Islam Pedoman Hidup: Berbahagialah, Wahai Orang Yang Dicela

Kamis, 11 Agustus 2016

Berbahagialah, Wahai Orang Yang Dicela

Dari Abû Hurairoh Radhiyallâhu ‘anhu, suatu hari Rasûlullâh Shallallâhu alaihi wa sallam bersabda :
 تدرون ما المفلس ؟ 
“Tahukah kalian siapa orang yang bangkrut itu? ”
قالوا : المفلس فينا من لا درهم له ولا متاع
Para sahabat menjawab : “Orang yang bangkrut menurut kami itu adalah orang yang tidak memiliki dirham dan harta benda.”
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : ” المفلس من أمتي من يأتي يوم القيامة بصلاته وزكاته ، وصيامه ، وقد شتم هذا ، وقذف هذا ، وأكل مال هذا ، وسفك دم هذا ، وضرب هذا ، فيعقد فيعطا هذا من حسناته ، وهذا من حسناته ، فإن فنيت حسناته قبل أن يقضي ما عليه من الخطايا أخذ من خطاياهم فطرح عليه ، ثم طرح في النار 
Nabi Shallallâhu alaihi wa sallam menjawab :
“Orang yang bangkrut dari umatku, adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa amalan sholat, zakat dan puasanya.
Akan tetapi :
Dia mencela orang lain
Menuduh orang lain secara dusta
Memakan harta orang lain secara zhalim
Menumpahkan darah orang lain
Dan memukul orang lain
Maka, sebagai gantinya diambil kebaikannya dan kebaikannya diberikan kepada orang yang dianiayanya. Sampai akhirnya kebaikannya habis tak bersisa.
Sebelum dia diputuskan, orang yang dianiaya pun diambil dosa-dosanya dan dilimpahkan kepada orang tadi. Lalu, dirinya pun dihempaskan kemudian dilemparkan ke dalam neraka. (HR Muslim)

Duhai, alangkah bangkrut dan meruginya para pencela tersebut, dan betapa beruntungnya orang yang dicela.

Imam Masjid al-Haram, Syaikh Su’ûd asy-Syuraim hafizhahullâhu, berkata :
كن عبدَالله المشتوم ولا تك عبدالله الشاتم؛
ن المشتوم رابح
إما بذهاب سيئاته إلى الشاتم،
وإما بمجيء حسنات الشاتم إليه،
فالشاتم خاسر بكلا الحالين
Jadilah Anda hamba Allâh yang dicela,  daripada menjadi hamba Allâh yang gemar mencela
Karena orang yang dicela itu beruntung, lantaran :
Bisa jadi keburukannya hilang, beralih kepada orang yang mencelanya
dan bisa jadi, ia mendapatkan kebaikan yang berasal dari sang pencela
Sedangkan orang yang mencela, dia menjadi orang yang rugi lantaran dua hal di atas.

Kata Nabi Shallallâhu alaihi wa sallam :
سِبَابُ الْمُسْلِم فُسُوقٌ وَقِتالُهُ كُفْرٌ
“Mencerca seorang muslim itu kefasikan, dan membunuhnya adalah kekafiran. ” (Muttafaq ‘alaihi)
Allâh Ta’âlâ berfirman :
وَالَّذِينَ يُؤْذُونَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ بِغَيْرِ مَا اكْتَسَبُوا فَقَدِ احْتَمَلُوا بُهْتَانًا وَإِثْمًا مُّبِينًا
“Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang yang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata.” [QS. Al-Ahzâb : 58]

Maka, berbahagialah Anda, wahai muslim yang dicela, karena bisa jadi dosa² Anda akan berkurang dan pahala anda bertambah…
Dan alangkah celakanya Anda, wahai pencela… Kelak Anda akan menjadi manusia² bangkrut di hari kiamat nanti…
➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Ba’dal Isya’
Cinere, 9 Muharram 1437
@abinyasalma
Grup Al-Wasathiyah wal I’tidâl
➖➖➖➖➖➖➖➖➖