Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah adalah
salah seorang ulama yang diakui banyak pihak sebagai mujaddid (pembaharu agama)
di abad 12 hijriyah. Karena banyak sekali dampak kebaikan yang dihasilkan oleh
dakwah beliau rahimahullah . Dakwah beliau adalah dakwah yang berlandaskan
kitab suci al-Qur’ân, Sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan mengikuti
Salaf (para pendahulu) yang shalih.
Namun, ada sebagian orang yang tidak mengerti dakwah
beliau rahimahullah berani mencela beliau rahimahullah , bahkan berusaha
menjauhkan manusia dari dakwah beliau rahimahullah . Mereka menuduh syaikh
Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah dengan berbagai macam tuduhan, diantara
beliau rahimahullah dituding suka mengkafirkan kaum Muslimin secara membabi
buta. Mereka juga menuduh bahwa tindakan terorisme di zaman ini, termasuk
berbagai pengeboman dan pengrusakan, adalah buah dari ajaran Syaikh Muhammad
bin Abdul Wahhab rahimahullah .
Bagaimanakah kebenaran dari tuduhan ini ? Sungguh,
semua tuduhan itu tidak benar. Karena Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab
rahimahullah hanya menjatuhkan vonis kafir kepada orang-orang yang telah tegak
hujjah dan tahu benar jalan kebenaran, namun ia tetap nekat dalam perbuatan
kufurnya. Dan kalau dikatakan bahwa ajaran beliau rahimahullah menimbulkan
berbagai perbuatan teror, maka itu terbantahkan dengan fakta. Betapa banyak
orang yang mengkaji dan mengikuti ajaran Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab
rahimahullah namun mereka tidak apa-apa, tidak rusak dan tidak melakukan
pengerusakan. Bahkan sebaliknya, yang timbul adalah kebaikan yang besar bagi
orang yang diberi petunjuk oleh Allâh Azza wa Jalla . Pemikiran teror yang ada
pada sebagian orang, itu merupakan akibat dari pemahaman yang salah dan
menyelisihi kebenaran.
Untuk membuktikan bahwa Syaikh Muhammad bin Abdul
Wahhab rahimahullah tidak menjatuhkan vonis kafir kepada sembarang orang, kami
merasa perlu membawakan perkataan-perkatan beliau rahimahullah dalam masalah
ini. Intinya adalah orang yang zhahirnya Islam, jika ia melakukan perbuatan
syirik atau kekafiran dengan sebab ketidaktahuannya, maka dia tidak dikafirkan
sampai kecuali setelah ada penjelasan baginya dan setelah tegak hujjah
kepadanya.
Prinsip Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab Dalam Takfîr
(Menjatuhkan Vonis Kafir)
Sebagaimana sikap para Ulama Ahlus Sunnah yang lain, Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah juga memiliki prinsip: tidak mengkafirkan seorang yang melakukan syirik atau kekafiran kecuali setelah ada penjelasan baginya dan setelah tegak hujjah kepadanya.
Sebagaimana sikap para Ulama Ahlus Sunnah yang lain, Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah juga memiliki prinsip: tidak mengkafirkan seorang yang melakukan syirik atau kekafiran kecuali setelah ada penjelasan baginya dan setelah tegak hujjah kepadanya.
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah berkata
:
بَلْ نُشْهِدُ اللهَ عَلَى مَا يَعْلَمُهُ مِنْ قُلُوْبِنَا بِأَنَّ مَنْ عَمِلَ بِالتَّوْحِيْدِ وَتَبَرَّأَ مِنَ الشِّرْكِ وَأَهْلِهِ فَهُوَ الْمُسْلِمُ فِي أَيِّ زَمَانٍ وَأَيِّ مَكَانٍ، وَإِنَّمَا نُكَفِّرُ مَنْ أَشْرَكَ بِاللهِ فِي إِلَهِيَّتِهِ بَعْدَمَا نُبَيِّنُ لَهُ الْحُجَّةَ عَلَى بُطْلاَنِ الشِّرْكِ
Bahkan kami mempersaksikan Allâh yang mengetahui hati
kami, bahwa orang yang mengamalkan tauhid, berlepas diri dari syirik dan
pelakunya, maka dia adalah seorang Muslim, kapan saja dan di mana saja. Kami
hanya mengkafirkan orang yang melakukan perbuatan syirik (perbuatan
menyekutukan) Allâh dalam uluhiyah (peribadahan) setelah kami jelaskan hujjah
kepadanya tentang kebatilan syirik. [Majmû’ Muallafât Syaikh Muhammad bin AbdIl
Wahhab, 3/34]
Tuduhan Dusta Kepada Syaikh Muhammad Bin Abdul Wahhab
Sesungguhnya tuduhan suka mengkafirkan kaum Muslimin yang ditujukan kepada Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah , tidak hanya marak di zaman ini, bahkan tuduhan dan fitnah itu sudah disebarkan semenjak beliau masih hidup!
Sesungguhnya tuduhan suka mengkafirkan kaum Muslimin yang ditujukan kepada Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah , tidak hanya marak di zaman ini, bahkan tuduhan dan fitnah itu sudah disebarkan semenjak beliau masih hidup!
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah berkata
:
وَإِذَا كُنَّا لاَنُكَفِّرُ مَنْ عَبَدَ الْصَّنَمَ الَّذِي عَلَى عَبْدِ الْقَادِرِ، والْصَّنَمَ الَّذِي عَلَى قَبْرِ أَحْمَدَ الْبَدَوِيْ، وَأَمْثَالِهِمَا لِأَجْلِ جَهْلِهِمْ وَعَدَمِ مَنْ يُنَبِّهُهُمْ، فَكَيْفَ نُكَفِّرُ مَنْ لَمْ يُشْرِكْ بِاللهِ إِذَا لَمْ يُهَاجِرْ إِلَيْنَا أَوْ لَمْ يُكَفِّرْ وَيُقَاتِلْ ؟ سُبْحَانَكَ هَذَا بُهْتَانٌ عَظِيْمٌ
Jika kami tidak menjatuhkan vonis kafir kepada orang
yang menyembah berhala yang ada di atas (kuburan) Abdul Qadir (Jailani), dan yang
menyembah berhala yang ada di atas kuburan Ahmad Badawi, dan selainnya, karena
ketidaktahuan mereka juga karena tidak ada orang yang mengingatkan mereka, maka
bagaimana mungkin kami mengkafirkan orang yang tidak menyekutukan Allâh jika
dia tidak berhijrah kepada kami, atau dia tidak mengkafirkan dan memerangi ?
Maha Suci Engkau Wahai Allâh , ini adalah dusta (fitnah) yang besar!! [ad-Durar
as-Saniyyah, 1/66]
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah juga
berkata:
ما ذكر لكم عني أني أكفر بالعموم، فهذا من بهتان الأعداء، وكذلك قولهم: إني أقول: من تبع دين الله ورسوله وهو ساكن في بلده أنه ما يكفيه حتى يجيء عندي، فهذا أيضاً من البهتان، إنما المراد اتباع دين الله ورسوله في أي أرض كانت، ولكن نكفر من أقرّ بدين الله ورسوله ثم عاداه وصدّ الناس عنه، وكذلك من عبد الأوثان بعدما عرف أنه دين المشركين وزينه للناس، فهذا الذي أكفره وكل عالم على وجه الأرض يكفر هؤلاء إلاّ رجلاً معانداً أو جاهلاً )). مجموع مؤلفات الشيخ (3/33).
Apa yang diceritakan kepada kalian tentang saya, bahwa
saya mengkafirkan dengan umum, maka ini termasuk kedustaan (fitnah) dari para
musuh. Demikian juga perkataan mereka bahwa saya mengatakan, “Barangsiapa
mengikuti agama Allâh dan Rasul-Nya, namun dia tinggal di kotanya, maka itu
tidak cukup (yakni tidak sah Islamnya!) sampai dia datang di dekatku”, ini juga
termasuk kedustaan (fitnah). Sesungguhnya yang dikehendaki (agama ini) adalah
mengikuti agama Allâh dan Rasul-Nya, di bumi mana saja. Tetapi kami
mengkafirkan orang yang mengakui kebenaran agama Allâh dan Rasul-Nya, kemudian
dia memusuhinya dan menghalangi manusia darinya. Kami juga mengkafirkan orang
yang menyembah berhala setelah dia tahu bahwa itu adalah agama kaum musyrikin
dan dia menghiasinya (menganggapnya baik) untuk manusia. Inilah yang aku
kafirkan. Dan semua orang berilmu di permukaan bumi mengkafirkan orang-orang
ini. Kecuali orang yang menentang atau bodoh. [Maj’mû Muallafât Syaikh Muhammad
bin Abdil Wahhab, 3/33]
Beliau juga berkata:
(( وأما ما ذكر الأعداء عني أني أكفر بالظن وبالموالاة أو أكفر الجاهل الذي لم تقم عليه الحجة، فهذا بهتان عظيم يريدون به تنفير الناس عن دين الله ورسوله ))
Adapun yang diceritakan oleh musuh-musuh tentang saya,
bahwa saya menjatuhkan vonis kafir berdasarkan perasangka, dan berdasarkan
muwâlah (loyalitas, maksudnya jika ada orang yang tidak membela syaikh Muhammad
bin Abdul Wahhab, maka dihukumi kafir-pen), atau aku mengkafirkan orang yang
jahil (bodoh; tidak berilmu) yang belum tegak hujjah padanya, maka ini kedustaan
(fitnah) yang besar. Mereka ingin menjauhkan manusia dari agama Allâh dan
Rasul-Nya. [Maj’mû Muallafât Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab, 3/14]
Persaksian Ulama Setelah Beliau
Sikap hati-hati yang diambil oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah di atas juga ditegaskan oleh orang-orang yang memahami dakwah beliau rahimahullah . Inilah syaikh Abdul Lathif bin Abdurrahman bin Hasan Aalu Syaikh, salah seorang Ulama besar keturunan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah , beliau rahimahullah berkata :
Sikap hati-hati yang diambil oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah di atas juga ditegaskan oleh orang-orang yang memahami dakwah beliau rahimahullah . Inilah syaikh Abdul Lathif bin Abdurrahman bin Hasan Aalu Syaikh, salah seorang Ulama besar keturunan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah , beliau rahimahullah berkata :
(( والشيخ محمد رحمه الله من أعظم الناس توقفاً وإحجاماً عن إطلاق الكفر،حتى أنه لم يجزم بتكفير الجاهل الذي يدعو غير الله من أهل القبور أو غيرهم إذا لم يتيسر له من ينصحه ويبلغه الحجة التي يكفر تاركُها، قال في بعض رسائله: (( وإذا كنا لا نقاتل من يعبد قبّة الكواز، حتى نتقدم بدعوته إلى إخلاص الدين لله، فكيف نكفر من لم يهاجر إلينا وإن كان مؤمناً موحداً )).
Syaikh Muhammad (bin Abdul Wahhab) rahimahullah
termasuk orang yang sangat berhati-hati dan tidak berani memvonis kafir (orang
Islam lain). Sampai beliau rahimahullah tidak memastikan kekafiran orang bodoh
yang berdoa kepada selain Allâh , baik berdoa kepada penghuni kubur atau
lainnya, jika belum ada orang yang menasehatinya dan menyampaikan hujjah
kepadanya, yang mana orang yang meningalkan hujjah itu menjadi kafir. Beliau
rahimahullah berkata dalam sebagian risalahnya, “Jika kami tidak mengkafirkan
orang yang menyembah kubah al-Kawaz sampai kami mendakwahinya untuk
mengikhlaskan agama bagi Allâh , maka bagaimana kami mengkafirkan orang yang
tidak berhijrah kepada kami, walaupun dia adalah seorang mukmin dan bertauhid!!
[Minhâj at-Ta’sîs wat Taqdîs, hlm. 98-99]
Syaikh Abdul Lathif bin Abdurrahman bin Hasan Aalu
Syaikh rahimahullah juga berkata:
(( فمن بلغته دعوة الرسل إلى توحيد الله ووجوب الإسلام له، وفقه أن الرسل جاءت بهذا لم يكن له عذر في مخالفتهم وترك عبادة الله، وهذا هو الذي يجزم بتكفيره إذا عبد غير الله، وجعل معه الأنداد والآلهة، والشيخ وغيره من المسلمين لا يتوقفون في هذا، وشيخنا رحمه الله قد قرّر هذا وبينه وفاقاً لعلماء الأمة واقتداء بهم ولم يكفر إلاّ بعد قيام الحجة وظهور الدليل حتى إنه رحمه الله توقف في تكفير الجاهل من عباد القبور إذا لم يتيسر له من ينبهه، وهذا هو المراد بقول الشيخ ابن تيمية رحمه الله: حتى يتبين لهم ما جاء به الرسول *، فإذا حصل البيان الذي يفهمه المخاطب ويعقله فقد تبين له )).
Barangsiapa telah sampai dakwah para Rasul yang
mengajak kepada tauhîdullâh (mengesakan Allâh Azza wa Jalla dalam peribadahan)
dan kewajiban berserah diri kepada-Nya, dan dia telah memahami bahwa para Rasul
datang membawa ajaran ini, maka dia tidak memiliki alasan untuk menyelisihi
para Rasul itu dan tidak beribadah kepada Allâh. Orang inilah yang dipastikan
kekafirannya, jika dia menyembah selain Allâh dan menjadikan
tandingan-tandingan serta tuhan-tuhan bersama Allâh. Syaikh Muhammad bin Abdul
Wahhab rahimahullah dan lainnya dari umat Islam tidak ragu-ragu dalam hal ini.
Syaikh kami (Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah) telah menetapkan
hal ini dan telah menjelaskannya karena menyetujui dan meneladani Ulama umat
Islam. Dan beliau tidak mengkafirkan sampai tegaknya hujjah dan jelasnya dalil.
Sampai beliau rahimahullah tidak memastikan kekafiran orang bodoh yang berdoa
kepada kuburan-kuburan, jika belum ada orang yang mengingatkannya. Dan inilah
yang dimaksudkan dengan perkataan syaikh Ibnu Taimiyah rahimahullah “Sampai
jelas bagi mereka perkara yang dibawa oleh Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallam
”. Jika telah ada penjelasan yang bisa dipahami dan dimengerti oleh orang yang
diajak bicara, maka hal itu telah jelas baginya”. [Mishbâhuzh Zhalam, hlm. 499]
Syaikh Abdul Lathif bin Abdurrahman bin Hasan Aalu
Syaikh rahimahullah juga berkata:
(( وشيخنا رحمه الله لم يكفر أحدا ابتداء بمجرد فعله وشركه، بل يتوقف في ذلك حتى يعلم قيام الحجة التي يكفر تاركها، وهذا صريح في كلامه في غير موضع، ورسائله في ذلك معروفة
Syaikh kami (Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab
rahimahullah) tidak mengkafirkan seorangpun semenjak awal semata-mata
perbuatannya dan kemusyrikannya. Bahkan beliau tidak menetapkan hal itu sampai
diketahui tegaknya hujjah kepadanya, yang mana orang yang meningalkan hujjah
itu menjadi kafir. Ini nyata di dalam perkataan beliau di banyak tempat. Dan
risalah-risalah beliau tentang hal itu telah dikenal”. [Mishbâhuzh Zhalam, hlm.
516]
Dengan sedikit keterangan ini maka semoga kebenaran
menjadi semakin jelas. Orang yang meniti jalan kebenaran supaya menitinya
dengan keyakinan. Dan orang yang menyimpang silahkan menyimpang dengan
pengetahuan. Hanya Allâh Yang Memberikan taufik.
____________________________________________
Oleh
Ustadz Abu Isma’il Muslim al-Atsari
Ustadz Abu Isma’il Muslim al-Atsari
____________________________________________
[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi
08/Tahun XVI/1433H/2012M. Penerbit Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl.
Solo-Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax
0271-858196]
Sumber: https://almanhaj.or.id/4065-syaikh-muhammad-bin-abdul-wahhab-suka-mengkafirkan-orang.html