*Jihad tidak akan tegak sampai umat kembali pada agama, namun jihad bukanlah cara yang bisa mengembalikan umat pada agama*
Judul di atas terambil dari faidah hadits yang mulia berikut ini;
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا
تَبَايَعْتُمْ بِالْعِيْنَةِ وَأَخَذْتُمْ أَذْنَابَ الْبَقَرِ
وَرَضِيْتُمْ بِالزَّرْعِ وَتَرَكْتُمُ الْجِهَادَ سَلَّطَ اللهُ
عَلَيْكُمْ ذُلاًّ لاَ يَنْزِعُهُ حَتَّى تَرْجِعُوْا
إِلَى دِيْنِكُمْ
“Apabila kalian telah berjual beli dengan cara Al-‘Iinah (salah satu sistem ribawi), apabila kalian telah mengambil ekor-ekor sapi (terlena dengan peternakan), apabila kalian telah ridho (terlena) dengan perkebunan, DAN APABILA KALIAN MENINGGALKAN JIHAD, maka *Allah akan menimpakan kepada kalian suatu kehinaan yang (Allah) tidak akan mencabutnya sampai kalian kembali kepada agama kalian*”. (HR. Abu Dawud no. 3462 dengan sanad hasan, Lihat: Silsilah Ash-Shahiihah no. 11).
Syaikh Ali bin Hasan Al Halabiy _hafizhahullah_ menerangkan bahwasannya: dari hadits ini ada penjelasan bahwa *tegak kembalinya jihad umat ini tidak akan pernah terjadi kecuali dengan (terlebih dahulu) umat ini kembali pada agamanya* (yakni;
mengamalkannya). Maka, *jihad bukanlah jalan untuk mengembalikan umat
pada agamanya,* (tetapi justru sebaliknya).
[http://alhalaby.com/play-1078.html]
Ya,
begitulah, justru jihad tidak akan kembali tegak melainkan bila umat
Islam telah kembali mengamalkan agamanya terlebih dahulu, sedangkan
ketika umat ini jauh dari agamanya maka mereka pun akan meninggalkan
jihad.
Oleh
karena itu, Rasulullah menjelaskan bahwa ketika umat ini meninggalkan
jihad maka Allah akan menimpakan kehinaan dan kehinaan tersebut tidak
akan terangkat sampai umat Islam kembali mengamalkan agamanya, ketika
umat kembali pada agamanya maka Allah akan mengangkat kehinaan umat ini
dan jihad pun akan tegak, sehingga dengan *sebab jihad yang disertai dengan pengamalan agama* maka umat ini akan memperoleh kemenangan dan kejayaan di dunia dan akhirat.
💡Untuk
lebih memahami pernyataan tersebut maka mari kita renungkan perkataan
Imam Ibnu Qayyim Al Jauziyyah -rahimahullah- berikut:
☝🏻”Tatkala
jihad melawan musuh-musuh Allah dari luar (eksternal) merupakan cabang
dari jihad seorang hamba terhadap hawa nafsunya di jalan Allah
-sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
‘Orang
yang berjihad (mujahid) sebenarnya adalah orang yang berjihad melawan
hawa nafsunya dalam ketaatan kepada Allah, dan orang yang hijrah
(muhajir) sebenarnya adalah orang yang berhijrah meninggalkan apa-apa
yang dilarang Allah.’ (HR. Ahmad)-
maka *jihad melawan hawa nafsu tersebut lebih didahulukan dari pada jihad melawan musuh eksternal*, dan jihad melawan hawa nafsu itu merupakan asal muasal jihad!
*Karena
orang yang belum berjihad melawan hawa nafsunya terlebih dahulu agar
bisa mengamalkan apa-apa yang diperintahkan Allah serta menjauhi
laranganNya, dan belum memerangi hawa nafsunya di jalan Allah, maka ia tidak akan mampu berjihad melawan musuh eksternalnya!*
Bagaimana
mungkin ia bisa berjihad dan menang melawan musuhnya sedangkan musuh
(internal) yang berada di dalam dirinya sendiri masih menguasainya dan
mendominasinya!?
Ia belum berjihad melawan hawa nafsunya dan belum memeranginya di jalan Allah!?
Padahal, *justru ia tidak akan mampu keluar memerangi musuh eksternalnya sampai ia berjihad menaklukkan hawa nafsunya agar bisa keluar (jihad memerangi musuh eksternal).*”
(Zaadul Ma’aad, 3/6).
(Zaadul Ma’aad, 3/6).
Namun, mengapa tidak kita katakan saja bahwa jihad dengan senjata adalah satu-satunya jalan kejayaan dan kemenangan umat Islam?!
Jawabannya adalah karena *apabila
kita mengumandangkan jihad mengangkat senjata di saat umat Islam belum
siap dan masih jauh meninggalkan agamanya, justru yang terjadi adalah
kehancuran dan timbulnya madharat yang lebih besar!*
Allah
menghikayatkan tentang *sekelompok orang yang terburu-buru meminta
berperang melawan musuh sedangkan mereka masih lemah, justru Allah
memerintahkan mereka untuk menahan diri dan memerintahkan mereka untuk
mengamalkan perintah agama yang mendasar terlebih dahulu*, yaitu berupa shalat dan zakat.
أَلَمْ
تَرَ إِلَى الَّذِينَ قِيلَ لَهُمْ كُفُّوا أَيْدِيَكُمْ وَأَقِيمُوا
الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ فَلَمَّا كُتِبَ عَلَيْهِمُ الْقِتَالُ
إِذَا فَرِيقٌ مِنْهُمْ يَخْشَوْنَ النَّاسَ كَخَشْيَةِ اللَّهِ أَوْ
أَشَدَّ خَشْيَةً ۚ وَقَالُوا رَبَّنَا لِمَ كَتَبْتَ عَلَيْنَا
الْقِتَالَ لَوْلَا أَخَّرْتَنَا إِلَىٰ أَجَلٍ قَرِيبٍ ۗ قُلْ مَتَاعُ
الدُّنْيَا قَلِيلٌ وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ لِمَنِ اتَّقَىٰ وَلَا
تُظْلَمُونَ فَتِيلًا
Tidakkah
kamu perhatikan orang-orang yang dikatakan kepada mereka: *”Tahanlah
tanganmu (dari berperang), dirikanlah sembahyang dan tunaikanlah
zakat!”*
Setelah
diwajibkan kepada mereka berperang, tiba-tiba sebahagian dari mereka
(golongan munafik) takut kepada manusia (musuh), seperti takutnya
kepada Allah, bahkan lebih sangat dari itu takutnya.
Mereka
berkata: “Ya Tuhan kami, mengapa Engkau wajibkan berperang kepada kami?
Mengapa tidak Engkau tangguhkan (kewajiban berperang) kepada kami
sampai kepada beberapa waktu lagi?”
Katakanlah:
“Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik
untuk orang-orang yang bertakwa, dan kamu tidak akan dianiaya
sedikitpun. (QS. Annisa: 77).
Akan tetapi, apabila umat Islam telah kembali pada agamanya, yaitu
dengan mengamalkan ajaran-ajaran agama. maka Allah menjanjikan akan
mengangkat kehinaan yang menimpa umat dan Allah berjanji akan menolong
mereka.
وَلَيَنْصُرَنَّ
اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ [] الَّذِينَ
إِنْ مَكَّنَّاهُمْ فِي الْأَرْضِ أَقَامُوا الصَّلَاةَ وَآتَوُا
الزَّكَاةَ وَأَمَرُوا بِالْمَعْرُوفِ وَنَهَوْا عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ
وَلِلَّهِ عَاقِبَةُ الْأُمُورِ
“…..
Sesungguhnya *Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya*.
Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa. [] *(yaitu)
orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi
niscaya mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh
berbuat ma’ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar;* dan kepada
Allah-lah kembali segala urusan.” (QS. Al Hajj: 40-41).
✅ Dari sini, insya Allah kita bisa lebih memahami, bahwa umat
Islam apabila telah kembali kepada agama mereka maka jihad akan kembali
tegak sehingga kemenangan dan kemuliaan serta kejayaan akan kembali
diraih kaum Muslimin.
Wallahu a’lam.
————————————–
📝Oleh: Muhammad Hilman Alfiqhy _hafizhahullah_
📝Oleh: Muhammad Hilman Alfiqhy _hafizhahullah_
Sumber : https://www.facebook.com/MocHaMmAd.HILMAN.aLfiQhY/posts/10208203138859651
Sumber: https://aslibumiayu.net/17662-kapankah-jihad-bisa-tegak-apakah-makna-jihad-itu-selalu-identik-dengan-mengangkat-senjata.html