Pertanyaan.
Tolong untuk segera dijawab, masjid di dekat rumah ana banyak menampakkan
bid’ah hingga ana enggan berjama’ah disana. Bagaimana seharusnya sikap ana?
Abu Ahnaf, Pinang Ranti
Jawaban.
Sebagaimana telah kita ketahui, shalat wajib dengan berjama’ah di masjid
merupakan ibadah yang sangat agung. Demikian juga ia memiliki keutamaan yang
besar.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ رَاحَ إِلَى مَسْجِدِ الْجَمَاعَةِ فَخَطْوَةٌ تَمْحُو
سَيِّئَةً وَخَطْوَةٌ تُكْتَبُ لَهُ حَسَنَةٌ ذَاهِبًاوَرَاجِعًا
Barangsiapa berangkat ke masjid, maka satu langkah menghapus satu
keburukan, dan satu langkah ditulis satu kebaikan, dalam keadaan saat pergi dan
pulang. [HR Ahmad, no. 6599, 10/103, dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin al-Ash. Hadits
ini dishahîhkan Syaikh Ahmad Syâkir].
Di antara yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam, yaitu hendaklah menghadiri masjid yang dekat dengan tempat tinggal
kita.
لِيُصَلِّ الرَّجُلُ فِي الْمَسْجِدِ الَّذِي يَلِيْهِ وَلاَ
يَتَّبِعِ الْمَسَاجِدَ
Seseorang itu harus shalat di masjidnya dan tidak mencari-cari
masjid lainnya. [Lihat Shahîhul-Jami’, no. 5332].
Seseorang yang shalat di masjid yang jauh dari rumahnya dan
meninggalkan masjid di dekatnya, akan mengakibatkan berbagai keburukan, antara
lain:
1. Menyebabkan masjid di dekatnya menjadi sepi, terlebih lagi jika
sikapnya itu diikuti orang lain, dan jama’ah masjid itu jumlahnya juga sedikit.
2. Menyakiti hati imam dan jama’ahnya, buruk sangka terhadapnya,
serta menjatuhkan kehormatannya.
3. Lebih menyusahkan dirinya.
Dari penjelasan ini, maka hendaklah seseorang itu melakukan shalat
di masjid yang dekat dengan rumahnya. Tetapi, jika terdapat hal lainnya yang
dibenarkan syari’at, maka seseorang boleh saja shalat jama’ah di masjid yang
jauh dari rumahnya.
Misalnya:
1. Imam masjid di desanya tidak menyempurnakan rukun dan
kewajiban-kewajiban shalat, atau bacaannya.
2. Imam masjid melakukan pelanggaran-pelanggaran agama, seperti
perbuatan maksiat, bid’ah atau bahkan syirik, sebagaimana terjadi di beberapa
tempat.
3. Bertujuan menghadiri kajian agama di masjid yang dia tuju.
4. Di masjid yang lebih jauh itu dilakukan shalat berjama’ah dan
tepat waktu, sedangkan masjid di dekatnya tidak demikian. Dan lain-lain yang
semisalnya.
Walaupun demikian, asalnya ialah shalat jama’ah di masjid yang
dekat. Adapun jika mendapatkan adanya kesalahan imam atau makmum di masjid itu,
hendaklah dinasihati dengan baik, sehingga akan terwujud persatuan di atas
kebenaran bagi kaum Muslimin.[1]
[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 05/Tahun XI/1428H/2007M.
Penerbit Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo-Purwodadi Km.8 Selokaton
Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-761016]
_______
Footnote
[1]. Lihat Ahkam Hudhuril-Masajid, Syaikh Dr. ‘Abdullah bin Shalih al-Fauzân,
edisi bahasa Indonesia Adab Masuk Masjid, hlm. 158-161, Pustaka Azzam.
Share Ulang:
- Cisaat, Ciwidey
- Sumber: https://almanhaj.or.id/3018-shalat-di-masjid-terdekat.html