Tanya
Benarkah ada doa jibril menjelang
ramadhan yg banyak disebarkan melalui sms
ramadhan?
Mohon penjelasannya.
Saya pernah menerima sms
semacam ini dari salah seorang jamaah:
Doa malaikat jibril
menjelang nisfu sya’ban:
“Ya Allah, abaikan puasa
umat nabi Muhammad SAW, apabila sebelum ramadhan dia belum:
1. Memohon
maaf kepada kedua orang tua jika keduanya masih hidup.
2. Bermaafan
antara suami istri
3. Bermaafan
dengan keluarga kerabat serta orang sekitar.”
4. dst.
Jawaban:
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,
Terkait doa semacam ini, ada beberapa catatan yang perlu kita
perhatikan.
Pertama, kita
tidak boleh berbicara atas nama jibril atau atas nama Rasulullah Muhammad
‘alaihimas shalatu was salam, kecuali berdasarkan dalil. Karena yang mereka
sampaikan adalah wahyu dari Allah.
Allah berfirman tentang Jibril,
وَمَا
نَتَنَزَّلُ إِلَّا بِأَمْرِ رَبِّكَ لَهُ مَا بَيْنَ أَيْدِينَا وَمَا خَلْفَنَا
وَمَا بَيْنَ ذَلِكَ وَمَا كَانَ رَبُّكَ نَسِيًّا
Tidaklah Kami (Jibril)
turun, kecuali dengan perintah Tuhanmu. kepunyaan-Nya-lah apa-apa yang ada di
hadapan kita, apa-apa yang ada di belakang kita dan apa-apa yang ada di antara
keduanya, dan tidaklah Tuhanmu lupa. (QS.
Maryam: 64)
Artinya apapun yang dilakukan Jibril, semua karena perintah Allah,
dan bukan inisiatif pribadi. Termasuk doa yang beliau ucapkan.
Allah berfirman tentang Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wa
sallam,
وَمَا
يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَى ( ) إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَى
Tidaklah dia berbicara
karena hawa nafsunya ( ) Ucapannya itu tiada lain adalah wahyu yang diwahyukan
(kepadanya). (QS. An-Najm: 3 – 4)
Sehingga apapun yang beliau sabdakan terkait syariat adalah wahyu
dari Allah.
Karena itu, berbicara atas nama jibril atau Nabi Muhammad
‘alaihimas shalatu was salam tanpa dalil, sama halnya dengan berbicara atas
nama Allah tanpa ilmu dan itu dosa besar. Allah mensejajarkan dosa
berbicara atas nama Allah tanpa ilmu dengan sederet dosa besar, seperti syirik.
قُلْ
إِنَّمَا حَرَّمَ رَبِّيَ الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ
وَالْإِثْمَ وَالْبَغْيَ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَأَنْ تُشْرِكُوا بِاللَّهِ مَا لَمْ
يُنَزِّلْ بِهِ سُلْطَانًا وَأَنْ تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ
Katakanlah: “Tuhanku
hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak ataupun yang
tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar,
(mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan
hujjah untuk itu dan (mengharamkan) mengada-adakan terhadap Allah apa yang
tidak kamu ketahui.” (QS. Al-A’raf: 33).
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga
memberikan ancaman keras, untuk orang yang menyebarkan hadis yang lemah,
مَنْ
حَدَّثَ بِحَدِيثٍ وَهُوَ يَرَى أَنَّهُ كَذِبٌ فَهُوَ أَحَدُ الْكَاذِبِينَ
“Siapa yang menyampaikan
satu hadis, dan dia merasa itu dusta, maka dia termasuk salah satu pendusta.” (HR.
Muslim dalam Mukaddimah, 1/8).
Kedua, riwayat
yang benar tentang doa Malaikat jibril adalah sebagai berikut,
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau
menceritakan,
أن
رسول الله صلى الله عليه و سلم رقي المنبر فقال : آمين آمين آمين فقيل له
يارسول الله ما كنت تصنع هذا ؟ ! فقال : قال لي جبريل : أرغم الله أنف عبد أو بعد
دخل رمضان فلم يغفر له فقلت : آمين ثم قال : رغم أنف عبد أو بعد أدرك و الديه أو
أحدهما لم يدخله الجنة فقلت : آمين ثم قال : رغم أنف عبد أو بعد ذكرت عنده فلم يصل
عليك فقلت : آمين
Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam naik
mimbar lalu beliau mengucapkan, ‘Amin … amin … amin.’ Para
sahabat bertanya, ‘Kenapa engkau berkata demikian, wahai Rasulullah?’
Kemudian, beliau bersabda, ‘Baru saja Jibril berkata kepadaku,
‘Allah melaknat seorang hamba yang melewati Ramadan tanpa mendapatkan
ampunan,’ maka kukatakan, ‘Amin.’ Kemudian,
Jibril berkata lagi, ‘Allah melaknat seorang hamba yang
mengetahui kedua orang tuanya masih hidup, namun itu tidak membuatnya masuk
Jannah (karena tidak berbakti kepada mereka berdua),’ maka
aku berkata, ‘Amin.’ Kemudian,
Jibril berkata lagi, ‘Allah melaknat seorang hamba yang
tidak bersalawat ketika disebut namamu,’ maka kukatakan, ‘Amin.””
Hadis ini dinilai sahih oleh Al-Mundziri dalam At-Targhib wa
At-Tarhib, 2:114, 2:406, 2:407, dan 3:295; juga oleh Adz-Dzahabi dalam
Al-Madzhab, 4:1682. Dinilai hasan oleh Al-Haitsami dalam Majma’ Az-Zawaid,
8:142; juga oleh Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam Al-Qaulul Badi‘, no. 212; juga
oleh Al-Albani di Shahih At-Targhib, no. 1679.
Jika kita perhatikan hadis shahih di atas, kita akan mendapatkan
sekian banyak perbedaan antara teks hadis dengan sms ramadhan yang banyak tersebar di masyarakat.
·
Hadis di atas tidak menyebutkan waktu kapan kejadian itu
berlangsung. Jibril berdoa 3 kali dan diaminkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, tidak ada keterangan
waktunya. Karena itu, siapa yang mengklaim bahwa itu terjadi menjelang ramadhan
atau setelah nisfu sya’ban, maka dia harus membawakan dalil.
·
Doa jibril: ‘Allah melaknat seorang hamba yang melewati Ramadhan tanpa
mendapatkan ampunan’ sedikitpun beliau menyinggung agar minta maaf kepada orang
tua atau suami-istri, atau kepada sesama, dst.
Memperhatikan hal ini, sejatinya apa yang disebarkan melalui sms
bukan doa jibril. Malaikat jibril, sama sekali tidak pernah berdoa demikian.
Beliau hanya mendoakan keburukan untuk orang yang melewati Ramadhan tanpa
mendapatkan ampunan. Bisa jadi karena selama ramadhan, dia masih rajin
bermaksiat, sehingga puasa yang dia jalankan tidak membuahkan ampunan dosa.
Sebagaimana yang pernah dijelaspan pada artikel yang diterbitkan dalam bentuk buletin
berikut: Puasa Tanpa Pahala –
Edisi Buletin Ramadhan
Ketiga, selanjutnya
kami menghimbau kepada kaum muslimin untuk berhati-hati dalam menyebarkan
informasi agama, sebelum dia tidak memiliki sumber otentik, yang bisa
dipertanggung jawabkan.
Karena berdusta atas nama Allah atau Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam statusnya jauh berbeda dengan berdusta atas
nama makhluk. Allah ta’ala memberikan ancaman sangat keras untuk setiap
komentara tentang islam, tentang agama Allah, tanpa bukti dan tanpa dalil yang
kuat. Karena berbicara tentang syariat tanpa dalil adalah sumber terjadinya
kesesatan dalam agama.
Sms di atas adalah sms dusta atas nama jibril. Siapapun yang
mendapatkannya, segera dihapus dan tidak disebarkan.
Semoga Allah memudahkan kita untuk mendapatkan taufiq meniti jalan kebenaran. Amin
Sumber: https://konsultasisyariah.com/19212-doa-malaikat-jibril-menjelang-ramadhan-sms-ramadhan.html