebelum itu semua, kami ingin
meyakinkan kepada orang-orang yang menuduh buku-buku salaf sebagai
biang fitnah dan pengkafiran (takfir) : “Justru Sayyid Quthub, tokoh yang kalian elu-elukan sebagai Asy-Syahid adalah seorang “maniac” dalam masalah takfir (kafir-mengkafirkan)”.
Jika kalian butuh bukti, kami harapkan ucapan-ucapan Sayyid Quthub berikut ini akan menyingkap tabir keraguan :
“Orang
yang tidak mentauhidkan Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam hakimiyah
disemua zaman dan tempat adalah orang-orang musyrik. Tidak keluar
mereka dari kesyirikan ini, walaupun mereka berkeyakinan terhadap laa
ilaaha illallah dan tidak punya syiar (peribadatan) yang mereka tujukan
kepada selain Allah Subhanu wa Ta’ala” [Fii Zhilalil Qur’an
2/1492,cetakan Darusy Syuruq].
Masih belum yakin juga ….!!
Bagaimana dengan yang ini :
“Dipermukaan bumi ini, tidak ada satu pun negara Islam dan tidak pula masyarakat muslim” [Fii Zhilalil Qur’an, 2/2122].
Entah bagaimana harus meyakinkan kalian jika yang satu ini masih juga belum cukup :
“Manusia
telah kembali kepada kejahiliyahan dan keluar dari laa ilaaha
illallah…… Manusia seluruhnya, termasuk orang-orang yang
mengumandangkan kalimat laa ilaaha illallah pada adzan di timur sampai
barat bumi ini tanpa pengertian dan pembuktian nyata , bahkan mereka
ini lebih berat dosa dan adzabnya pada hari kiamat, karena mereka telah
murtad kepada penyembahan makhluk, setelah jelas bagi mereka petunjuk
dan setelah mereka berada di agama Allah” [Fii Dzilalil Qur’an 2/1057,
cet. Darusy Syuruq]
Lalu siapakah sebenarnya diantara kita yang “getol” dalam masalah kafir-mengkafirkan itu?
[G]. Salafiyyin, Antek Zionis (Yahudi) ??
Masih dalam pemberitaan Suara Hidayatullah, sang Agen kembali beraksi dalam drama fitnahnya dengan berkata : “…Anda dapat melihat kira-kira semua masjid dan perkumpulan anak muda di Yaman, Pakistan dan Palestina tenggelam dengan buku-buku ini, yang dicetak dan dibagikan secara gratis bahwa ini semua dibiayai oleh para donatur Saudi padahal MOSSAD ada dibelakang semua ini.” [Paragraf 17 hal. 79].
Bantahan :
Perkataan ini menimbulkan opini bahwa da’wah Salafiyyah melalui buku-bukunya, didanai oleh MOSSAD melalui kerajaan Saudi Arabia. Namun orang-orang yang sudah ada penyakit dalam hatinya menafsirkan kalimat-kalimat berbisa dari mulut agen ini sehingga sesuai dengan tuduhan-tuduhan basi mereka.
Fitnah
ini pernah diungkapkan oleh Laskar Hikmatiyar, di Harian mereka
“Syahadat”, no. 338, tanggal 28 Dzul Qo’dah 1411 H, dibawah judul
“Kesempatan masih ada” dan pernah pula diucapkan oleh Muhammad Surur
Zainal Abidin, dia adalah seorang Ikhwany (kepadanyalah nisbat
pemahaman Surury), yang dengan senang hati pindah dari negara Islam,
negara kaum muslimin, negara yang penuh dengan ulama’, negara yang ada
dua kota suci kaum muslimin di dalamnya, negara yang menegakkan
Syari’at Islam (Saudi Arabia) menuju negara kafir, kampung halaman
zionis (Inggris) di kota Birmingham dan mendirikan markaz hizbinya yang
bernama Al-Muntada Al-Islami.
Kemudian
dari sana dia menghembuskan racun-racun fitnah kesetiap negeri-negeri
kaum muslimin, memicu perpecahan antara aktivis-aktivis da’wah dengan
pemerintah, sehingga mereka sibuk mengkafirkan penguasa muslim mereka,
dan melupakan menuntut ilmu, dan da’wah tauhid.
Bukankah
hal ini akan membuat Yahudi tersenyum gembira ?? Sehingga mereka tidak
harus susah payah merogoh kantong untuk membiyai mega proyek dengan
tema utama : “Bagaimana memecah belah kekuatan Islam”. Muhammad Surur
yang bermarkas di Inggris bersama pendahulu-pendahulunya yang memiliki
pemikiran Sayyid Quthub, punya andil besar dalam pertumpahan darah di
dunia Islam antara penguasa muslim dan rakyatnya yang muslim. Hal
inilah yang terjadi di Mesir, Suriah, Tunisia, Al-Jazair dan hampir
terjadi di negeri tauhid Saudi Arabia. Ini semua disebabkan oleh
pengkafiran membabi buta terhadap penguasa muslim yang dilakukan oleh
para pengagum pemikiran Sayyid Quthub. Akhirnya Yahudi tidak perlu turun tangan untuk menghancurkan kaum muslimin secara langsung.
Muncul
sebuah pertanyaan besar yang sangat menggelikan; bagaimana mungkin
markas Muhammad Surur ini di biarkan oleh Inggris muncul di salah satu
pusat pemerintahan mereka ?
Apakah agen-agen zionis Inggris tidak tahu tentang kegiatan da’wah Al-Muntada ?
Atau, apakah Inggris memiliki kepentingan zionisme dengan membiarkan mereka menyerang negeri muslim dengan pemikiran sesat sebagaimana Inggris membiarkan ajaran sesat Ahmadiyah yang merusak aqidah kaum muslimin di seluruh dunia; dimana Ahmadiyah juga bermaskas di Inggris.
Kemudian
fitnah ini diadopsi dan disebarkan oleh orang-orang yang tidak suka
terhadap da’wah salafiyyah, sehingga para pemuda yang terburu-buru
“terjun” ke medan da’wah dan politik termakan oleh fitnah ini (bahwa Saudi adalah antek AS-Yahudi).
Maka
tanyakanlah kepada da’i-da’i kalian, bukankah sebagian dari mereka
sekolah dengan dana-dana dari Arab Saudi ??, sehingga diantara mereka
ada yang kuliah di Saudi dengan beasiswa pemerintah Saudi, bukankah
sebagian diantara mereka bekerja di lembaga-lembaga yang dibiayai oleh
Arab Saudi ??, bukankah sebagian dari mereka mendapat gaji sebagai da’i
dari lembaga-lembaga yang dibiayai oleh Arab Saudi ???, seperti Atase
Agama Kedutaan Arab Saudi, Robithoh Al-Alam Al-Islamy, Haiatul Igotsah
Al-Islamiyyah, Yayasan Al-Haramain.
Bahkan
ada diantara mereka berangkat menunaikan ibadah haji dengan biaya
pribadi Raja Fahd bin Abdul Aziz . Kenapa kalian tidak mengatakan
mereka antek-antek zionis karena menggunakan dana-dana Saudi ??
Kalian
mendirikan sekolah di desa Toya, Lombok Timur (NTB), yang tenaga
pengajar sebagian besar adalah da’i-da’i kalian, dan siswa-siswanya-pun
dari teman-teman kalian.
Sekolah
ini dibiayai oleh Lajnah-Da’wah dan Ta’lim (L-DATA) cabang Jakarta,
yang pusatnya di Riyadh-Arab Saudi, tanyakan kepada da’i-da’i kalian
jika mereka bisa berbicara !!!, niscaya mereka akan mejawab “ya” dengan
“malu-malu”, atau akan menjawab “tidak” (berdusta pada kalian), jika
kalian belum puas kami dapat membawakan nama-nama mereka dengan bukti
yang akurat. Apakah kalian akan mengatakan mereka (dai-dai kalian) sebagai antek-antek zionis, karena mereka mendapat gaji dari Saudi Arabia ??
[H]. Siapa Sebenarnya Yang “Main Mata” Dengan Yahudi ??
Kalian telah menuduh da’wah Salafiyyah punya hubungan dengan Yahudi. Maka kini kesempatan kami dengan bukti-bukti yang kokoh untuk menunjukkan bagaimana sesungguhnya sikap tokoh-tokoh kalian terhadap Yahudi.
Hasan Al-Banna berkata :
“…Maka saya mengulangi, sesungguhnya permusuhan kami dengan Yahudi bukan permusuhan agama….[Lihat : Al-Ikhwanul Muslimun Ahdatsun Sona’at At-Tarikh (1/409-410)].
Tidakkah ucapannya ini menyakitkan muslimin dan mujahidin di Palestin yang berjuang untuk meninggikan kalimat Allah ??
Walaupun
begitu, Hasan Al-Banna masih tega untuk berkata : “…Dan tidaklah
gerakan Ikhwanul muslimun itu menentang satu aqidah tertentu (dari
aqidah-aqidah yang ada), atau agama tertentu (dari agama-agama yang
ada),…[Lihat : At-Thoriq ilal Jama’aitil Um 132]
“…Bahkan
orang-orang Yahudi yang tinggal di sini (Mesir), tidak ada antara kami
dan mereka kecuali hubungan baik belaka.” [Lihat : At-Thoriq ilal
Jama’aitil Um 132]
Dan Yusuf Qardhawi-pun berkata :
“Sesungguhnya kami tidak memerangi Yahudi karena aqidah, akan tetapi hanya karena mereka merampas tanah kami” [Koran Harian Ar-Royah, Qothar, hal. 17 edisi : 4696 Rabu, 24 Sya’ban 1415H / 25 Januari 1995M]
Tidak !!, Jangan katakan kami memfitnah sebelum kalian melihat pada sumber-sumber yang kami sebutkan !!.
Tidak
!!, kami tidak menuduh mereka agen zionis seperti kalian menuduh
Salafyyin dan Arab Saudi (secara dzholim) sebagai agen Zionis. Tapi ada
apa dibalik sikap tokoh kalian dengan orang-orang Yahudi ??
Bagaimana Dengan Jama’ah Tabligh ??
Dan buat saudara-saudara yang menisbatkan dirinya pada Jama’atut Tabligh, sesungguhnya kalianpun telah mengadopsi fitnah ini, yang kalian hembuskan sejak dahulu, ketika kalian menjadi dengki sebab banyak dari saudara-saudara kita mendapat hidayah untuk mengikuti sunnah Rasulullah dalam aqidahnya, ibadahnya, dan muamalahnya. Tidak hanya terbatas pada sunnah makan, tidur, dan buang hajat saja !!. Kemudian kalian mendapat “secercah cahaya” (pemberitaan “Suara Hidayatullah”, yang sebenarnya tidak pantas dikatakan cahaya) ditengah kebingungan kalian mencari bukti.
Cukuplah
penjelasan kami pada awal-awal pembahasan ini sebagai bantahannya;
bahwa bukti kalian bukanlah bukti, hanya bualan, ; bahwa dalil kalian
lebih rapuh dari rumah laba-laba, rapuh dari segala segi, kalau
seandainya dalil itu selamat dari satu segi, maka dia tidak akan
selamat dari banyak segi. Kalian hanyalah “burung beo” dari ucapan sang agen yang sama sekali tidak membawa bukti. Tidakkah kalian mendengar sabda Rasulullah
“Artinya
: Hendaklah ada bukti bagi orang yang menuduh dan ada sumpah bagi yang
mengingkari” [Hadits Hasan Riwayat Al-Baihaqi, Lihat kitab Arba’in
Nawawiyyah Hadits No.33]
Lantas
kenapa kalian tidak mengamalkannya ??, atau kalian menganggap ini
adalah ilmu masail yang tidak perlu dipelajari !, atau kalian tidak
faham ma’nanya ??, atau kalian pura-pura tidak tahu akan hadits ini ??,
atau pura-pura tidak faham ma’nanya ??, karena kalian dengki kepada
kami!!.
Mengapa
kalian begitu benci kepada orang yang selalu menasehati kalian dengan
ikhlas ??, membawakan dalil dari Al-Qur’an dan As-Sunnah yang shohih,
membawa bukti dari kitab-kitab kalian, atau kalian sudah seperti
orang-orang Syi’ah yang 99 % agamanya takiyah (bohong) seperti
orang-orang munafiq ??.
[A]. Ada Apa Antara Jama’ah Tabligh Dan Zionis Inggris Di India ??
Kami telah membantah tuduhan Jama’ah Tabligh (Amir Bid’i cs) yang mengaitkan da’wah Salafiyyah dengan zionis internasional (AS, Yahudi dan Inggris). Kini saatnya kami ingin membalik keadaan melalui beberapa pertanyaan. Pertanyaan tersebut akan muncul setelah kita menilik berita temuan kami berikut ini
Hifdzurrahman As-Sayuharwi, mantan anggota parlemen India menyatakan,
“Dulu, penguasa Inggris di India membantu gerakan Jama’ah Tabligh di awal perkembangannya dengan harta Haji Rasyid Ahmad, kemudian memutus bantuannya.”
[Lihat
: Haqiqah Dakwah Ila Allah, hal. 66 dan Jama’ah Tabligh Fi Qarah
Hindiyah, hal. 65. Menukil dari Mukalamah Ash-Shadriyin, hal. 4 Cet.
Diyobant India]
Kami
tidak akan bersikap zhalim dengan menelan bulat-bulat pemberitaan
tersebut. Kami tidak akan mengatakan berita ini shahih, tidak pula
dusta. Akan tetapi ini adalah sebuah fakta yang berkembang melalui
sebuah buku yang dicetak di India (Diyobant), silahkan cek sendiri
kebenarannya, kemudian jelaskanlah secara mendetail kepada ummat :
“Ada hubungan apa gerangan antara Jama’ah Tabligh dengan Inggris di India…??”
Sebab tidak akan pernah sirna dari ingatan ummat bagaimana Inggris menjalin hubungan asmara dengan Yahudi dan AS dalam mengahancurkan negeri-negeri Islam.
[B]. Konsep Jihad Menurut Jama’ah Tabligh, Sangat Menguntungkan Yahudi.
Jama’ah Tabligh punya pemahaman yang aneh tentang jihad dalam Islam. Jama’ah Tabligh meniadakan konsep Jihad dalam artian perang mengangkat senjata melawan musuh-musuh Islam.
Bagi mereka, yang dikatakan jihad adalah khuruj (berkelana pindah-pindah dari masjid ke masjid) selama 3 hari, 40 hari dan 4 bulan.
Konsep ini tentu saja membuat Yahudi dan musuh-musuh Islam bersorak-sorai dalam
pesta kegembiraan. Betapa tidak; Islam hanya akan jadi boneka mainan AS
dan Yahudi jika makna jihad hanya diartikan dengan melancong,
ber-jaulah dan hanya berdiam diri masjid.
Seenak perutnya mereka menafsirkan firman Allah.
“Artinya
: Mereka itu adalah orang-orang yang bertaubat, yang beribadah, memuji
(Allah), as-Saaihun, yang ruku’, yang sujud.” [At-Taubah ; 112]
Menurut Jama’ah Tabligh, as-Saaihun (orang-orang yang mengembara) dalam ayat tersebut dimaksudkan kepada orang-orang yang khuruj.
Ini
adalah kejahilan terhadap Kitabullah. Sebab yang dimaksud dengan
as-saaihuun (orang-orang yang mengembara), ialah orang-orang yang
berjihad (perang) di jalan Allah.
Ibnu
Katsir (Seorang Mufassir) berkata, “Ada bukti yang menguatkan, bahwa
yang dimaksud dengan siyaahah di sini iala jihad….bukan maksudnya
siyaahah yang dipahami oleh sebagian orang yang beribadah hanya dengan
melakukan siyaahah (pengembaraan) di muka bumi.” [Tafsir Ibnu Katsir :
II/407]
Hal ini terungkap dari penuturan Nadhar M. Ishaq Shahab, penulis buku “Khuruj fi Sabilillah” [hal. 74, penerbit Pustaka Billah], dimana dia menganggap pemberangkatan pasukan perang yang dipimpin oleh Usamah radhiallahu ‘anhu sebagai jama’ah khuruj -na’udzubillah-
Masih dalam buku yang sama, [hal. 22] penulis berkata : “Yang bermujahadah untuk mendapatkan kekuatan fisik adalah kaum ‘Ad”.
Subhaanallah,
betapa kejinya ungkapan ini; sebuah sindiran yang halus terhadap para
Sahabat yang menjalankan perintah Allah dalam mempersiapkan kekuatan
fisik dan material untuk menyambut seruan menuju Syahid (perang di
jalan Allah) :
“Artinya
: Dan siapkanlah untuk mengahadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu
sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan
persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang
selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah
mengatahuinya.“ [Al-Anfal : 60]
Jama’ah Tabligh memalingkan makna hadits yang berbicara tentang keutamaan jihad (perang)
kepada pengertian “khuruj ala Tabligh”; yaitu “tamasya da’wah” selama 3
hari, 40 hari dan 4 bulan. Sebagaimana yang diungkapkan dalam buku
“Khuruj fi Sabilillah” [hal. 56].
Demikianlah
Jama’ah Tabligh dalam memahami jihad, sebuah pemahaman yang akan
merugikan kaum muslimin diseluruh dunia dan menjadikan musuh-musuh
Islam leluasa dalam melakukan makarnya tanpa mengkhawatirkan adanya
perlawanan kaum muslimin melalui seruan kalimat-kalimat jihad yang suci.
Syaikh Saifur Rahman bin Ahmad Ad-Dahlawi berkata :
“Salah
satu ciri khas jama’ah ini ialah, mereka meyakini, bahwa siapa yang
keluar bersama mereka dalam kerja dakwah berjama’ah, berarti telah melakukan jihad yang besar bahkan akbar.
Mereka
beranggapan, keluar bersama mereka dalam kerja dakwah berjama’ah ini
lebih afdhal daripada memerangi musuh-musuh Allah dan RasulNya, lebih
afdhal daripada memelihara kemurnian Islam dan keutuhan kaum muslimin.
Bukti yang menguatkannya ialah pernyataan seorang ‘ulama dan para penuntut ilmu pada masa peperangan jihad Afghanistan melawan komunis, bahwa Jama’ah Tabligh mendatangi tempat-tempat mereka untuk mengajak mereka khuruj bersama jama’ah mereka !
Barang
siapa melakukannya (yakni khuruj -red), berarti ia telah melaksanakan
sunnah para nabi dan rasul, telah melaksanakan sunnah sayyidul anbiyaa’
wal mursalin, Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Bererti ia telah
keluar seperti halnya sahabat radhiyallahu ‘anhum ajma’in dalam
peperangan medan jihad.“
[Silakan lihat buku I’tibariyah Haula Al-Jama’ah Tablighiyah, hal 51]
Anehnya, Jama’ah tabligh meyakini bahwa inilah “kerja dakwah” para Sahabat semasa hidupnya. Kami katakan :
Bagaimana
mungkin para Sahabat akan mampu menaklukkan kerajaan Persia, Romawi
dataran Afrika sampai Eropa timur hanya dengan “jihad” berupa
pindah-pindah masjid dan berjaulah ria tanpa menebar da’wah tauhid,
mengangkat tombak, tanpa bernaung di bawah kilatan pedang, tanpa
melesakkan anak-anak panah tepat di jantung-jantung kuffar. Bagaimana mungkin Jama’ah Tabligh bisa lebih mulia dalam khurujnya dibandingkan
tentara-tentara Allah yang mempertaruhkan jiwa dan raganya bertempur
dan berkemul dengan debu-debu jihad fi abilillah.
Wahai saudara-saudara yang menisbatkan diri pada Jama’ah Tabligh !, carikan
kami dalil sepotong saja yang jelas menceritakan bahwa Rasulullah dan
para sahabatnya dahulu pindah dari satu masjid kemasjid yang lain
seperti kalian !!, padahal dahulu sudah ada Masjidil Haram, Masjid Nabawi, Masjid Quba’ dan Masjidil Aqso. Mana bukti kalian mengikuti sunnah
Rasulullah dalam berda’wah ??.
Rasulullah dalam berda’wah ??.
[C]. Ekslusivisme Dan Fanatisme Ekstrim, Andil JT Dalam Menimbulkan Perpecahan Ummat
Salah satu senandung Jama’ah Tabligh dan hizbyyin yang paling jahat adalah menuduh da’wah salafiyyah sebagai penyebab perpecahan dalam tubuh ummat Islam.
Bantahan :
Dakwah Salafiyyah adalah dakwah yang menyerukan “Persatuan Islam” yang hakiki, yaitu di atas aqidah dan keyakinan yang benar menurut pemahaman Rasulullah dan para sahabatnya. Sebagaimana para sahabat telah membangun asas-asas persatuan tersebut. Allah telah berfirman
“Artinya
: Maka jika mereka beriman kepada apa yang kamu telah beriman
kepadanya, sesungguhnya mereka telah mendapat petunjuk, dan jika mereka
berpaling, sesungguhnya mereka berada dalam permusuhan (dengan kamu)”
[Al-Baqarah : 137].
Rasulullah bersabda : “Barang siapa yang hidup sesudahku akan melihat perselisihan yang banyak. Maka wajib atas kalian berpegang teguh dengan sunnah-ku dan sunnah-sunnah Khulafa’ Ar-Rasyid yang terbimbing dan lurus sesudahku. Gigitlah
ia dengn gigi geraham kalian. Dan awaslah kalian terhadap setiap
perkara baru yang diada-adakan (bid’ah-red), karena setiap perkara yang
diada-adakan adalah sesat dan setiap kesesatan tempatnya di neraka.
[Hasan Shohih, H.R. An-Nasai dan At-Tirmidzi].
Jika
seseorang telah menyimpang dari aqidah yang benar, tidak berpegang
teguh kepada sunnah dan pemahaman Rasulullah dan para sahabatnya, maka
sungguh ia berada dalam permusuhan dengan Rasulullah dan para
sahabatnya dan orang orang yang berpegang teguh dengan sunnahnya
(mengikuti mereka dengan baik).
Justru Jama’ah Tabligh dengan banyak penyimpanganya dalam masalah aqidah dan manhaj, telah memposisikan dirinya sebagai penyebab perpecahan ummat.
Salah
satu ajaran Shufi yang sangat populer ialah ketundukan mutlak kepada
pemimpin atau guru, benar atau pun salah perintah gurunya itu. Ali Wafa
berkata, “Murid yang sejati dalam berperilaku di hadapan Syaikhnya,
laksana mayat yang terbaring di hadapan petugas yang memandikannya.”
Kelihatannya, prinsip taklid buta ini juga dipegang oleh Jama’ah Tabligh. Dalam buku Hikmah Usaha Hidayat, karangan Muhammad Yunus Suraji Panidi, hal. 102 disebutkan,
“Jama’ah
manapun yang datang dari luar negeri sekalipun, apabila mengusulkan
atau mengajukan sesuatu yang baru dalam hal kerja Tabligh ini,
hendaklah segera menghubungi Nizhamuddin (Markas besar mereka di
India), sebelum menerima dan mengamalkan apapun dari usulan
itu, walaupun kelihatan baik.”
Dan Jama’ah Tabligh sangat fanatik pada usaha “khuruj”-nya, dan
mereka menangisi orang-orang yang meninggalkan “khuruj” bersama mereka,
seolah-olah mereka tidak melihat adanya usaha da’wah diluar Jama’ah
mereka, padahal “khuruj” ini hanya hasil pemikiran pendiri Jama’ah ini.
Hal
ini jelas menunjukkan kefanatikan mereka yang ekstrim. Bentuk fanatisme
seperti ini, bukankah akar dari setiap perpecahan dan pertikaian di
mana setiap kelompok bangga dengan kelompoknya. Ini adalah sikap
orang-orang musyrik sebagaimana yang dikabarkan Allah dalam firman-Nya
: “
“Artinya
: Dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah.
Yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka menjadi beberapa
golongan, tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada
golongan mereka”. [Ar-Ruum : 31-32]
Kefanatikan Jama’ah Tabligh juga terlihat dari cara mereka yang melampaui batas dalam mengkultuskan kitab Fadhail Amal. Mereka
lebih suka “berbayan ria” dalam setiap kali khuruj ketimbang
mempelajari Al-Qur’an dan kitab-kitab hadits yang shahih untuk
diamalkan dan dida’wahkan.
Padahal dalam kitab tersebut banyak
hadits-hadits dhoif, dan palsu, serta cerita-cerita hayalan kaum sufi
yang sama sekali bertentangan dengan nash-nash Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Salah satu diantara “1001” khurafat yang terdapat dalam Fadhail Amal pada bab fadhilah haji adalah kisah tentang Ahmad Rifa’i yang mengunjungi makam Rasulullah pada tahun 555H, dimana dia berdiri di depan makam Rasulullah dan membacakan dua bait syi’ir, lalu Rasulullah mengeluarkan tangannya dari dalam kubur yang selanjutnya dicium oleh Ahmad Rifa’i.
Lihatlah,
bagaimana mereka membawakan cerita, yang para sahabat dan Imam-imam pun
belum pernah mengalami hal sehebat Ahmad Rifa’i ini.
Masih dalam kerangka fanatisme dan ekslusivisme yang memecah belah ummat ;
Jama’ah Tabligh mengikat para anggotanya dengan sumpah setia (bai’at) yang menyimpang dari Sunnah.
Pada
tahun 1315H, Muhammad Ilyas Al-Kandahlawi -pendiri Jama’ah Tabligh-
memberikan bai’at shufiyah kepada Rasyid Ahmad Al-Kankuwi yang sangat
dicintainya. Setelah meninggalnya Rasyid Al-Kankuwi, kemudian beliau
memperbaharui bai’at-nya kepada Kholil Ahmad As-Saharunfuri yang
memberikan izin kepadanya mem-bai’at orang lain ala manhaj shufi.
[Lihat. Jama’ah Tabligh Fi Syibhil Qarah Hindiyah, karya Sayid Thalibur
Rahman hal. 21 dan Haqiqat Da’wah Ila Allah karya Sa’ad Al-Husein hal.
62]
[D]. Sisi Kemiripan Jama’ah Tabligh Dengan Yahudi
Semua ini berawal dari tuduhan dusta Jama’ah Tabligh terhadap da’wah Salafiyyah sebagaimana yang telah jelas bagi pembaca. Maka dihalaman terakhir ini, kami ingin mengungkap sesuatu yang tersembunyi bagi para pembaca; tentang “Tiga Belas Asas Da’wah Jama’ah Tabligh”.
Ada satu poin dari 13 asas tersebut yang justru menunjukkan “kemiripan” Jama’ah Tabligh dengan Yahudi. Entah mereka sadar akan hal ini atau tidak.
Nadhar
M. Ishaq Shahab dalam bukunya “Khuruj fii Sabilillah” [hal. 27,
penerbit Pustaka Billah, Bandung], membawakan 13 asas Da’wah (menurut
Jama’ah Tabligh). Pada poin yang ke-5 dia berkata :
“Amar ma’ruf, bukan nahi munkar”
Prinsip inilah yang menyebabkan hancurnya Bani Israil. Entahlah, Jama’ah Tabligh dan Yahudi dalam hal yang satu ini, tampaknya ada kemiripan. Allah telah berfirman tatkala menggambarkan prinsip dan sikap Yahudi : “
“Artinya
: Telah dilaknati orang -orang kafir dari bani Israil dengan lisan Daud
dan ‘Isa putera Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka
dan selalu melampaui batas. Mereka satu sama lain tidak melarang
tindakan munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa
yang selalu mereka perbuat itu” [ Al-Maidah: 78-79]
Sungguh
menakjubkan, begitu cepat Yahudi mengetahui rahasia dari sebuah “chaos”
(malapetaka yang dahsyat). Prinsip yang telah menyebabkan kehancuran
peradaban inilah yang coba mereka tembakkan ke negeri-negeri kaum
muslimin.
Agar umat Islam tidak lagi menegur saudaranya yang menyimpang dari aqidah dan sunnah yang lurus, agar kaum muslimin tidak lagi mencegah saudaranya yang berbuat syirik, bid’ah dan maksiat.
Jika
hal ini telah merata di bumi-bumi Islam maka tunggulah kehancuran.
Prinsip ini juga membuktikan bahwa Jama’ah Tabligh bukanlah Jama’ah
yang membawa kebaikan justru membawa kerusakan dengan tidak
memperdulikan kemungkaran yang bertengger di depan hidungnya.
Dan membuktikan pula bahwa Jama’ah ini bukanlah Jama’ah yang membawa ilmu, yang
dipuji oleh Rasulullah dalam sabdanya : “Yang akan terus menerus
membawa ilmu agama ini pada setiap generasi adalah orang-orang yang
adil dan terpercaya ilmu agamanya dan perangainya.
Mereka yang membawa ilmu agama dengan kriteria demikian itu melakukan gerakan-gerakan :
(1) Meluruskan kembali penyimpangan kalangan ekstrimis dalam memahami agama.
(2) Membantah kedustaan para pendusta yang ingin mengekspliotasi agama demi kepentingan pribadi atau golongannya.
(3)
Meluruskan kembali kesalahan penafsiran agama yang dilakukan oleh
orang-orang yang bodoh ” [Dikeluarkan oleh Ibnu Abi Hatim dalam Al-Jarh
wa Ta’dil 1/1/17 dan Al-Baihaqi dalam Sunanul Kubra 10/209]
Dan
Jama’ah Tabligh telah membuktikan prinsip tersebut dengan masih
menjamurnya simbol-simbol kesyirikan dan bid’ah di India, Pakistan
-negeri kayangan yang dielu-elukan Jama’ah Tabligh-.
Padahal
jumlah mereka yang keliling dunia hampir jutaan. Bukankah syirik dan
bid’ah adalah dua dosa besar yang bertengger di papan atas yang
mengalahkan dosa-dosa kelas kaliber lainnya ?. Inilah akhir dari
bantahan kami.
“Jika engkau tidak merasa malu, maka berbuatlah sekehendakmu” [HR. Bukhori, Arbain Nawawi No. 20]
[Disalin
dari Risalah Dakwah Al-Hujjah, Edisi Khusus/Rabi’ul Akhir/1424H Islamic
Center Al-Hunafa’ Masjid ‘Aisyah Lt II, Jl Soromandi No.1A Lawata –
Mataram Tlp 0370-642405]
_______
Footnote
[1] Kami membedakan antara pengekor hizby (kelompok / jama’ah) dengan tokoh-tokohnya, dan prinsip dasar jama’ah itu sendiri. Kritikan-kritikan pedas para ulama’ Ahlussunnah hanya ditujukan kepada tokoh-tokoh hizby dan prinsip-prinsip mendasar hizby yang menyimpang, dikarenakan bahaya pemikiran dan da’wah mereka bagi umat Islam. Sedangkan pengekor hizby adalah sekumpulan pemuda-pemuda Islam yang terbakar semangatnya dikarenakanpengaruh pemikiran tokoh-tokoh hizby dan tanpa sadar telah mempraktekkan prinsip-prinsip hizby yang menyimpang. Mereka ini tidak tahu menahu tentang hakikat hizby yang sesungguhnya. Kepada mereka tidak boleh bersikap keras; da’wah dan nasehat kepada mereka haruslah sesuai dengan asal prinsip dak’wah Ahlussunnah yaitu : “Lemah Lembut” . Kaidah ini berlaku bagi setiap jama’ah bid’ah lainnya.
_______
Footnote
[1] Kami membedakan antara pengekor hizby (kelompok / jama’ah) dengan tokoh-tokohnya, dan prinsip dasar jama’ah itu sendiri. Kritikan-kritikan pedas para ulama’ Ahlussunnah hanya ditujukan kepada tokoh-tokoh hizby dan prinsip-prinsip mendasar hizby yang menyimpang, dikarenakan bahaya pemikiran dan da’wah mereka bagi umat Islam. Sedangkan pengekor hizby adalah sekumpulan pemuda-pemuda Islam yang terbakar semangatnya dikarenakanpengaruh pemikiran tokoh-tokoh hizby dan tanpa sadar telah mempraktekkan prinsip-prinsip hizby yang menyimpang. Mereka ini tidak tahu menahu tentang hakikat hizby yang sesungguhnya. Kepada mereka tidak boleh bersikap keras; da’wah dan nasehat kepada mereka haruslah sesuai dengan asal prinsip dak’wah Ahlussunnah yaitu : “Lemah Lembut” . Kaidah ini berlaku bagi setiap jama’ah bid’ah lainnya.
[2]. Ibn Taimiyyah, Minhajus Sunnah Juz 1, hal 7, dan hal disebutkan pula oleh : Al-Baghdadi dalam, Al-Farq Bainal Firaq, hal 15-225, Imam Bukhori, Al-Jami’ As-Shohih Juz 8 hal 57, dll.
[3]. Apa dan bagaimana Tauhid Hakimiyah menurut Quthbiyyin (pengekor Quthub) ?? Bagaimana pemahaman yang lurus menurut Al-Qur’an dan hadits serta penjelasan salaf ??. Insya Allah Al-Hujjah akan menerbitkan risalah khusus tentang takfir; kaidah Ahlussunnah dan hukum-hukum yang berkaitan tentangnya
sumber : http://almanhaj.or.id/content/802/slash/0/siapa-sebenarnya-yang-agen-yahudi/
from: https://aslibumiayu.net/13217-siapakah-yang-menjadi-agen-yahudi-menjawab-tuduhan-suara-hidayatullahsyiah-dan-jamaah-tabligh.html