Islam Pedoman Hidup: Shalat Di Masjid Terdekat

Sabtu, 09 Juni 2018

Shalat Di Masjid Terdekat


Pertanyaan.
Tolong untuk segera dijawab, masjid di dekat rumah ana banyak menampakkan bid’ah hingga ana enggan berjama’ah disana. Bagaimana seharusnya sikap ana?

Abu Ahnaf, Pinang Ranti

Jawaban.
Sebagaimana telah kita ketahui, shalat wajib dengan berjama’ah di masjid merupakan ibadah yang sangat agung. Demikian juga ia memiliki keutamaan yang besar.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ رَاحَ إِلَى مَسْجِدِ الْجَمَاعَةِ فَخَطْوَةٌ تَمْحُو سَيِّئَةً وَخَطْوَةٌ تُكْتَبُ لَهُ حَسَنَةٌ ذَاهِبًاوَرَاجِعًا

Barangsiapa berangkat ke masjid, maka satu langkah menghapus satu keburukan, dan satu langkah ditulis satu kebaikan, dalam keadaan saat pergi dan pulang. [HR Ahmad, no. 6599, 10/103, dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin al-Ash. Hadits ini dishahîhkan Syaikh Ahmad Syâkir].

Di antara yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, yaitu hendaklah menghadiri masjid yang dekat dengan tempat tinggal kita.

لِيُصَلِّ الرَّجُلُ فِي الْمَسْجِدِ الَّذِي يَلِيْهِ وَلاَ يَتَّبِعِ الْمَسَاجِدَ

Seseorang itu harus shalat di masjidnya dan tidak mencari-cari masjid lainnya. [Lihat Shahîhul-Jami’, no. 5332].

Seseorang yang shalat di masjid yang jauh dari rumahnya dan meninggalkan masjid di dekatnya, akan mengakibatkan berbagai keburukan, antara lain:
1. Menyebabkan masjid di dekatnya menjadi sepi, terlebih lagi jika sikapnya itu diikuti orang lain, dan jama’ah masjid itu jumlahnya juga sedikit.
2. Menyakiti hati imam dan jama’ahnya, buruk sangka terhadapnya, serta menjatuhkan kehormatannya.
3. Lebih menyusahkan dirinya.

Dari penjelasan ini, maka hendaklah seseorang itu melakukan shalat di masjid yang dekat dengan rumahnya. Tetapi, jika terdapat hal lainnya yang dibenarkan syari’at, maka seseorang boleh saja shalat jama’ah di masjid yang jauh dari rumahnya. 
Misalnya:
1. Imam masjid di desanya tidak menyempurnakan rukun dan kewajiban-kewajiban shalat, atau bacaannya.
2. Imam masjid melakukan pelanggaran-pelanggaran agama, seperti perbuatan maksiat, bid’ah atau bahkan syirik, sebagaimana terjadi di beberapa tempat.
3. Bertujuan menghadiri kajian agama di masjid yang dia tuju.
4. Di masjid yang lebih jauh itu dilakukan shalat berjama’ah dan tepat waktu, sedangkan masjid di dekatnya tidak demikian. Dan lain-lain yang semisalnya.

Walaupun demikian, asalnya ialah shalat jama’ah di masjid yang dekat. Adapun jika mendapatkan adanya kesalahan imam atau makmum di masjid itu, hendaklah dinasihati dengan baik, sehingga akan terwujud persatuan di atas kebenaran bagi kaum Muslimin.[1]

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 05/Tahun XI/1428H/2007M. Penerbit Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo-Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-761016]
_______
Footnote
[1]. Lihat Ahkam Hudhuril-Masajid, Syaikh Dr. ‘Abdullah bin Shalih al-Fauzân, edisi bahasa Indonesia Adab Masuk Masjid, hlm. 158-161, Pustaka Azzam.

Share Ulang: