Al-Imam Ar-Raghiib Al-Asfahaaniy rahimahullah pernah
memberikan deskripsi tentang bagaimana cara berinteraksi dengan orang
yang keras kepala dan orang-orang yang suka mendebat sebagai berikut :
“Apabila
kamu diuji dengan orang yang suka menghasut, orang yang suka berkelahi,
dan orang yang suka menyerang dengan tujuan melawan ulama dan membantah
orang awam, sebagaimana hadits Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam yang berbunyi :
مَنْ
تَعَلَّمَ الْعِلْمَ لِيُبَاهِيَ بِهِ الْعُلَمَاءَ وَيُمَارِيَ بِهِ
السُّفَهَاءَ وَيَصْرِفَ بِهِ وُجُوْهَ النَّاسِ إِلَيْهِ أَدْخَلَهُ
اللهُ جَهَنَّمَ.
“Barangsiapa
yang menuntut ilmu untuk melawan ulama’, membantah orang awam,
dan mencari perhatian manusia; maka Allah akan memasukkannya ke dalam
neraka Jahannam”.
Sebaiknya
kamu berlari menghindarinya seperti kamu menghindar dari singa. Apabila
kamu tidak dapat menemukan jalan untuk menghindarinya, maka kalahkanlah
penolakannya terhadap kebenaran dengan penolakanmu terhadap kedustaan
dengan berpedoman kepada firman Allah ta’ala yang berbunyi :
وَمَكَرْنَا مَكْرًا
“Dan Kami merencanakan makar (pula)” [QS. An-Naml : 50].
وَمَكَرَ اللَّهُ
“Dan Allah membalas tipu daya mereka itu” [QS. Ali-‘Imraan : 54].
قَالُوا إِنَّا مَعَكُمْ إِنَّمَا نَحْنُ مُسْتَهْزِئُونَ * اللَّهُ يَسْتَهْزِئُ بِهِمْ
Mereka
mengatakan: "Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah
berolok-olok." Allah akan (membalas) olok-olokan mereka” [QS. Al-baqarah : 14-15].
فَلَمَّا زَاغُوا أَزَاغَ اللَّهُ قُلُوبَهُمْ
“Maka tatkala mereka berpaling (dari kebenaran), Allah memalingkan hati mereka” [QS. Ash-Shaff : 5].
Bersikaplah
tegas kepadanya ! Janganlah kamu bersikap lunak kepadanya dalam hal
menyampaikan hikmah ! Sebaiknya kamu terangkan kepadanya kebenaran yang
memang belum merasuk ke hatinya. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
لَا تَدْخُلُ الْمَلَائِكَةُ بَيْتًا فِيْهِ كَلْبٌ.
“Para malaikat itu tidakakan memasuki rumah yang di dalamnya ada anjingnya”.
Ketahuilah
bahwa setiap tanah itu pasti ada tanamannya, setiap bangunan itu pasti
ada pondasinya, setiap kepala pasti berhak mendapatkan mahkota, dan
setiap tabiat berhak mendapatkan penjelasan.
Dan
apabila memang harus menjelaskan sesuatu kepadanya, maka cukuplah
bagimu untuk memberikan penjelasan ala kadarnya. Karena ada pepatah
yang mengatakan : “Sebagaimana daging buah itu diperbolehkan untuk lebah, dan buah tin disediakan untuk makanan ternak” ;
maka inti sari hikmah itu sengaja disiapkan bagi orang-orang yang
berakal dan kulitnya diberikan kepada binatang ternak. Sebagaimana
orang yang hilang daya penciumannya tidak akan mencium harum semerbak,
maka binatang keledai pun tidak akan mungkin dapat memahami
penjelasan”.
[Adz-Dzari’ah ilaa Makaarimisy-Syari’ah, hal 129].from=http://abul-jauzaa.blogspot.fr/2009/03/berinteraksi-dengan-orang-yang-keras.html