Islam Pedoman Hidup: Fanatisme

Jumat, 08 April 2016

Fanatisme


Hizbiyyah adalah sikap ta’ashub (fanatik golongan) seseorang terhadap suatu TOKOH, atau terhadap KELOMPOKnya, atau GOLONGANnya, dalam akidah, pemikiran dan perbuatan mereka yang bertentangan dengan “kebenaran”.

Atau Fanatik kepada suatu PEMIKIRAN TERTENTU yang bertentangan dengan “kebenaran” lalu LOYAL dan SALING MENCINTAI karena pemikiran tersebut.

Atau MEMBANGUN SUATU PEMIKIRAN yang menyimpang lalu mengumpulkan manusia dalam pemikiran tersebut BAIK TERORGANISIR ATAUPUN TIDAK serta menyelisihi “kebenaran”.

Kebenaran disini adalah 
Al Qur’an dan As Sunnah

Bolehkah Bangga dan Fanatik Golongan?

Al Imam Al Albani rahimahullah ditanya: “apa hukum hizbiyyah dan ahzab dalam Islam?”. Beliau menjawab: KAMI KATAKAN DENGAN TEGAS bahwa kami memerangi hizbiyyah. Karena hizbiyyah ini akan menerapkan apa yang difirmankan oleh Allah Tabaaraka wa Ta’ala:
كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ
Tiap-tiap hizb merasa bangga dengan apa yang ada pada sisi mereka (masing-masing)‘ [QS. Al Mu’minuun : 53]

dan karena hizbiyyah tentu akan memecah belah persatuan kaum Muslimin, dan akan menambahkan kelemahan mereka yang saat ini sudah lemah. Maka akan semakin bertambahkan kelemahan.

Maka tidak ada hizbiyyah dalam Islam. Yang ada hanya satu HIZBULLAH yang dinyatakan dalam Al Qur’an.
أَلَا إِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ الْمُفْلِحُون

“ketahuilah sesungguhnya hizbullah itu adalah orang-orang yang beruntung [QS. Al Mujaadilah : 22]


Lengkapnya ke-2 ayat di atas yaitu:
------------------------------
فَتَقَطَّعُوٓاْ أَمۡرَهُم بَيۡنَهُمۡ زُبُرٗاۖ كُلُّ حِزۡبِۢ بِمَا لَدَيۡهِمۡ فَرِحُونَ
“Kemudian mereka (pengikut-pengikut rasul itu) menjadikan agama mereka terpecah belah menjadi beberapa pecahan. TIAP-TIAP GOLONGAN MERASA BANGGA DENGAN APA YANG ADA PADA SISI MEREKA (masing-masing)” [Al Mu"minun : 53]


لَّا تَجِدُ قَوۡمٗا يُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِ يُوَآدُّونَ مَنۡ حَآدَّ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ وَلَوۡ كَانُوٓاْ ءَابَآءَهُمۡ أَوۡ أَبۡنَآءَهُمۡ أَوۡ إِخۡوَٰنَهُمۡ أَوۡ عَشِيرَتَهُمۡۚ أُوْلَٰٓئِكَ كَتَبَ فِي قُلُوبِهِمُ ٱلۡإِيمَٰنَ وَأَيَّدَهُم بِرُوحٖ مِّنۡهُۖ وَيُدۡخِلُهُمۡ جَنَّٰتٖ تَجۡرِي مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَاۚ رَضِيَ ٱللَّهُ عَنۡهُمۡ وَرَضُواْ عَنۡهُۚ أُوْلَٰٓئِكَ حِزۡبُ ٱللَّهِۚ أَلَآ إِنَّ حِزۡبَ ٱللَّهِ هُمُ ٱلۡمُفۡلِحُونَ ٢٢
Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Meraka itulah orang-orang yang telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan  yang datang daripada-Nya. Dan dimasukan-nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka, dan merekapun merasa puas terhadap-Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya HIZBULLAH ITU ADALAH GOLONGAN YANG BERUNTUNG” [QS. Al Mujaadilah : 22]

Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
---------------------------
فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ فَسَيَرَى اخْتِلاَفاً كًثِيْراً. فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ الْمَهْدِيِّيْنَ عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ،
Karena orang yang hidup di antara kalian sesudahku nanti, dia AKAN MENYAKSIKAN PERSELISIHAN yang sangat banyak sekali. Maka WAJIB BAGI KALIAN BERPEGANG TEGUH dengan sunnahku dan sunnah para Khulafa’ Rosyidin setelahku. Gigitlah sunnahku dengan gigi geraham [HR. Abu Dawud dan Tirmidzi]


dan