
Benarkah pemakaman kaum shalihin adalah tempat terkabulnya doa?
Agaknya saudara kita yang satu ini benar-benar Quburi[1].
Dengan cara berdalil yang aneh bin ajaib, dia menyimpulkan bahwa
kuburan merupakan tempat terkabulnya doa. Mana dalilnya? Dalilnya ialah
bahwa dalam doa masuk pemakaman, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengucapkan:
أَسْأَلُ اللهَ الْعَافِيَةَ لَنَا وَلَكُمْ (رواه النسائي)…. يَغْفِرُ اللهُ لَنَا وَلَكُمْ (رواه الترمذي).
“Aku memohon kepada Allah untuk memberikan keselamatan kepada kami dan kalian semua” (HR. An Nasai), “Semoga Allah mengampuni kami dan kalian” (HR. Tirmidzi).[2]
Sebenarnya syubhat ini terlalu lemah untuk kita gubris. Tapi tak mengapa. Agar kita semua tahu bahwa tarekat yang
dibela oleh Novel memang selalu berkutat dengan akal-akalan yang
menggelikan. Karenanya, kita akan jawab secara logika saja.
Novel mengatakan: “Selain berdoa untuk mereka, dalam salam yang disampaikan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika
memasuki pemakaman tertulis jelas bahwa beliau juga berdoa untuk
dirinya (kemudian dia menyebutkan kedua hadits diatas). Kemudian
lanjutnya: “Dua hadis diatas menunjukkan bahwa pemakaman kaum Shalihin merupakan
salah satu tempat terkabulnya doa. Oleh karena itu ketika berziarah
kita dianjurkan untuk berdoa sebanyak mungkin…” dst.[3]
Saya katakan:
Kalau begitu cara dia berdalil, mestinya di depan WC/toilet juga
merupakan tempat terkabulnya doa, dan dia juga harus banyak-banyak
berdoa di sana!! Mengapa? Perhatikan riwayat Anas bin Malik berikut:
كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا دَخَلَ الْخَلاَءَ قَالَ :
اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْخُبُثِ وَالْخَبَائِثِ
“Adalah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika hendak masuk WC/toilet
mengucapkan: “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari syaithan laki-laki
dan perempuan” (HR Bukhari & Muslim).
Kemudian simaklah riwayat Aisyah yang mengatakan:
أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ إِذَا خَرَجَ مِنَ الْغَائِطِ قَالَ : غُفْرَانَكَ
“Bahwasanya
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam jika keluar dari tempat buang
hajat mengucapkan: “Ya Allah, ampunilah aku”” (HR. Abu Dawud dengan sanad yang shahih).
Namun mengapa Novel tidak menjadikan muka WC/toilet sebagai tempat terkabulnya doa, padahal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga
berdoa di sana? Barangkali jawabannya ialah karena setiap orang punya
WC di rumahnya, jadi percuma saja kalau dia anjurkan orang-orang untuk
berdoa di sana. Namun jika dikaitkan dengan kuburan, maka mereka akan
rajin berziarah ke makam para ‘wali’, ‘shalihin‘ dan ‘haba-ib’, hingga pengaruh spiritual Novel dan orang-orang sepertinya tetap terjaga di masyarakat. Atau agar perayaan haul yang mereka adakan tiap tahun semakin ramai, hingga ‘pemasukan’ mereka makin bertambah! Wallahul musta’an…
-bersambung insya Allah-
Penulis: Ustadz Abu Hudzaifah Al Atsary, Lc
Mahasiswa Magister ‘Ulumul Hadits wad Dirasah Islamiyah Univ. Islam Madinah
Artikel www.muslim.or.id
[1] Artinya orang yang sangat gandrung kepada kuburan.
[2] Mana Dalilnya 1, hal 80.
[3] Mana Dalilnya 1, hal 82.
Sumber: https://muslim.or.id/7483-ini-dalilnya-13-benarkah-kuburan-merupakan-tempat-terkabulnya-doa.html