JANGAN SEMBUNYIKAN ILMU
Oleh
Ustadz Abu Ismail Muslim Atsari
Ustadz Abu Ismail Muslim Atsari
Allâh Azza wa Jalla telah mengutus para Rasul-Nya dengan membawa
petunjuk dan agama yang haq. Dan merupakan kewajiban para Rasul untuk
menyampaikan agama kepada umat mereka masing-masing. Demikian para ulama
pewaris para Nabi, mereka berkewajiban menjelaskan isi kitab suci
kepada umat, tanpa menyembunyikannya. Allâh Azza wa Jalla berfirman:
وَإِذْ أَخَذَ اللَّهُ مِيثَاقَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ لَتُبَيِّنُنَّهُ لِلنَّاسِ وَلَا تَكْتُمُونَهُ
Dan (ingatlah), ketika Allâh mengambil janji dari orang-orang
yang telah diberi kitab (yaitu): “Hendaklah kamu menerangkan isi kitab
itu kepada manusia, dan janganlah kamu menyembunyikannya!” [Ali-‘Imrân/3:187]
Oleh karena itu menyembunyikan ilmu menyelisihi perjanjian ulama
dengan Allâh, bahkan merupakan dosa besar sebagaimana dijelaskan oleh
para ulama, karena pelakunya akan mendapatkan laknat. Imam adz-Dzahabi
rahimahullah memasukkan perbuatan menyembunyikan ilmu di dalam kitabnya,
Al-Kabâir, dalam urutan dosa besar ke 38.
NABI SHALLALLAHU ‘ALAIHI WA SALLAM TIDAK MENYEMBUNYIKAN ILMU
Oleh karena itu, sebagai panutan umat, Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi
wa sallam tidak menyembunyikan ilmu sama sekali. Para sahabat Beliau
banyak memberikan kesaksian tentang hal ini, bahkan orang-orang dekat
Beliau. Inilah ‘Aisyah Radhiyallahu anhuma Ummul Mukminin, istri Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam, bersaksi untuk Beliau:
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ مَنْ حَدَّثَكَ
أَنَّ مُحَمَّدًا صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَتَمَ شَيْئًا مِمَّا
أَنْزَلَ اللَّهُ عَلَيْهِ فَقَدْ كَذَبَ وَاللَّهُ يَقُولُ يَا أَيُّهَا
الرَّسُولُ بَلِّغْ مَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ الْآيَةَ
Dari ‘Aisyah Radhiyallahu anha, dia berkata: “Barangsiapa
menceritakan kepadamu bahwa Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam
menyembunyikan sesuatu dari wahyu yang telah diturunkan oleh Allâh
kepada Beliau, maka dia telah berdusta, Karena Allâh Azza wa Jalla
berfirman ‘Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu’ al-ayat (Al-Mâidah/5:67). [HR. Bukhâri, no. 4612]
Demikian juga, sahabat Anas bin Malik Radhiyallahu anhu, pembantu
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan kesaksiannya:
عَنْ أَنَسٍ قَالَ جَاءَ زَيْدُ بْنُ حَارِثَةَ يَشْكُو
فَجَعَلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ اتَّقِ
اللَّهَ وَأَمْسِكْ عَلَيْكَ زَوْجَكَ قَالَ أَنَسٌ لَوْ كَانَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَاتِمًا شَيْئًا لَكَتَمَ
هَذِهِ
Dari Anas, dia berkata: “Zaid bin Haritsah datang mengadu kepada
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka Beliau bersabda kepadanya:
“Bertakwalah kepada Allâh dan tahanlah terus isterimu”. Anas berkata:
“Seandainya Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyembunyikan
sesuatu (dari al-Qur’an) pasti beliau telah menyembunyikan ini”. [HR. Bukhâri, no. 7420]
MENYEMBUNYIKAN AL-HAQ ADALAH SIFAT AHLI KITAB
Di dalam kitab suci al-Qur’an, Allâh Azza wa Jalla mencela ahli kitab
atas sikap mereka yang suka menyembunyikan al-haq, Dia berfirman:
يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لِمَ تَلْبِسُونَ الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُونَ الْحَقَّ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ
Hai Ahli Kitab, mengapa kamu mencampur adukkan yang haq dengan
yang bathil, dan menyembunyikan kebenaran, padahal kamu mengetahuinya? [Ali-‘Imrân/3:71]
Di antara kebenaran yang mereka sembunyikan adalah tentang berita
akan datangnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang ada di
dalam kitab suci mereka. Allâh Azza wa Jalla Yang Maha Mengetahui
membongkar perilaku mereka dengan firman-Nya:
الَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَعْرِفُونَهُ كَمَا يَعْرِفُونَ أَبْنَاءَهُمْ ۖ وَإِنَّ فَرِيقًا مِنْهُمْ لَيَكْتُمُونَ الْحَقَّ وَهُمْ يَعْلَمُونَ
Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah Kami beri Al Kitab
(Taurat dan Injil) mengenal Muhammad seperti mereka mengenal
anak-anaknya sendiri. Dan sesungguhnya sebahagian diantara mereka
menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui. [Al-Baqarah/2:146]
BAHAYA MENYEMBUNYIKAN ILMU
Ilmu merupakan cahaya dan petunjuk, maka jika ilmu disembunyikan,
berarti manusia berada di dalam kegelapan dan kesesatan. Karenanya Allâh
Azza wa Jalla melaknat orang-orang yang menyembunyikan ilmu dengan
firman-Nya:
إِنَّ الَّذِينَ يَكْتُمُونَ مَا أَنْزَلْنَا مِنَ
الْبَيِّنَاتِ وَالْهُدَىٰ مِنْ بَعْدِ مَا بَيَّنَّاهُ لِلنَّاسِ فِي
الْكِتَابِ ۙ أُولَٰئِكَ يَلْعَنُهُمُ اللَّهُ وَيَلْعَنُهُمُ
اللَّاعِنُونَ ﴿١٥٩﴾ إِلَّا الَّذِينَ تَابُوا وَأَصْلَحُوا وَبَيَّنُوا
فَأُولَٰئِكَ أَتُوبُ عَلَيْهِمْ ۚ وَأَنَا التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami
turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah
Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al-Kitab, mereka itu dila’nati
Allâh dan dila’nati (pula) oleh semua (mahluk) yang dapat mela’nati.
Kecuali mereka yang telah taubat dan mengadakan perbaikan dan
menerangkan (kebenaran), maka terhadap mereka itulah Aku menerima
taubatnya dan Akulah Yang Maha Menerima taubat lagi Maha Penyayang. [Al-Baqarah/2:159-160]
Karena khawatir terhadap ancaman yang terkandung di dalam ayat ini,
maka Abu Hurairah giat menyebarkan hadits-hadits Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam. [HR. Al-Bukhâri, no. 118]
Selain itu, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga menjelaskan
bahaya menyembunyikan ilmu agama yang harus disampaikan kepada umat
sebagaimana hadits berikut ini:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا مِنْ رَجُلٍ يَحْفَظُ عِلْمًا فَيَكْتُمُهُ
إِلَّا أُتِيَ بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مُلْجَمًا بِلِجَامٍ مِنْ النَّارِ
Dari Abu Hurairah, bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda: “Tidak ada seseorang yang hafal suatu ilmu, namun dia
menyembunyikannya, kecuali dia akan didatangkan pada hari kiamat dengan
keadaan dikekang dengan tali kekang dari neraka”. [HR. Ibnu Majah, no. 261; Syaikh al-Albani menyatakan tentang hadits ini ‘Hasan Shahîh)
Di dalam riwayat lain disebutkan:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ سُئِلَ عَنْ عِلْمٍ عَلِمَهُ ثُمَّ
كَتَمَهُ أُلْجِمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِلِجَامٍ مِنْ نَارٍ
Dari Abu Hurairah, dia berkata: Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda: “Barangsiapa ditanya tentang suatu ilmu yang dia
mengetahuinya, namun dia menyembunyikannya, maka dia akan diberi tali
kekang dari neraka pada hari kiamat”. (HR. Tirmidzi, no. 2649; Abu Dawud, no. 3658; Ibnu Majah, no. 264; dishahîhkan oleh Syaikh al-Albani)
Perkataan di dalam hadits di atas ‘Barangsiapa ditanya tentang suatu ilmu yang dia mengetahuinya’, yaitu ilmu yang dibutuhkan oleh penanya dalam urusan agamanya; ‘namun dia menyembunyikannya’, dengan tidak menjawab atau dengan menghalangi kitab/penulisan ilmu; ‘maka dia akan diberi tali kekang’, yaitu di mulutnya diberi kekang/kendali, karena mulut itu adalah tempat keluarnya ilmu dan perkataan; ‘dengan kekang dari neraka’, sebagai
balasan baginya karena dia mengendalikan dirinya dengan diam. Dia
diserupakan dengan hewan yang diatur dan dihalangi dari niatnya yang dia
kehendaki, karena kedudukan seorang ‘alim adalah mengajak menuju
al-haq.
As-Sayyid mengatakan: “Ini adalah di dalam ilmu yang harus diajarkan,
seperti orang kafir yang meminta penjelasan tentang agama Islam; orang
baru masuk Islam bertanya tentang tata cara sholat yang telah datang
waktunya; dan seperti orang yang meminta fatwa tentang halal dan haram;
di dalam semua perkara ini wajib dijawab. Bukan pertanyaan dalam masalah
ilmu-ilmu nafilah (yang tidak wajib), yang tidak darurot/mendesak (maka tidak wajib dijawab-pen)”. [Lihat Tuhfatul Ahwadzi Syarh Sunan Tirmidzi, hadits no. 2649]
PENUTUP
Dengan penjelasan singkat ini, maka kita mengetahui bahwa orang yang
berilmu agama berwajiban menyebarkan ilmunya dan tidak boleh
menyembunyikannya. Jika dia melanggar hal ini, maka dia dilaknat oleh
Allâh dan makhluk-Nya. Semoga Allâh selalu membimbing kita di atas jalan
yang lurus. Âmîn.
[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 11/Tahun XX/1438H/2017M.
Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi
Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax
0271-858196.Kontak Pemasaran 085290093792, 08121533647, 081575792961,
Redaksi 08122589079]