Pengantar
Pergaulan bebas, sebuah produk impor yang merusak ternyata telah
menjadi komoditi yang cukup laris di kalangan remaja. Apalagi dalih mereka,
kalau bukan kemajuan, modernisasi, kesetaraan gender dan alasan-alasan
menggiurkan lainnya. Berbagai penelitian seputar pergaulan bebas dan hubungan
di luar nikah dilakukan, baik oleh perorangan ataupun lembaga, dan hasilnya,
sungguh sangat mengejutkan, "Hampir sebagian besar remaja telah terjerumus
di dalamnya."
Untuk itu perlu dilakukan upaya penanggulangan melalui berbagai
cara dan sarana. Salah satunya adalah melalui media bacaan yang dapat
mengarahkan para remaja kepada pergaulan yang benar dan menjelaskan
bahaya-bahaya yang ditimbulkan akibat pergaulan bebas. Buku (ebook) yang ada di
tangan pembaca ini merupakan salah satu pemenang lomba penulisan naskah dengan
tema "Bahaya Pergaulan Bebas" yang diselenggarakan oleh Yayasan
Al-Sofwa Jakarta. Sengaja kami pilih untuk diterbitkan karena bahasa nasehatnya
terasa menyentuh, seperti nasehat seorang ayah kepada putrinya.
Selain itu, metode dan gaya penulisannya tidak
memvonis, namun mengarahkan emosi, sehingga para remaja mau menyadari betapa
memilukan akibatnya bila seorang remaja putri tejerumus dalam pergaulan bebas.
Maka dikatakan,"Sebab
Mekarmu Hanya Sekali", Surat Cinta Untuk Putri Tercinta" sebagai upaya penjagaan terhadap bunga
agar jangan layu sebelum berkembang. Semoga bermanfaat bagi kita semua.
Ketika angin zaman menerpamu
Di atas cadas ataupun lumpur cemar
Teruslah mewangi wahai kuntumku
Tetaplah indah di padang liar
Hingga kaulah yang akan dipetik
Sebab mekarmu hanya sekali!
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji hanyalah milik Allah Subhaanahu wa ta'ala, Raja
semesta alam. Semoga Dia senantiasa memberikan kekuatan dan kesabaran kepada
kita dalam setiap pijakan langkah di muka bumiNya. Selanjutnya, semoga salam
dan sejahtera selalu tercurah kepada Muhammad shallallahu'alaihi wasallam,
seorang Nabi paling akhir, manusia termulia serta kekasihNya yang kehadirannya
telah dihadiahkan bagi dunia yang gelap gulita sebagai satu-satunya teladan
paripurna untuk segenap makhluk yang hidup sesudahnya. Semoga keselamatan juga
tetap terlimpah kepada keluarganya, para sahabat beliau yang mulia, alim ulama
serta seluruh umat yang tak pernah henti dicintainya.
Putriku terkasih,...!!
Memandang lelapmu dalam dekapan sang ibu selama ini, selalu
membuatku yakin bahwa segalanya akan berjalan baik-baik saja. Menikmati lembut
nafasmu di atas buaian, selalu membuat nyaman perasaanku di saat itu. Lalu
masa-masa yang indah itu dengan cepat telah berlalu. Dan usia terus saja
mengambil jatahnya. Hingga ketika hari telah berganti minggu, dan bulan pun
menapak tahun, tiba-tiba baru kusadari bahwa tak lama lagi kau akan lepas dari
sisiku. Karena sudah tiba waktunya kau harus pergi. Menjemput kehidupan milikmu
sendiri. Ya, sudah saatnya kau harus kulepaskan menuju kehidupan baru di luar
sana.
Dunia luar! Adalah sebuah tempat yang sama sekali
tak ramah, putriku. Sebuah ruang di mana kau harus mampu untuk tetap bertahan
di tengah-tengah segala ancaman yang bakal terus menghadangmu. Dengan bumi yang
semakin tua serta dipenuhi oleh beragam fasilitas yang seharusnya bisa lebih
memudahkan kehidupan. Tapi ternyata semua itu justru membuat realitas kehidupan
makin bertambah kacau dan carut marut. Hari-hari terakhir ini, segala bentuk
kekerasan dan tindak jahiliyah sudah menampakkan diri secara terang-terangan.
Pergaulan bebas dengan bermacam latar belakang dan sebabnya telah makin
menjauhkan manusia dari kehidupan yang ideal. Percampuran antara pria dan
wanita yang melanda setiap jengkal bumi telah menjadi pemandangan biasa dan
wajar. Dan tanpa disadari oleh siapa pun, ‘kewajaran’ itu mulai
menampakkan gejala-gejala yang membahayakan. Ya, berbagai macam dampak negatif
atas budaya ikhtilath (campur baur antara laki-laki dan perempuan) mulai
muncul. Dan lagi-lagi, kaum wanita seperti dirimu adalah yang pertama kali
merasakan akibatnya, langsung maupun tidak. Lalu liputan dari berbagai media
yang cuma berisikan berita-berita memiriskan jiwa. Semuanya berlomba-lomba
untuk menampilkan sisi bengis dan buram wajah kehidupan.
Kejahatan dan kemaksiatan di lingkungan sekitar kita
hanyalah masalah waktu. Tak ada lagi sebuah tempat pun yang benar-benar aman.
Begitulah! Ketika hari ini aku kembali lagi menatap dunia yang liar itu melalui
jendela rumah kita. Tiba-tiba telah digerakkanNya tanganku untuk menuliskan
beberapa patah kata yang ingin kutitipkan untukmu. Maka hanya kepadamulah wahai
puteri tercinta, kutuliskan surat ini. Bersama baluran doa restu serta curahan
rasa cintaku yang tak pernah kering, akan kupintakan pada Allah Subhaanahu wa
ta'ala –Sang Pemilik setiap jiwa-,
agar selalu melindungimu di dalam naungan keselamatan serta ridha-Nya.
Ketahuilah, bahwa aku sangat menyayangimu dan tak ingin kau kalah
oleh liciknya jebakan dunia. Akhirnya, selamat memasuki masa-masa remaja,
putriku! Jagalah selalu hati dan dirimu di setiap tempat dan waktu. Semoga
Allah Subhaanahu wa ta'ala membimbing kita semua.
Ketika Benih Mulai tumbuh
Setetes cinta yang tertawan
Dan benih kasih yang tersipu
Berbalut asa dan doa
Hingga tibalah tiupan ruh
Jadilah,... Maka jadilah kamu!
Putriku terkasih,...!!
Tak ada yang tahu apa yang akan terjadi di depan nanti. Bahkan
ketika kedipan mata serta hembusan nafas yang keluar dari tubuh fana hilang
dihisap oleh alam sekitar. Kita tak pernah tahu apakah masih ada kesempatan
untuk sekali lagi mengedipkan mata. Bahkan kita tak bisa menjamin pada diri
sendiri untuk sekedar bisa menarik nafas yang sama pada detik berikutnya,
kecuali hanya dengan izin Sang Empunya hidup hingga Allah Subhaanahu wa ta'ala
memberikan iradahNya. Dan sesungguhnya, takdir jualah yang telah menuntunmu
hingga di titik ini.
Maka begitulah yang telah terjadi di saat itu. Masa-masa di mana
benih cinta kedua orang tuamu dipersatukan dalam sebuah ikatan yang sakral.
Hingga Allah Subhaanahu wa ta'ala pula yang telah menciptakan dan
menumbuhkembangkan benih suci dari buah kasih itu bersama hujan cinta-Nya.
Menjaga serta merawatmu dari detik ke detik dalam pelukan rahim kasih sayang.
Lalu waktu pun terus berlalu sampai tiba sebuah hari saat semua orang di
sekeliling berharap-harap cemas saat menantikan kehadiranmu. Dan kepadamu, ingin
ku sampaikan sebuah firman Allah Subhaanahu wa ta'ala tentang kehadiran seorang
anak sepertimu bagiku:
وَاعْلَمُوا أَنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ وَأَنَّ
اللَّھَ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِیمٌ
"Dan ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu hanyalah
sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar."
(Al-Anfal: 28)
Itulah faktanya! Bahwa kehadiranmu yang sangat membahagiakan itu
hakekatnya adalah benar-benar hanya sebagai ujian dan cobaan semata. Dengan
ilmuNya, telah Dia percayakan engkau dalam asuhan kami. Maka, kau pun harus
paham bahwa untuk mengemban amanah berat itu memerlukan suatu proses serta cara
yang tepat. Agar ketika tiba waktunya nanti untuk mempertanggung jawabkanmu
dihadapanNya, aku akan bisa tersenyum sekaligus membanggakan dirimu.
Selanjutnya, tak ada lagi keinginan lain dalam diriku kecuali
cita-cita untuk membawamu kepada jalan cahaya yang telah disediakanNya. Hari
depanmu yang -bahkan kami sendiri belum tahu- itu harus mampu kau lalui dengan
baik. Dan khusus untukmu, wahai putriku terkasih, jadikan segala hal yang telah
berlalu itu sebagai kekuatan untuk menyongsong hari esok milikmu yang jelas
belum bisa kami bayangkan.
Sekuntum Kembang di Padang
Ilalang
Ilalang yang terhampar
Desau angin dan dengung
kumbang-kumbang
Angin zaman memang telah berubah
arah
Sampai waktu milikmu akan tiba
Jangan pernah hilang wangimu
tersia-sia
Hari ini, waktu telah mengantarmu pada kedewasaan yang begitu
mempesona. Masa berganti rupa dan usia menapak dewasa. Tak terasa, kau telah
tumbuh menjadi seorang gadis remaja. Di depan sana, gerbang dunia luar yang
terbuka lebar-lebar telah siap menyambutmu dengan segenap kegenitan serta
gemerlap yang menggoda. Sungguh, melepaskanmu di tengah masyarakat yang begitu
awam terhadap syariat Islam, selalu membuatku bimbang.
Menyadari bahwa taring-taring tajam kehidupan yang menganga itu
selalu siap menerkammu, memaksaku untuk sekali lagi mengingatkanmu. Tapi kau
pun harus tetap melangkah ke depan. Oleh sebab itu, dengarkanlah pesanku, wahai
putri tercinta! Perhatikanlah segala fenomena di sekelilingmu yang bisa
membuatmu kalah oleh kehidupan. Sudahkah kau menyadarinya?
Media Amoral
Ketahuilah Putriku,...!!
Kau sedang hidup pada sebuah zaman di mana waktu dan tempat yang
seolah telah menjadi sebuah dimensi yang serba mudah diakses. Tak ada yang tak
diketahui oleh siapa pun tentang sesuatu yang sedang terjadi di belahan bumi
lain pada saat bersamaan. Berbagai macam kecanggihan teknologi telah
memungkinkan siapa pun untuk menyampaikan apa yang diinginkannya pada orang
lain. Termasuk fasilitas informasi serta telekomunikasi yang telah berkembang
dengan sedemikian cepatnya. Maka telepon genggam, televisi, radio, sampai
dengan internet telah menjadi sarana yang umum di dalam menyebarkan informasi
sekaligus propaganda. Arus informasi yang berasal dari segala macam sumber dan
kepentingan akan sangat mudah membentuk kepribadian serta pola pikirmu bila kau
tak memiliki benteng yang kuat.
Belum lagi dengan fenomena kemunculan media-media cetak tak
bermoral yang semakin hari semakin mudah ditemukan di jalanan. Majalah, surat
kabar, tabloid, sampai dengan komik dan novel yang berjejer manis cuma
berisikan cerita-cerita hasutan bagi jiwa serta impian semu. Dan itu bisa
sangat mudah untuk kau dapatkan di setiap tempat. Akhirnya, kenyataan itu hanya
semakin menambah runyamnya wajah duniamu saat ini.
Kau pun juga harus mengerti bahwa masyarakat yang
ada di sekitarmu adalah sekumpulan orang-orang yang ‘sakit’. Masyarakat yang
tampak baik-baik saja itu sebenarnya adalah sebuah bangunan rapuh yang bisa
dihempaskan dengan mudah kapan saja, bahkan oleh tiupan angin yang lembut
sekalipun.
Ketika tayangan-tayangan televisi serta film-film
barat yang sekuler telah menjadi tontonan wajib sekaligus "trade
mark" bagi identitas generasi masa kini. Dan tokoh panutan para remaja
adalah para bintang film, artis, serta olah ragawan yang nota bene merupakan
orang-orang yang mungkin belum pernah bisa merasakan makna hidup yang sejati.
Maka perlahan namun pasti, sebuah peradaban telah bergeser. Nilai-nilai
kehidupan, etika religius serta pola pikir yang sehat sedang terancam
keberadaannya untuk kemudian digantikan oleh sebuah tatanan serta nilai-nilai
baru yang –ironis-nya merupakan
"produk gagal" di negara asalnya. Ya, paham-paham sekulerisme,
hedonisme, nihilisme, materialisme serta free sex sesungguhnya merupakan produk
sampah dari sebuah peradaban yang mengaku "modern".
Besarnya angka kriminalitas, semakin tingginya tingkat depresi
serta keresahan yang tak tersembuhkan di kalangan masyarakat barat adalah
bukti-bukti nyata sekaligus efek langsung dari penerapan semua paham-paham
tersebut. Dan ketika menyadari bahwa tatanan itu telah gagal, maka mereka
justru berlomba-lomba untuk mencari "pasar" baru bagi ide-ide sampah
tersebut agar laju roda perekonomian serta rencana besar yang sedang mereka
susun tetap bisa berjalan sesuai rencana.
Maka, itulah yang sedang kita lihat di sekeliling kita hari ini.
Wajah Barat yang ditiru habis-habisan oleh sebagian besar anak muda. Citra
"maju" dan "modern" sepertinya cukup ampuh untuk menarik
para remaja itu. Parahnya, melalui media yang semakin beragam dan canggih,
segala macam kegagalan itu bisa tersaji secara apik, indah dan sangat
menggiurkan bagi pemirsanya. Tentu saja, semuanya itu memang telah direncanakan
secara matang oleh musuh-musuh Allah Subhaanahu wa ta'ala dalam upaya abadinya
merongrong umat Islam dari dalam. Mengenai hal ini, Rasulullah Muhammad
shallallahu 'alaihi wasallam sendiri telah mengingatkan kita:
لَتَتَّبِعُنَّ
سَنَنَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ
دَخَلُوْا جُحْرَ ضَبٍّ
تَبِعْتُمُوْھُمْ
قُلْنَا یَا رَسُوْلُ اللهِ اَلْیَھُوْدُ وَالنَّصَارَى؟ قَالَ: فَمَنْ؟!
"Sungguh kalian akan mengikuti tradisi dan budaya umat
sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal, dan sehasta demi sehasta hingga
jikalau mereka masuk ke dalam liang dhab (sejenis biawak), maka kalian akan
mengikutinya!! Kami bertanya, " Wahai Rasulullah! Apakah mereka itu Yahudi
dan Nasrani?" Beliau bersabda, "Siapa lagi?!" (HR. al-Bukhari,
no.22/298)
Putriku tercinta,...!!
Jangan kau sia-siakan waktu-waktu senggangmu dengan nongkrong di
depan TV atau melakukan perbuatan yang tidak mendatangkan keuntungan duniawi
dan akhirat. Gunakanlah waktumu untuk belajar, memperdalam ilmu agamamu,
membaca, menulis ataupun kegiatan yang bermanfaat lainnya.
Emansipasi Salah Kaprah
Putriku tercinta,...!!
Musuh-musuh Islam itu tak pernah sedetik pun beristirahat untuk
memikirkan cara-cara agar agama Islam serta umatnya semakin terpuruk dari zaman
ke zaman. Mereka tidak pernah menyia-nyiakan kelengahan serta kebodohan yang
melanda hampir seluruh masyarakat Muslim. Secara perlahan namun pasti, mereka
dengan licik telah menggunakan cara-cara yang sangat orientatif untuk bisa
mempengaruhi proses keberlangsungan pendidikan serta pengajaran di kalangan
wanita Muslim. Secara halus mereka terus menerus meniupkan angin surga
emansipasi di kalangan kaummu, para wanita. Padahal di balik semua itu, rencana
besar mereka adalah hendak menggiring kaum wanita itu ke lembah penindasan
serta menjebloskannya ke dalam jurang kehancuran yang menyesatkan.
Tahukah kau putriku, bahwa emansipasi sebenarnya diawali dengan
tuntutan para wanita di Eropa akan persamaan gaji serta jam kerja antara kaum
wanita dan lelaki yang sama-sama bekerja pada satu perusahaan. Wacana yang
mulai santer bersamaan dengan berdirinya gerakan wanita di Eropa itu akhirnya
meluas dan merambat pada bidang-bidang lain yang secara spontanitas -atau
memang sengaja- dihembuskan oleh pihak-pihak tertentu.
Lalu lebih jauh, tuntutan atas persamaan hak
tersebut telah bergeser menjadi tuntutan atas ‘perusakan’ hak dari kaum
lelaki. Misalnya, pada mulanya kaum wanita menuntut hak untuk bebas memilih
pasangan hidupnya, seperti yang berlaku atas kaum lelaki. Namun kemudian hak
tersebut bergeser menjadi kebebasan untuk menyerahkan dirinya kepada siapa saja
yang mereka kehendaki. Maka dari itu, selalu berhati-hatilah dengan apa saja
yang hendak engkau perbuat, terlebih dengan masalah yang satu ini. Sebab Allah
Subhaanahu wa ta'ala juga telah mengingatkan dalam firmanNya,
وَلَا
تَقْفُ مَا لَیْسَ لَكَ بِھِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ
كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْھُ مَسْئُولًا
"Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai
pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati,
semuanya akan diminta pertanggungjawabannya." (Al-Isra:
36)
Maka sudah menjadi pemandangan yang sangat umum di sekelilingmu
bila pada malam hari, masih banyak para wanita yang berkeliaran sendirian atau
berkelompok, mereka sedang berangkat maupun pulang dari tempat kerja. Lalu para
buruh dan pekerja wanita yang telah terbiasa mengerjakan pekerjaan laki-laki di
setiap sudut pabrik. Sungguh, jelas bukan begitu cara memaknai posisi wanita
yang sebenarnya dalam sebuah posisi yang terhormat.
Masih ingatkah kau dengan kisah Khadijah
radhiyallahu‘anha dan kisah Aisyah
radhiyallahu ‘anha? Keduanya
termasuk wanita yang sesungguhnya pantas menyandang gelar sebagai "wanita
sukses". Bahkan dengan keharumannya, sampai saat ini pun setiap zaman
masih ikut merasakan pesona abadi serta aroma wangi dari sebuah kualitas sejati
wanita Muslimah. Lalu, masihkah kau ingin mencari teladan-teladan lain yang
jelas-jelas kedudukannya jauh berada dibawah kedua wanita yang mulia itu?
Sungguh, Khadijah radhiyallahu ‘anha, Sang First Lady itu adalah seorang
wanita karier sekaligus istri tersukses yang semestinya bisa menjadi teladan
bagi siapa pun juga. Ketokohan, kekuatan, kedermawanan, serta keberhasilannya
dalam bisnis perdagangan telah terbukti. Diiringi pula oleh kesuksesannya dalam
mendampingi sang suami yang menjadi seorang pemimpin umat. Sebuah prestasi tak
tertandingi oleh wanita lain di zaman mana pun.
Ataukah kau tak ingin seperti Aisyah radhiyallahu ‘anha yang sukses menjadi pendidik sekaligus
pemberi teladan pada kaumnya pada saat dan setelah suami tercinta
meninggalkannya? Sang Humaira yang selalu cekatan dalam membantu tugas suami,
siaga dan lincah dalam mendukung "program-program" suami yang
sekaligus seorang nabi dan ‘presiden’ tanpa pernah meninggalkan fungsi sejati
seorang istri? Keduanya termasuk wanita karir sejati, wahai putriku! Keduanya
termasuk pahlawan dan penegak kehormatan sejati bagi kaumnya. Keduanya pula
yang selalu mampu menempatkan posisi kaum wanita pada tingkat tertinggi tanpa
pernah mengurangi sedikit pun derajat serta kehormatannya.
Maka dengarlah, putriku! Janganlah pernah sekali-kali kau tergoda
oleh hembusan emansipasi yang selalu gencar disampaikan oleh orang-orang di
sekitarmu. Karena sesungguhnya, tujuan utama dari jargon itu bukanlah untuk
menyelamatkan ataupun membebaskanmu dari "jerat tali penindasan"
melainkan justru untuk menghancurkan dirimu dan agamamu dari dalam.
Ikhtilath Tanpa Batas
Putriku sayang,...!!
Tak bisa disangkal lagi bahwa saat ini, sulit sekali menemukan
tempat yang bebas dari bercampur baurnya antara dua jenis manusia yang berbeda.
Ikhtilath yang terjadi di segenap aspek kehidupan telah berlangsung pada
tingkatan yang sangat sulit untuk diubah. Dari ruang-ruang sekolah, kampus,
perkantoran, pabrik bahkan sampai pada tempat sarana umum serta transportasi
pun tak lepas dari budaya itu.
Kondisi masyarakat yang apatis serta awam terhadap ilmu agama,
ditambah lagi dengan kuatnya pengaruh budaya western yang tak pernah selesai
membawa 'angin budaya'nya seakan telah menjadi mode baru yang wajib ditiru.
Sekaligus menjadi legitimasi bagi tradisi yang menyesatkan tersebut. Di satu
sisi, tak dipungkiri pula bahwa masih banyak orang-orang "pintar" di
belakang pembuat kebijakan itu yang memandang bahwa 'kumpul-kumpul' seperti itu
merupakan sarana bagi terwujudnya sebuah hubungan yang bersih antara kedua
jenis yang mana akan mampu menjadi penjernih naluri antara keduanya. Meski
sesungguhnya, sudah sangat jelas terlihat akibat-akibat dari budaya pergaulan
bebas itu. Yang tentu saja bisa dijadikan pelajaran oleh siapa pun juga yang
mau sadar dan mengerti tentang bahaya ikhtilath.
Banyak sudah hasil penelitian, baik di dalam maupun di luar negeri
yang memaparkan betapa tragis dan mengerikannya kondisi masyarakat yang
diakibatkan oleh pergaulan bebas. Institusi-institusi pendidikan, perkantoran
atau-pun yang lainnya telah menjadi ladang yang sangat subur bagi terus tumbuh
dan berkembangnya paham yang sangat berbahaya ini. Karena pada kenyataannya,
ikhtilath atau percampuran bebas antara dua jenis ini merupakan unsur paling
menentukan untuk terjadinya masalah-masalah seksualitas, penderitaan
psikologis, serta rangsangan naluri.
Dan di sisi lain, hal-hal semacam itu sama sekali belum dan tidak
akan pernah terbukti mampu menjernihkan naluri seperti apologi dari beberapa
orang "pintar" tadi. Kemudian muncullah akibat-akibat lanjutan dari
kondisi yang mengenaskan itu, di tengah-tengah masyarakat yang bingung.
Maraknya realitas kehamilan di luar nikah, aborsi, pemerkosaan, bahkan sampai
dengan kasus-kasus bunuh diri serta pembunuhan yang tidak jarang
dilatarbelakangi oleh kondisi pergaulan yang sangat bebas itu.
Tatanan masyarakat yang porak poranda, etika moral yang
tercabik-cabik serta rasa malu yang sudah terangkat benar-benar telah
memunculkan kekhawatiran yang dalam akan masa depan sebuah kehidupan. Padahal,
andai saja kaum Muslimin benar-benar setia dan istiqamah dalam memegang teguh
konsep Islam secara benar dan kaffah, maka sudah barang tentu pengaruh-pengaruh
ideologi itu tidak akan masuk apalagi sampai merusak ke dalam jiwa, akal dan
pikiran mereka.
Di sisi lain, kaum Muslimin semestinya juga harus kukuh dalam
menghadapi segala tipu daya kaum non Muslim yang memang tak akan pernah
berhenti sebelum tercapai tujuannya. Bahkan Allah Subhaanahu wa ta'ala sendiri
telah memberikan jaminanNya atas kemenangan agamaNya dari tipu daya mereka,
dengan syarat bahwa kaum Muslimin harus tetap istiqamah dalam menjujung tinggi
sikap sabar dan taqwa. Allah Subhaanahu wa ta'ala berfirman,
وَإِنْ
تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا لَا یَضُرُّكُمْ كَیْدُھُمْ شَیْئًا
"Jika kamu bersabar dan bertaqwa, niscaya tipu daya mereka
sedikit pun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu." (Ali Imran:120)
Sebab Mekarmu Hanya Sekali
Telah puas kau jaga
Mekarnya kuntum nan dinanti
Wangi bertabur sari madu
Pesona bening takkan pernah terganti
Ilalang iri belalang dan kumbang
menanti
Putriku tercinta,...!!
Ke mana pun langkah akan kau bawa, sesungguhnya bumi tempat kau
berpijak akan selalu menjadi saksi bagimu kelak di hari perhitungan. Tatkala
godaan dan rayuan dunia yang semakin hari jelas semakin berat akan kau temui
kelak di kemudian hari. Maka, selalu ingatlah bahwa kau adalah bagian dari
komunitas makhluk mulia yang diciptakan untuk menjadi khalifah di muka bumi.
Seorang penghuni alam yang tak layak untuk berbuat kemungkaran di
atas amanah berat yang terlanjur dipikulkan. Sebuah amanah besar yang bahkan
gunung-gunung pun tak sanggup memikulnya. Allah Subhaanahu wa ta'ala berfirman,
إِنَّا
عَرَضْنَا الْأَمَانَةَ عَلَى السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَیْنَ
أَنْ یَحْمِلْنَھَا وَأَشْفَقْنَ مِنْھَا
وَحَمَلَھَا
الْإِنْسَانُ إِنَّھُ كَانَ ظَلُومًا جَھُولًا
"Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit,
bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan
mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia.
Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh." (Al-Ahzab: 72)
Namun demikian, Allah Subhaanahu wa ta'ala pun tak pernah
melepaskan umat manusia begitu saja tanpa bekal yang memadai. Hingga Allah
Subhaanahu wa ta'ala menganugerahkan bagi seluruh umat manusia yang ada didunia
ini kelebihan-kelebihan yang bila mampu digunakan sesuai dengan ketentuanNya,
maka amanah besar itu akan dapat dilaksanakan dengan baik.
Sungguh, tak ada keraguan sedikit pun untuk menyadari bahwa setiap
insan itu diciptakan dalam kondisi yang paling baik. Tanamkanlah dalam jiwamu
bahwa kau adalah terlahir sebagai makhluk yang sempurna. Dengarkanlah jaminan
dari Allah Subhaanahu wa ta'ala sendiri tentang betapa paripurnanya penampilan
fisik dari makhluk bernama manusia, sebagaimana firman Allah Subhaanahu wa
ta'ala,
لَقَدْ
خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِیمٍ
"Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk
yang sebaik-baiknya." (At-Tin: 4)
Belum lagi dengan anugerah akal yang diberikanNya bagi umat
manusia agar mampu memilah dan memilih kebenaran sekaligus sebagai pembeda
antara mereka dengan makhluk yang lainnya. Maka, Islam sebagai pedomanmu itu
pun telah menyeru pada setiap diri agar selalu mempergunakan pikiran dan
akalnya dalam upaya untuk menjadi makhluk yang paling mulia di sisiNya. Allah
Subhaanahu wa ta'ala berfirman:
الَّذِینَ
یَذْكُرُونَ اللَّھَ قِیَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِھِمْ وَیَتَفَكَّرُونَ
فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ ھَذَا بَاطِلًا
"(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah
sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan
tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata) ‘Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan semua ini dengan
sia-sia." (Ali Imran: 191)
Di perjalanan hidupmu yang bakal kau tempuh, akan banyak sekali
kau temui bermacam godaan serta tipu daya setan yang tanpa kenal lelah berusaha
untuk selalu merayumu. Mereka, para setan itu tak akan pernah menyerah sampai
tercapai apa yang mereka inginkan. Dengan kondisi masyarakat yang masih sakit
seperti itu, maka sudah sepantasnyalah kau harus ikut serta dalam upaya-upaya
untuk memperbaikinya.
Jadi, seberat apa pun godaan serta rintangan yang akan kau hadapi
kelak di sepanjang perjalanan hidupmu nanti, maka sesungguhnya Dia pun telah
memberikan jalan kemudahan dan keselamatan bagi setiap hambaNya. Melalui para
rasul dan nabiNya, Dia telah menurunkan segala aturan yang menjadi jalan keluar
bagi semua permasalahan yang datang di setiap zaman. Kaidah-kaidah itulah yang
selama ini dikenal sebagai agama. Sesungguhnya Allah Subhaanahu wa ta'ala
menurunkan aturan-aturanNya tersebut sebagai penjaga dan pemelihara manusia
agar terbebas dari jurang kesengsaraan dan kesulitan. Dan justru bukan malah
sebaliknya. Allah Subhaanahu wa ta'ala berfirman:
مَا
أَنْزَلْنَا عَلَیْكَ الْقُرْآَنَ لِتَشْقَى ( 2) إِلَّا تَذْكِرَةً لِمَنْ
یَخْشَى
"Kami tidak menurunkan al-Qur’an ini kepadamu agar kamu menjadi susah,
tetapi sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah)." (Thaha:
2-3)
Oleh karena itu wahai putriku kembalilah kepada
al-Qur’an dan hadits-hadits
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, pelajarilah, hayatilah, dan kemudian
amalkanlah dengan penuh istiqamah.
Hijab
Putriku, pernahkah terlintas dalam benakmu bahwa sesungguhnya kau
diciptakan dengan fitrah yang sangat mempesona? Pernahkah kau sadari betapa
keberadaanmu di muka bumi ini adalah juga sebagai fitnah bagi kehidupan dan
orang-orang yang tak mengerti? Maka ingatlah selalu pada sabda Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam :
مَا
تَرَكْتُ بَعْدِيْ فِتْنَةً أَضَرُّ عَلَى الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ.
"Setelah meninggal dunia, aku tidak meninggalkan fitnah
(ujian) yang lebih berbahaya bagi kaum lelaki daripada masalah wanita." (HR. al-Bukhari, no. 4808 dan Muslim,
no.2740, 2741)
Lihatlah...! Betapa ternyata kalian semua, para wanita sepertimu
itu, adalah sebuah permasalahan yang harus disikapi secara sangat hati-hati
oleh kaum pria. Dan tentu saja, kondisi ini pun menuntut konsistensi sikapmu
agar benar-benar mampu menempatkan diri pada posisi yang semestinya. Dengan
penampilan pesona performa fisikmu, serta kecenderungan untuk selalu
memperlihatkan kecantikan pada orang lain, maka sudah selayaknya, kaum
sepertimu memiliki jalan keluar yang aman, sehingga dapat terhindar dari fitnah
yang telah diperingatkan itu
Wahai putriku tersayang, Sungguh! Jangan pernah sekali-kali kau
terperosok pada jalan yang hanya mengeksploitasi pesona dan kecantikanmu
sebagai sarana setan untuk men-jerumuskan dirimu sendiri atau bahkan orang lain
ke dalam neraka Jahanam. Na'udzubillah! Sebab bagaimanapun, Tuhanmu sangat
menyayangi dan selalu berusaha untuk menjagamu dari segala keburukan dunia
dengan aturan-aturan yang telah diturunkanNya. Dia pun takkan pernah
membebankan sebuah kewajiban yang kamu tak sanggup memikulnya. Allah Subhaanahu
wa ta'ala berfirman:
لَا
یُكَلِّفُ اللَّھُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَھَا
"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya." (Al-Baqarah: 286).
Maka karena kasih sayangNya pula, Dia mewajibkan pada kaummu untuk
mengenakan busana kehormatan (jilbab) yang akan dapat menutupi aurat serta
melindungi dirimu dari pandangan orang-orang yang tidak berhak. Tak ada sesuatu
yang lain dari perintah itu selain kebaikan yang akan kaummu peroleh. Sebab
dengannya, kalian akan dapat lebih mudah dikenali sebagai wanita baik-baik,
sehingga tidak diganggu oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Allah
Subhaanahu wa ta'ala berfirman:
ذَلِكَ
أَدْنَى أَنْ یُعْرَفْنَ فَلَا یُؤْذَیْنَ وَكَانَ اللَّھُ غَفُورًا رَحِیمًا
"Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal,
karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Yang Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang." (Al-Ahzab: 59)
Putriku shalihah,...!!
Menutup aurat sebagaimana ketentuan Allah Subhaanahu wa ta'ala dan
RasulNya adalah sama pentingnya dengan ibadah-ibadah lainnya seperti shalat,
puasa ataupun zakat. Yang apabila tidak dilakukan, maka akan mempunyai
konsekwensi serta sanksi berat yang telah ditentukan. Perintah Allah Subhaanahu
wa ta'ala tentang masalah hijab (jilbab) juga senantiasa diawali dengan
kata-kata "wanita yang beriman." Maka, sungguh ini menunjukkan pada
siapa pun juga tentang betapa asasinya kewajiban yang satu ini bagi setiap
wanita Mukminah sepertimu. Allah Ta'ala berfirman:
قُلْ
لِلْمُؤْمِنَاتِ یَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِھِنَّ وَیَحْفَظْنَ فُرُوجَھُنَّ وَلَا
یُبْدِینَ زِینَتَھُنَّ إِلَّا مَا ظَھَرَ مِنْھَا
"Katakanlah kepada para wanita yang beriman: Hendaklah mereka
menahan pandangannya, dan memelihara kehormatannya, dan janganlah mereka
memperlihatkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya."
(An- Nur: 31)
Mungkin, apabila syariat yang indah ini bisa terlaksana sesuai
dengan yang semestinya, maka tak akan pernah lagi ditemui pelecehan-pelecehan
atas kaummu, termasuk kasus-kasus perkosaan yang seringkali terjadi di
tengah-tengah masyarakat. Agamamu telah mengatur permasalahan hijab ini
sedemikian rupa, hanya demi untuk meninggikan derajat serta memelihara
kehormatan dan kesucian mereka sendiri sebagai wanita Mukminah. Syariat Allah
Subhaanahu wa ta'ala itu benar-benar menginginkan posisi wanita bisa berada
pada kedudukan kemanusiaan yang mulia serta tidak terjerembab sebagai komoditas
yang diperjualbelikan dalam pengertian yang luas. Di mana pada gilirannya nanti
akan dapat menunjang keharmonisan hidup untuk mencapai keberhasilan sebagai
anggota keluarga dan masyarakat.
Dan satu hal yang juga mesti kau ingat adalah bahwa
hijab bukanlah sarana untuk memasung segala potensi serta bakatmu. Sebab
kewajiban-kewajiban lain seperti menuntut ilmu, beramar ma’ruf serta kewajiban untuk bermasyarakat secara
baik dan syar’i masih tetap bisa
kau lakukan sepanjang masih memenuhi kriteria serta hukum-hukum syariat yang
ada.
Sahabat Sejati dan Lingkungan
Pergaulan
Setelah kau lakukan kewajiban hijab, maka paling tidak telah kau
pasang sebuah perlindungan awal dan mendasar untuk mulai menapak masuk ke dalam
kehidupan yang semakin rumit. Tentu saja kau tak harus berjuang sendirian
disana. Sebab, hanya dengan teman serta lingkungan yang baiklah, maka kau akan
mampu untuk mempertahankan nilai-nilai agama yang selama ini telah kau pegang.
Janganlah pernah berhenti mencari sebuah pertemanan tulus serta
lingkungan yang baik demi keselamatan agamamu dan kesucian dirimu. Karena siapa
pun tak akan sanggup bertahan sendirian di tengah arus perubahan zaman yang
begitu cepat. Kau akan tetap membutuhkan seorang teman serta lingkungan yang
tepat untuk bisa memperbaiki kualitas hidup serta imanmu di masa-masa yang akan
datang. Ingatlah, bahwa tidak semua orang bisa kau jadikan sahabat atau teman.
Rasulullah Shallallahu'alaihi wa Sallam telah mengingatkan kita tentang hal ini
melalui lisannya yang suci:
اَلْمَرْءُ
عَلَى دِیْنِ خَلِیْلِھِ فَلْیَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ یُخَالِلُ.
"Seseorang itu tergantung perilaku dan kebiasaan temannya,
maka hendaklah salah seorang dari kalian memperhatikan dengan siapa ia akan
berteman." (HR. Abu Dawud, no. 4833 dan at-Tirmidzi)
Dan dengarlah wahai putriku! Bahwa sebaik-baik persahabatan itu
adalah yang bisa memberikan manfaat bagimu di bidang agama sekaligus dunia.
Bahkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sendiri mempertegas perlunya
sikap kehati-hatian di dalam memilih teman dengan sabdanya:
لاَ
تُصَاحِبْ إِلاَّ مُؤْمِنًا وَلاَ یَأْكُلْ طَعَامَكَ إِلاَّ تَقِيٌّ.
"Janganlah bersahabat, kecuali dengan orang yang beriman, dan
janganlah makan makananmu, kecuali orang yang bertakwa." (HR. Abu Daud,
no. 4837, dan at-Tirmidzi, no.2395)
Seorang remaja putri yang baik sepertimu, bukan tak
mungkin akan bisa terpengaruh oleh seorang sahabat yang buruk akhlak dan
moralnya. Sungguh, sahabat seperti itu hanya akan membawamu pada kondisi yang
menjerumuskan. Bahkan tidak mustahil, melalui lingkungan pergaulan semacam itu
pada akhirnya akan memunculkan paradigma-paradigma ‘modern’ yang menyesatkan
seperti; istiqamah itu kuno, jilbab itu hanya tradisi, serta pandangan
kampungan, bahwa ‘budaya maju’ itu justru pelaksanaan ikhtilath, tabaruj,
serta mempertontonkan kemolekan dan kecantikan tubuh pada siapa saja dengan
melepaskan baju-baju takwa (hijab).
Begitulah! Sehingga tanpa terasa dan dengan
perlahan-lahan, kau mulai tertarik dengan semua argumen manis dan ‘masuk akal’ itu, untuk kemudian tanpa sadar mulai melaksanakannya sedikit demi
sedikit. Tanpa pernah menyadari bahwa budaya baru itu sebenarnya merupakan
rekayasa cermat dan terencana dari musuh-musuh Allah Subhaanahu wa ta'ala untuk
menyeretmu ke dalam jurang kenistaan. Dan pada akhirnya kelak kau akan
menyesalinya. Namun saat itu penyesalan tidak lagi berguna. Allah Subhaanahu wa
ta'ala berfirman:
یَا
وَیْلَتَا لَیْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلَانًا خَلِیلًا ( 28 ) لَقَدْ أَضَلَّنِي
عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ إِذْ جَاءَنِي وَكَانَ الشَّیْطَانُ لِلْإِنْسَانِ خَذُولًا
"Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak
menjadikan si fulan itu sebagai teman akrab (ku). Sesungguhnya dia telah
menyesatkan aku dari al-Qur'an ketika al-Qur'an itu telah datang kepadaku. Dan
setan itu tidak mau menolong manusia. " (Al-Furqan: 28-29).
Sungguh, jangan pernah sekali-kali kamu mencoba
untuk berteman dengan seseorang yang rendah ilmu agama serta akhlaknya kecuali
bila kamu berada pada posisi yang lebih kuat untuk bisa memberinya nasehat
serta peringatan. Sebab telah diwajibkan pada siapa pun untuk mengajarkan
kebaikan serta menghalangi tindak kemungkaran sebatas kemampuan yang ada. Dan
Allah Subhaanahu wa ta'ala telah menjamin mereka –orang-orang yang beramar ma’ruf nahi mungkar- itu sebagai golongan dari orang-orang yang beruntung.
Allah Subhaanahu wata'ala berfirman:
وَلْتَكُنْ
مِنْكُمْ أُمَّةٌ یَدْعُونَ إِلَى الْخَیْرِ وَیَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ
وَیَنْھَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ ھُمُ الْمُفْلِحُونَ
"Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan
umat yang menyeru pada kebaikan, menyuruh kepada yang ma’ruf serta mencegah dari yang mungkar,
merekalah orang-orang yang beruntung." (Ali Imran: 104)
Dan di dalam kondisi masyarakat yang sudah tidak lagi
mempertimbangkan nilai akhlak serta masalah syariat sebagai landasannya, maka
tidak ada cara lain untuk menggapai keselamatan itu selain terus berupaya
memperkuat pertahanan iman dari dalam diri sendiri. Inilah faktor yang paling
penting dan sangat menentukan bagi berhasil atau tidaknya perjalananmu melalui
tahapan ini.
Sabar dan Istiqamah
Akhirnya, puncak dari segala upaya dan ikhtiar adalah terus
bersabar dan berusaha istiqamah. Aku sangat paham bahwa saat ini di
sekelilingmu telah mengepung segala kemaksiatan yang seringkali tak mampu kau
hindari. Bangku-bangku sekolah dan kampus, fasilitas umum dan sarana
transportasi, bahkan sampai di sudut-sudut ruang perkantoran serta pabrik,
telah dipenuhi oleh budaya percampuran bebas yang telah berlangsung semenjak
lama. Praktek ikhtilath di tengah-tengah masyarakat memang telah menjadi sebuah
kebiasaan yang dipandang wajar.
Jelas, akan selalu ada saat-saat di mana kau merasa sedih dan
sendiri. Tapi kau pun tahu, bahkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam,
seorang manusia maksum yang doanya selalu diterima pun pernah mengalaminya.
Sebab, ujian dan cobaan akan selalu membuatmu lebih matang dan dewasa dalam
menjalani kehidupan. Jadi, tetaplah kau bersabar dengannya.
Selanjutnya, jangan pernah berhenti untuk selalu meminta
pertolongan dan jalan keluar yang terbaik, agar bisa segera keluar dari segala
permasalahanmu. Bukankah Allah Subhaanahu wa ta'ala sendiri yang menyatakan
bahwa:
اسْتَعِینُوا
بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ إِنَّ اللَّھَ مَعَ الصَّابِرِینَ
"Mintalah pertolongan kepada Allah dengan kesabaran dan
shalat. Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar."
(Al-Baqarah:153)
Putriku terkasih!
Sesungguhnya takkan dikirimkan oleh Allah Subhaanahu wa ta'ala
sebuah beban yang tak mampu ditanggung oleh hambaNya. Sebab memang hanya Dia
jua yang paling mengetahui kondisi serta kekuatan dari setiap makhlukNya. Tentu
saja bahwa setiap amal yang mengarah pada kebajikan akan selalu menemui ujian.
Jadi, ketika sebuah ujian berat serta musibah tiba-tiba datang di tengah
upayamu untuk berbuat baik, maka cukup maknailah semua itu bahwa Allah
Subhaanahu wa ta'ala ternyata masih memperhatikanmu. Jangan pernah lagi merasa
bahwa kau sendirian. Karena ujian seperti itu juga dialami oleh orang-orang
yang telah memiliki kualitas iman yang sangat tinggi sekalipun. Dan semakin
tinggi pohon, maka semakin kencang pula angin yang akan menghembusnya. Allah
Subhaanahu wa ta'ala berfirman:
أَحَسِبَ
النَّاسُ أَنْ یُتْرَكُوا أَنْ یَقُولُوا آَمَنَّا وَھُمْ لَا یُفْتَنُونَ
"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka
dibiarkan (saja) mengatakan, ‘Kami
telah beriman’, sedang mereka
tidak diuji lagi?" (Al-Ankabut:2)
Akan banyak rintangan serta ucapan dan pandangan sinis dari
masyarakat atas setiap tindakan kita untuk menuju kebaikan. Seorang Muslimah
yang harus rela meninggalkan sekolah, pekerjaan, atau bahkan keluarganya
sendiri hanya karena keinginan untuk berbusana secara kaffah adalah contoh
nyata dari ujian yang sering kita dengar di keseharian. Maka, ketika ujian yang
datang silih berganti itu terus bergulir seperti tak-kan pernah berhenti dan
semakin terasa memerihkan, janganlah pernah kau merasa putus asa dari rahmat
Allah Subhaanahu wa ta'ala. Allah Subhaanahu wa ta'ala berfirman:
وَلَا
تَیْئَسُوا مِنْ رَوْحِ اللَّھِ إِنَّھُ لَا یَیْئَسُ مِنْ رَوْحِ اللَّھِ إِلَّا
الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ
"Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya
tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir." (Yusuf :
87)
Hijrah
Hijrah secara sederhana bermakna pindah. Berpindah dari suatu
tempat yang lama menuju tempat baru. Berpindah dari lingkungan yang buruk
kepada lingkungan yang lebih baik. Atau berpindah dari kondisi jahiliyah menuju
jiwa yang terang benderang. Putriku, ketika semua cara telah kau lakukan dan
ternyata semua itu masih belum menunjukkan sebuah hasil yang diharapkan, maka
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah memberikan sebuah teladan untuk
melakukan prosesi hijrah.
Putriku tercinta, ...!!
Berhijrah dalam kehidupanmu lebih dimaksudkan pada kemampuan serta
kemauanmu dalam upaya untuk memperoleh sebuah iklim yang kondusif bagi
pengembangan agamamu. Ketika seorang Muslimah merasa tak nyaman lagi di dalam
lingkungan pekerjaannya, atau ketika seorang siswi merasa bahwa lingkungan dan
materi pendidikan yang ia terima tidak dapat memberikan pencerahan yang ia
butuhkan. Atau bahkan ketika seorang ibu yang sangat mengkhawatirkan keadaan
mental anak-anaknya di tengah-tengah memburuknya tatanan masyarakat di
sekitarnya. Maka sabar dan istiqamah kadang masih terasa belum cukup.
Begitupun denganmu! Di saat ikhtilath serta pergaulan bebas
semakin merajalela di setiap sudut, sedangkan di satu sisi, kau tak mampu untuk
melakukan sebuah perubahan, maka jalan yang paling baik untukmu di saat itu
adalah dengan melakukan hijrah. Sedangkan Allah Subhaanahu wa ta'ala sendiri
akan memberikan rahmatNya kepada orang-orang yang mau bersungguh-sungguh
berjuang di jalanNya dengan keberanian yang kuat dan disertai kebijaksanaan
demi untuk mendapatkan keridhaanNya. Allah Subhaanahu wa ta'ala berfirman:
إِنَّ
الَّذِینَ آَمَنُوا وَالَّذِینَ ھَاجَرُوا وَجَاھَدُوا فِي سَبِیلِ اللَّھِ
أُولَئِكَ یَرْجُونَ رَحْمَةَ اللَّھِ وَاللَّھُ غَفُورٌ رَحِیمٌ
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan orang-orang yang
hijrah serta berjuang di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah. Dan
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Al-Baqarah: 218)
Wahai putriku,…!!
Ada banyak kisah pertaubatan serta pencerahan yang terjadi pada
para muallaf (orang yang baru masuk Islam) di mana salah satu proses yang harus
mereka lakukan adalah melaksanakan hijrah. Dengan hijrah bukan berarti kita
melarikan diri dari masalah. Namun mencoba untuk menyusun kekuatan dan akan
kembali bila saatnya telah tiba.
Dalam lingkup yang sederhana, hijrah bisa diartikan
dengan mencoba untuk mengubah sikap, perilaku, kebiasaan serta cara berpikir
yang sebelumnya cenderung bebas tanpa landasan hukum Allah Subhaanahu wa ta'ala
berubah menjadi lebih bijak dan syar’i. Bila sebelumnya engkau telah mengenakan busana jilbab namun masih
saja menampakkan bagian-bagian tertentu dari tubuh, maka sudah waktunya untuk
memperbaiki kualitas berbusana itu dengan lebih menyempurnakannya. Bila
sebelumnya kita hanya tertarik dengan buku-buku, majalah, atau media lain yang
tidak memberikan manfaat bagi kekayaan batin, maka sudah waktunya pula untuk
membuka wawasan dan cakrawala dengan mulai mengkonsumsi bacaan-bacaan yang bisa
meningkatkan kualitas iman dan Islam.
Selanjutnya perlu kiranya untuk lebih menyuburkan
lahan jiwamu dengan mulai membiasakan diri untuk membaca, memahami (tadabbur)
dan mendengar-kan alunan bacaan al-Qur’an yang bisa memberikan ketenteraman serta kenyamanan jiwa. Demikian
pula mendengarkan dan menyimak kaset, VCD dan DVD bernuansa Islam. Sebab
peranan media audio akan terasa sangat efektif untuk mengkondisikan hati agar
selalu berada pada posisi yang ‘sehat’.
Maka hal-hal seperti itu akan bisa menjadi sebuah alter natif
untuk memenuhi kebutuhan terse-but. Pada masa sekarang ini sudah banyak
bermunculan kaset-kaset dan VCD Islami, baik yang berasal dari dalam maupun
dari luar negeri. Namun demikian kita tetap harus selektif di dalam memilihnya.
Dan Kumbang Terpilih Menyuntingmu
Cahaya cinta yang diberkati
Dibalut karunia dan ridha Ilahi
Inilah hari yang dinanti
Ketika madu suci temukan kumbang
sejati
Menjaga dan memiliki wangimu dengan
namaNya
Tibalah waktu yang ditunggu-tunggu
itu!
Wahai putriku terkasih, telah datang seorang pemuda berhati jernih
ke hadapanku. Matanya yang jujur dan lisannya yang santun telah memikatku untuk
bertanya padanya. "Apa yang kau inginkan dari putriku, wahai
pemuda?". Dan ketika dijawabnya bahwa ia inginkan engkau sebagai
pendamping hidupnya untuk bersama-sama mengabdi padaNya, aku bisa tersenyum
lega. Dan saat disampaikannya asa untuk memiliki para generasi rabbani serta
pejuang-pejuang mungil yang akan lahir dari rahim sucimu, aku telah menangis
bahagia didalam hati.
Sungguh, setelah perjuangan beratmu untuk tetap bertahan di tengah
padang yang penuh dengan ilalang liar telah usai, maka sudah waktunya seekor
kumbang yang terpilih datang untuk menyuntingmu. Dengan pesona wangimu yang
suci, serta keanggunan dan kehormatanmu yang terus kau jaga tanpa cela, telah
menempatkan sosokmu pada posisi wanita yang layak untuk dipilih. Namun satu hal
yang perlu kau ingat adalah, bahwa setelah mekarnya kuntum milikmu itu, maka
perjuangan belumlah usai. Pernikahan adalah sebuah titik balik di mana medan
perjuangan sudah berubah. Kau bukan seorang gadis lagi. Tanggung jawab, atensi
serta wilayah perjuanganmu telah bertambah, kau harus mulai memikirkan
keluargamu, anak-anakmu, serta suami. Maka, pesanku padamu, tetaplah kau jaga
semerbak wangi yang telah kau jaga selama ini.
Akhirnya, semoga Allah Subhaanahu wa ta'ala senantiasa merahmati
dan memberkahi pernikahanmu, keluargamu serta seluruh keturunanmu kelak di
kemudian hari, sehingga pada waktunya nanti mereka juga akan tetap mampu
menjalani kehidupan di waktu dan jamannya masing-masing sesuai dengan jalan
Allah Subhaanahu wa ta'ala yang telah ditentukan. Amin ya rabbal alamiin...
Alhamdulillahi rabbil ‘alamiin
Penulis: Haikal Hira Habibillah
Desain dan Tata Letak: Amirulhuda Romadhoni (Abu Zayd el-Posowy)
Sumber: www.alsofwah.or.id
ebook oleh: www.salafiyunpad.wordpress.com
From <http://faisalchoir.blogspot.co.id/2011/06/sebab-mekarmu-hanya-sekali-surat-cinta.html>