Copas dari status (yang juga di copas oleh) Ustadz Musyaffa’ ad Dariny, حفظه الله تعالى
Dialog seru dan inspiratif…
A (orang kristen) : “Kenapa kalian selalu ngikutin kami?”
B (orang muslim) : “Ngikutin apa? Kami tidak merasa ngikutin kalian?”
A
: “Gak merasa? Coba diperhatikan, kami merayakan Hari Ulang Tahun Yesus
(atau Maulidnya Nabi Isa), lalu kalian ikut-ikutan merayakan Maulid
Nabi Muhammad?!
Kami
juga merayakan hari kenaikan Isa al Masih (diangkatnya Nabi Isa ke
langit), kalian ikut-ikutan merayakan hari Isra Mi’raj (naiknya Nabi
Muhammad ke langit)?!
Kami merayakan Tahun Baru Masehi milik kami, kalian juga merayakan tahun baru hijriyah milik kalian?!
Kami
beribadah dengan bernyanyi dan bermain alat musik, kalian juga sekarang
mulai beribadah dengan bernyanyi-nyanyi membaca shalawat/dzikir dengan
alunan musik?!
C (orang Hindu) : “Iya nih…! Kalian (orang muslim) juga banyak yang ngikutin perayaan acara kami…”
A : “Lho…lho…apalagi ini? Siapa yang ngikutin?”
C
: “Lihat saja, acara nujuh bulanan bagi wanita yang hamil itu kan
asalnya dari kami orang Hindu. Begitu juga Tahlilan atau Selamatan
Kematian selama 7 hari, 40, 100 s/d 1000 hari itu semua adalah acara
kami, lalu kalian mengikutinya. Kalo gak percaya, sini ikut saya, saya
kasih buktinya!”
B : “Enak saja ngaku-ngaku! Yang ngikutin itu kalian semua, orang Kristen dan orang Hindu pada ngikutin kami semua..!!”
A
: “Eh…Kalo bicara pake otak! Emang duluan siapa agamanya? Agama Islam
yang dibawa Nabi Muhammad baru ada sekitar 1400 tahun yang lalu.Sedangkan agama kami Nasrani sudah ada sekitar 2000an tahun yang lalu. Gak masuk akal kalo kami yang ngikutin kalian!”
C
: “Hehehe…apalagi agama saya. Agama kami lebih dulu dari agama kalian.
Agama kami sudah ada sejak 2500 tahun sebelum masehi, jadi sudah ada
sekitar 4500 tahun yang lalu. Sedangkan di Indonesia, agama kami lah
yang paling tua dan pertama. Gak masuk akal kalo kami yang malah
mengikuti agama kalian, apalagi yang namanya Islam kejawen, mirip abis
dengan kami…hehehe.”
A
: “Betul…betul…betul…Belum lagi kalian umat islam banyak yang
berpartisipasi merayakan hari perayaan agama kami, seperti Tahun Baru
Masehi, Hari Valentine, Hari Ulang Tahun, Hari Hallowen, Hari April
Mop, hari Ibu, dll.”
B : (garuk2 kepala)…
D
(orang Muslim Ahlus Sunnah) : “Ambil semua acara-acara kalian, kami
tidak butuh acara-acara seperti itu. Karena kami sudah punya acara
sendiri yang tidak mengikuti agama-agama kalian. Dan
acara-acara seperti itu tidak pernah dilakukan oleh orang Muslim yang
berada diatas Sunnah seperti kami ini, insya Allah. Dalam golongan kami
(yaitu Ahlus Sunnah), tidak ada perayaan Maulid Nabi, perayaan Isra
Mi’raj, perayaan Tahun Baru Hijriyah, perayaan nujuh bulan, Selamatan
Kematian (Tahlilan), dll.”
A & C : “Lho…kalian B dan D khan sama2 muslim, koq saling berbeda? Yang B merayakan acara2 itu sedangkan yang D tidak merayakan? Aneh sekali, satu agama tapi beda2.”
D
: “Kenapa kalian heran dengan kami? Bukankah kalian sendiri juga
memiliki banyak perbedaan dan perpecahan? Agama Nasrani memiliki banyak
sekte, seperti Protestan, Katholik, Advent, dll. Bahkan dalam agama
kami disebutkan bahwa kaum Nasrani terpecah belah menjadi 72 golongan.Begitu juga dengan agama Hindu yang memiliki banyak sekte dan juga warna (kasta).
Tidakkah kalian tahu tentang itu? Sedangkan agama Islam terpecah belah
menjadi 73 golongan, semuanya di neraka kecuali 1 yaitu Al Jamaah
(Ahlus Sunnah wal Jamaah). Jadi, menurut pemahaman kami sebagai Ahlus
Sunnah, kami tidak boleh tasyabbuh (mengikuti) orang-orang kafir dalam
ciri khas mereka, seperti acara-acara yang kalian sebutkan tadi. Maka
itu golongan kami tidak pernah melakukan dan mengadakan acara-acara
seperti itu. Jika ada sebagian dari kaum muslimin yang melakukan atau
mengadakan acara-acara itu, maka itu adalah oknum atau karena
ketidaktahuannya akan hal itu.”
A
& C : “Kami juga tahu itu semua. Hanya saja tadi kami ingin
mengetest si B, apakah dia punya alasan tentang itu? Rupanya dia tidak
punya alasan dan gak tau apa-apa tentang agamanya. Bisanya cuma
ikut-ikutan saja.”
B
: “Hmmmm…berarti saya ini oknum ya? kalo begitu saya tidak mau jadi
oknum lagi ah…saya mau ngikutin si D aja, biar gak jadi oknum!!!”
D : “Hmmm juga…kamu masih jadi oknum akhi, karena kamu masih ikut-ikutan, yaitu ngikutin saya.”
B : “Berarti saya harus ngikutin siapa donk?”
D
: “Biar kamu gak jadi oknum, kamu harus ngikutin Nabi Muhammad
shalallahu alaihi wasallam beserta para sahabat-sahabatnya. Insya Allah
kamu akan menjadi seorang Ahlus Sunnah sejati. Dan untuk mewujudkan itu
semua, maka hendaknya kamu menuntut ilmu syar’i dengan benar, dari
sumber yang benar,sebab berilmu itu sebelum berkata dan beramal”.
__________
http://bbg-alilmu.com/archives/15759