Islam Pedoman Hidup: 7 Mitos Seputar Memulai Usaha

Kamis, 02 Februari 2017

7 Mitos Seputar Memulai Usaha


Mitos-mitos Seputar Memulai Usaha
Tiba-tiba muncul dalam benak kita ingin memulai usaha. Darimana ide itu muncul? Jangan-jangan akibat terbakar semangat para motivator bisnis. Ehm bisa jadi sih, walaupun karena alasan lainnya.
Namun coba kita selami, kebanyakan mindset orang memulai usaha itu bermacam-macam.  Dalam benak sering terbayang enaknya jadi pengusaha bisa plesiran kemana-mana, enaknya jadi pengusaha bisa sering bareng keluarga, enaknya jadi pengusaha tinggal duduk-duduk dapat duit dan banyak hal lainnya. Yang jadi pertanyaan, benarkah mitos tersebut?
Yuk kita buat daftar mitos-mitos seputar orang yang akan terjun memulai usaha.
  1. Jadi pengusaha Lebih Mulia daripada Pegawai
Ada loh yang beranggapan seperti itu, sepertinya jadi pegawai itu kelas rendahan karena disuruh-suruh si bos. Pola pikir seperti perlu dikikis habis. Menjadi pengusaha atau pegawai memang pilihan manusia, namun Allah yang menentukan. Setiap orang mempunyai kemampuan masing-masing. Ada tipe manusia yang memang cocok jadi pekerja dan tidak cocok jadi pengusaha. Ritme dunia seperti itu, Allah menempatkan manusia sesuai dengan kadarnya masing-masing
Contoh sederhana Anda bisa lihat koloni lebah. Ada ratu lebah, ada 1 pejantan, ada lebah pekerja pencari madu, lebah pengumpul pollen dan ada lebah perawat yang bertugas merawat ratu dan anak. Mereka mempunyai  tugas masing-masing.
Sudah sepatutnya kita belajar ilmu dari lebah. Bukan karena perbedaan strata antara pekerja dan ratunya. Namun komitmen mereka menjaga amanah menempati posnya masing-masing.
Bukan berarti tidak boleh jadi pengusaha loh, Cuma mendudukkan masalah bahwa jikalaupun kita masih menjadi pekerja bukan berarti status kita hina.
  1. Setelah Resign, Buka Usaha Langsung Laris
Nah, ini yang sering membayang-bayangi kita tatkala akan memasuki dunia bisnis. Angan-angan setinggi langit dalam waktu super kilat usaha langsung sukses.
Tetapi faktanya: Tidak cukup satu bulan, dua bulan, tiga bulan… Transformasi dari karyawan menjadi pengusaha tentu saja membuat anda memulai dari nol.  Iya benar-benar dari nol..makanya benar-benar siapkan mental diawal. Dimana setiap pengusaha akan mengalami “fase jatuh bagun” yang harus dijemput selama menapaki jalan pengusaha. Di fase ini banyak pengusaha yang tidak kuat dan akhirnya menemui kebangkrutan. Mental yang kuat untuk menjadi pengusahan akan lebih ampuh bila diniatkan dengan benar.
  1. Jadi Pengusaha Punya Waktu Luang dan Bisa Santai
Merasa jenuh dengan  rutinitas kerja dari jam 08.00-17.00, lalu punya keinginan menjadi pebisnis murni agar punya waktu luang buat bersantai.
Pada kenyataannya, diawal memulainya mungkin hampir seluruh waktu kita akan tersita untuk usaha. Jangankan untuk keluarga, sampai-sampai urusan mandipun bisa terlupakan.
Tetapi kita harus bisa me-manage waktu dengan baik. Belajar me-manage waktu adalah salah satu kunci. Bekerja lebih lama bukan berarti melupakan keluarga atau saudara. Kita juga harus bisa meluangkan waktu buat mereka.
  1. Aku Punya Ide Keren, Yakin Deh Laku Keras!
Ada yang seperti itu? Kelihatannya banyak kali ya.
Faktanya, ide tidak mungkin berjalan baik tanpa pemasaran. Berapa banyak pebisnis pemula gulung tikar karena termakan ide-ide tanpa melihat kebutuhan masyarakat. Maka kenalilah kembali ide bisnismu apakah memang diminati masyakarat. Jika ide ini masih tergolong baru, lakukan riset pasar agar ide itu bisa diterima oleh masyarakat.
  1. Enaknya Jadi Pengusaha Bisa Bebas Financial
Faktanya, bukan bebas financial  tapi banyak keluar modal. Tabungan ludes dan bisa jadi makin banyak hutang. Namun masalahnya jika dia sudah nekat hutang bank dengan bunga berlipat. Dan dia masih meraba-raba dalam kebutaan usaha. Takutnya sudah jatuh tertimpa tangga. Usaha mandeg, dikejar hutang dan kehidupannyapun tertekan.
  1. Jadi Pengusaha Harus Bergaul dengan Para Pengusaha
Kalau kita lihat dalam komunitas-komunitas tertentu, syarat untuk jadi pengusaha harus bergaul sesama pengusaha. Tujuannya agar bisa ketularan dan mendapat mentoring dalam memulai usaha.
Memang bisa jadi benar seperti itu, tapi tidak sepenuhnya benar. Faktanya dalam memulai usaha banyak kok mereka figt tanpa berkomunitas, tanpa membatasi pergaulan. Contoh kecilnya Anda lihat orang-orang yang berjualan dipinggir jalan.
  1. Jadi pengusaha harus punya tempat sendiri buat kantor
Kantor memang perlu sih, tapi ketika baru memulai usaha apakah sudah diperhitungkan modal buat menyewa kantor? Sementara harga sewa ruko di pinggir sangat mahal. Rata-rata 50 % lebih modal habis terserap ke sewa tempat beserta aksesorisnya.
Memulai usaha tidak harus punya ruko buat kantor. Sejarah membuktikan saat berdirinya google, masih ingat? Google pertama kali hanya berkantor di garasi, kini telah berkembang menjadi raksasa digital.


from= http://pengusahamuslim.com/5733-7-mitos-seputar-memulai-usaha.html?utm_source=feedburner&utm_medium=feed&utm_campaign=Feed%3A+PMuslim+%28Subscribe+PengusahaMuslim.com%29