Oleh
Syaikh Salim bin Ied al-Hilali
Syaikh Salim bin Ied al-Hilali
عَنْ
حُذَيْفَةَ بْنِ الْيَمَان رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّهُ قَالَ : كَانَ
النَّاسُ يَسْأَلُوْنَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
عَنِ الْخَيْرِ وَ كُنْتُ أَسْأَلُهُ عَنِ الشَّرِّ مَخَافَةَ أَنْ
يُدْرِكَنِي فَقُلْتُ يَا رَسُوْلُ اللهِ أِنَّا كُنَّا فِي جَاهِلِيَّةٍ
وَشَرِّ فَجَاءَنَااللَّهُ بِهَذَا الْخَيْرِ فَهَلْ بَعْدَ هَذَا
الْخَيْرِ شَرِّ قَالَ نَعَمْ فَقُلْتُ هَلْ بَعْدَ ذَلِكَ الشَّرِّ مِنْ
خَيْرِ قَالَ نَعَمْ وَفِيْهِ دَخَنٌ قَلْتُ وَمَادَخَنُهُ قَالَ قَوْمٌ
يَسْتَنُّوْنَ بِغَيْرِ سُنَّتِي وَيَهْدُوْنَ بِغَيْرِ هَدْيِي تَعْرِفُ
مِنْهُمْ وَتُنْكِرُ فَقُلْتُ هَلْ بَعْدَ ذَلِكَ الْخَيْرِ مِنْ شَرِّ
قَالَ نَعَمْ دُعَاةٌ عَلَى أَبْوَابِ جَهَنَّمَ مَنْ أَجَابَهُمْ
إِلَيْهَا قَذَفُوْهُ فِيْهَا فَقُلْتُ يَا رَسُوْلُ اللهِ صِفْهُمْ لَنَا
قَالَ نَعَمْ قَوْمٌ مِنْ جِلْدَتِنَا وَيَتَكَلَمُوْنَ بِأَلْسِنَتِنَا
قثلْتُ يَا رَسُوْلُ اللهِ فَمَاتَرَى إِنْ أَدْرَكَنِي ذَلِكَ قَالَ
تَلْزَمُ جَمَاعَةَ الْمُسْلِمِيْنَ وَإِمَامَهُمْ فَقُلْتُ فَإِنْ لَمْ
تَكُنْ لَهُمْ جَمَاعَةٌ وَلاَ إِمَامٌ قَالَ فَاعْتَزِلُ تِلكَ الْفِرَقَ
كُلَّهَا وَلَوْ أَنْ تَعَضَّ عَلَى أَصْلِ شَجَرَةٍ حَتَّى يُدْرِكَكَ
الْمَوْتُ وَأَنْتَ عَلَى ذَلِكَ
Dari
Hudzaifah bin Al-Yaman Radhiyalahu ‘anhu beliau berkata : “Dahulu
manusia bertanya kepada Rasulullah tentang hal-hal yang baik tapi aku
bertanya kepada beliau tentang hal-hal yang buruk agar jangan sampai
menimpaku”
Aku bertanya : “Wahai Rasulullah, dahulu kami berada dalam keadaan jahiliyah dan kejelekan lalu Allah mendatangkan kebaikan (Islam,-pent) ini, apakah setelah kebaikan ini akan datang kejelekan ?”
Beliau berkata : “Ya”
Aku bertanya : “Dan apakah setelah kejelekan ini akan datang kebaikan?”
Beliau menjawab : “Ya, tetapi didalamnya ada asap”.
Aku bertanya : “Apa asapnya itu ?”
Beliau menjawab : “Suatu kaum yang membuat ajaran bukan dari ajaranku, dan menunjukkan (manusia) kepada selain petunjukku. Engkau akan mengenal mereka dan engkau akan memungkirinya”
Aku bertanya : “Apakah setelah kebaikan ini akan datang kejelekan lagi ?”
Beliau menjawab :”Ya, (akan muncul) para dai-dai yang menyeru ke neraka jahannam. Barangsiapa yang menerima seruan mereka, maka merekapun akan menjerumuskan ke dalam neraka”
Aku bertanya : “Ya Rasulullah, sebutkan cirri-ciri mereka kepada kami ?”
Beliau menjawab : “Mereka dari kulit-kulit/golongan kita, dan berbicara dengan bahasa kita”
Aku bertanya : “Apa yang anda perintahkan kepadaku jika aku temui keadaan seperti ini”
Beliau menjawab : “Pegang erat-erat jama’ah kaum muslimin dan imam mereka”
Aku bertanya : “Bagaimana jika tidak ada imam dan jama’ah kaum muslimin?”
Beliau menjawab :”Tinggalkan semua kelompok-kelompok sempalan itu, walaupun kau menggigit akar pohon hingga ajal mendatangimu”
Aku bertanya : “Wahai Rasulullah, dahulu kami berada dalam keadaan jahiliyah dan kejelekan lalu Allah mendatangkan kebaikan (Islam,-pent) ini, apakah setelah kebaikan ini akan datang kejelekan ?”
Beliau berkata : “Ya”
Aku bertanya : “Dan apakah setelah kejelekan ini akan datang kebaikan?”
Beliau menjawab : “Ya, tetapi didalamnya ada asap”.
Aku bertanya : “Apa asapnya itu ?”
Beliau menjawab : “Suatu kaum yang membuat ajaran bukan dari ajaranku, dan menunjukkan (manusia) kepada selain petunjukku. Engkau akan mengenal mereka dan engkau akan memungkirinya”
Aku bertanya : “Apakah setelah kebaikan ini akan datang kejelekan lagi ?”
Beliau menjawab :”Ya, (akan muncul) para dai-dai yang menyeru ke neraka jahannam. Barangsiapa yang menerima seruan mereka, maka merekapun akan menjerumuskan ke dalam neraka”
Aku bertanya : “Ya Rasulullah, sebutkan cirri-ciri mereka kepada kami ?”
Beliau menjawab : “Mereka dari kulit-kulit/golongan kita, dan berbicara dengan bahasa kita”
Aku bertanya : “Apa yang anda perintahkan kepadaku jika aku temui keadaan seperti ini”
Beliau menjawab : “Pegang erat-erat jama’ah kaum muslimin dan imam mereka”
Aku bertanya : “Bagaimana jika tidak ada imam dan jama’ah kaum muslimin?”
Beliau menjawab :”Tinggalkan semua kelompok-kelompok sempalan itu, walaupun kau menggigit akar pohon hingga ajal mendatangimu”
TAKHRIJ HADITS
Hadits ini memiliki banyak jalan, diantaranya :
Hadits ini memiliki banyak jalan, diantaranya :
1.
Dari jalan Walid bin Muslim (dia berkata) : Menceritakan kepada kami
Ibnu Jabir (dia berkata) : Menceritakan kepada kami Bisr bin Ubeidillah
Al-Hadromy hanya dia pernah mendengar Abu Idris Al-Khaoulani dari
Hudzaifah bin Yaman Radhiyallahu ‘anhu …….[HR Bukhari 6/615-616 dan
13/35 beserta Fathul Baari. Muslim 12/235-236 beserta Syarh Nawawi.
Baghowi dalam Syarhus Sunnah 14/14. Dan Ibnu Majah 2979]
2.
Dari jalan Waki’ dari Sufyan dari ‘Atho’ bin Saib dari Abi Al-Bukhari
dia berkata : Hudzaifah Radhiyallahu ‘anhu berkata ….. [HR Ahmad dalam
musnad 5/399]
3.
Dari jalan Abi Mughiroh (dia berkata) menceritakan kepada kami Assafar
bin Nusair Al-Azdi dan selainnya dari Hudzaifah bin Al-Yaman, beliau
berkata : “Wahai Rasulullah
sesungguhnya kami dahulu dalam keburukan lalu Allah menghilangkannya
dan mendatangkan kebaikan melalui anda. Apakah setelah kebaikan ini
akan datang kejelekan?”. Beliau berkata : “Ya”. Hudzaifah bertanya lagi : “Apa kejelekan tersebut?” Beliau menjawab : “Akan
muncul banyak fitnah seperti malam yang gelap gulita, sebagaimana
mengikuti yang lainnya dan akan datang kepada kalian hal-hal yang
samar-samar seperti wajah-wajah sapi yang kalian tak mengetahuinya” [HR Ahmad 5/391]
SYARH HADITS
1. Mengenal Jalan Orang-Orang Yang Tersesat Merupakan Kewajiban Dalam Syariat.
Ketahuilah -semoga Allah memberkahi anda- sesungguhnya metode Ar-Rabbani (Islam) yang tertuang dalam Al-Qur’an dan Sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika menampilkan generasi pertama yaitu shabat dan para tabi’in (sesungguhnya bertujuan) untuk mejelaskan jalan kebenaran dan agar diikuti.
1. Mengenal Jalan Orang-Orang Yang Tersesat Merupakan Kewajiban Dalam Syariat.
Ketahuilah -semoga Allah memberkahi anda- sesungguhnya metode Ar-Rabbani (Islam) yang tertuang dalam Al-Qur’an dan Sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika menampilkan generasi pertama yaitu shabat dan para tabi’in (sesungguhnya bertujuan) untuk mejelaskan jalan kebenaran dan agar diikuti.
Allah Azza wa Jalla berfirman.
وَمَنْ
يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَىٰ
وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّىٰ
وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ ۖ وَسَاءَتْ مَصِيرًا
“Barangsiapa
yang menyelisihi Rasul setelah jelas baginya petunjuk dan dia mengikuti
jalan selain orang-orang yang beriman maka kami palingkan dia kemana
dia berpaling dan kami akan memasukkannya ke dalam neraka jahannam. Dan
itulah seburuk-buruk tempat kembali” [an-Nisa/4 : 116]
Akan tetapi (metode Islam ini) tidak cukup hanya mejelaskan jalan kebenaran saja bahkan menyingkap kebatilan dan mengungkap kepalsuannya agar jelas dan terang jalan orang-orang yang tersesat (lalu dijauhi dan ditinggalkan,-pent).
Allah Azza wa Jalla berfirman.
وَكَذَٰلِكَ نُفَصِّلُ الْآيَاتِ وَلِتَسْتَبِينَ سَبِيلُ الْمُجْرِمِينَ
“Dan
demikianlah kami terangkan ayat-ayat Al-Qur’an, supaya jelas jalan
orang-orang yang benar dan supaya jelas (pula) jalan orang-orang yang
tersesat” [al-An’am/6 : 55]
Seorang penyair berkata.
عَرَفْتُ الشَّرِّ لاَ لِلشَّرِّ وَلَكِنْ لِتَوْقِيْهِ
وَمَنْ لَمْ يَعْرِفِ الْخَيْرَ مِنَ الشَّرِّ يَقَعُ فِيْهِ
“Aku mengenal keburukan bukan untuk keburukan akan tetapi untuk menjauhinya”
“Dan barangsiapa yang tidak mengenal kebaikan dari keburukan dia akan terjerumus kedalam keburukan itu”.
“Dan barangsiapa yang tidak mengenal kebaikan dari keburukan dia akan terjerumus kedalam keburukan itu”.
2. Islam Terancam Dari Dalam
Sesungguhnya musuh-musuh Allah terus mengintai Islam hingga ketika mereka telah melihat penyakit whan (cinta dunia dan takut mati) telah menjalar dalam tubuh kaum muslimin dan penyakit-penyakit yang lain sudah menyebar mereka langsung menyerang dan menyumbat nafas kaum muslimin.
Sesungguhnya musuh-musuh Allah terus mengintai Islam hingga ketika mereka telah melihat penyakit whan (cinta dunia dan takut mati) telah menjalar dalam tubuh kaum muslimin dan penyakit-penyakit yang lain sudah menyebar mereka langsung menyerang dan menyumbat nafas kaum muslimin.
Sesungguhnya racun-racun berbisa yang membinasakan dan menghancurkan kekuatan kaum muslimin serta melemahkan gerak mereka bukanlah pedang-pedang orang-orang kafir yang berkumpul untuk membuat makar terhadap Islam. Akan tetapi kuman-kuman yang busuk yang menyelinap di dalam tubuh kaum muslimin
yang lambat tapi pasti (itulah yang menyebabkan kebinasaan). Itulah
asap yang dikatakan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam
hadits Hudzaifah diatas : “suatu kaum yang membuat ajaran bukan dari ajaranku dan memberikan petunjuk bukan dari petunjukku …..” Didalam ucapan beliau ini ada hal-hal penting diantaranya.
• Sesungguhnya asap itu merupakan penyimpangan yang selalu membuat kabur ajaran Islam (Sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam) yang terang benderang malamnya bagaikan siangnya.
• Yang nampak pada saat terjadinya hal ini adalah kebaikan akan tetapi dalamnya terdapat hal-hal yang membinasakan. Bukanlah dalam riwayat Muslim Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Akan muncul manusia-manusia yang berhati setan”.
• Asap ini terus tumbuh dan menguasai hingga kejelekan itu merajalela serta merupakan awal munculnya dai-dai penyesat dan kelompok-kelompok sempalan.
• Sesungguhnya yang meniup asap tersebut adalah para dai-dai penyesat. Dan ini menunjukkan bahwa rencana busuk untuk menghancurkan Islam dan kaum muslimin telah mengakar kuat dalam sejarah Islam.
• Sesungguhnya gembong-gembong kesesatan selain giat dalam menyesatkan.
Akan tetapi (sebagian) pemegang kebenaran lalai dan tertidur hingga
asap tersebut menguasai dan merajalela serta menutupi kebenaran. Dari sini kita ketahui bahwa asap yang menyelimuti kebenaran dan mengkotori kejernihannya adalah bid’ah-bid’ah yang ditebarkan oleh Mu’tazilah, Sufiyah, Jahmiyah, Khowarij, Asy’ariyah, Murji’ah dan Syi’ah Rofidhoh sejak berabad-abad lamanya.
Oleh
karena inilah umat Islam mejadi terbelakang dan menjadi santapan bagi
setiap musuh serta menyebarnya kebatilan. Dan dengan sebab inilah setiap munafik berbicara dengan mengatas namakan Islam. Dari sini kita mengetahui bahwa bahaya bid’ah lebih besar daripada musuh-musuh yang lainnya (orang-orang kafir), karena bid’ah merusak hati dan badan tapi musuh-musuh tersebut hanya merusak badan.
Para salaf telah bersepakat akan kewajiban memerangi ahli bid’ah dan
menghajr (memboikot) mereka. Imam Dzahabi mengatakan : “Para salaf
sering mentahdzir ahli bid’ah, mereka mengatakan : Sesungguhnya hati-hati ini lemah sedangkan syubhat (dari ahli bid’ah itu) cepat mencengkram”.
3. Hati-Hati Antek-Antek Yahudi !!!
Sesungguhnya para gembong-gembong kekafiran telah memproduksi antek-anteknya dalam negeri kaum muslimin dua cara.
Sesungguhnya para gembong-gembong kekafiran telah memproduksi antek-anteknya dalam negeri kaum muslimin dua cara.
• Pengiriman para pelajar ke negeri kafir
(seperti di Cihicago Univerity,-pent) yang disanalah para pelajar kaum
muslimin di cuci otak-otak mereka lalu jika mereka pulang mereka
sebarkan racun-racun itu kepada kaum muslimin.
• Dengan menyelinapnya para orientalis dibawah simbol-simbol penelitian ilmiah. Sesungguhnya para orientalis-orientalis itu merupakan antek-antek/tangan-tangan Yahudi dan Nashrani.
Di dalam hadits Hudzaifah ini Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan ciri mereka, beliau bersabda :
دُعَاةٌ
عَلَى أَبْوَابِ جَهَنَّمَ مَنْ أَجَابَهُمْ إِلَيْهَا قَذَفُوْهُ فِيْهَا
فَقُلْتُ يَا رَسُوْلُ اللهِ صِفْهُمْ لَنَا قَالَ نَعَمْ قَوْمٌ مِنْ
جِلْدَتِنَا وَيَتَكَلَمُوْنَ بِأَلْسِنَتِنَا
“Akan
muncul dai-dai yang menyeru ke neraka jahannam, barangsiapa yang
menerima seruan mereka maka mereka akan menjerumuskannya ke dalam
jahannam”. Hudzaifah bertanya : “Wahai Rasululah sebutkan ciri mereka ?” Rasulullah menjawab : “Mereka dari golongan kita dan berbicara dengan lisan-lisan kita”.
Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata dalam Fathul Baari 13/36 : “Yaitu
dari kaum kita dan yang berbicara dengan bahasa kita serta dari agama
kita. Didalamnya ada isyarat bahwa mereka itu dari Arab”.
Ad-Dawudi berkata : “Mereka itu dari keturunan Adam”.
Al-Qoobisy berkata : Maknanya, secara dhohir mereka itu dari agama kita tapi secara batin mereka menyelisihi (agama kita)”.
Mereka menampakkan kesungguhan dalam memberi solusi, dan maslahat bagi umat.
Tapi mereka menipu umat dengan gaya bahasa mereka, dan hati-hati mereka
menginginkan untuk menjalankan misi-misi tuan-tuan mereka dari kalangan
Kristen dan Yahudi. Allah berfirman.
وَلَنْ تَرْضَىٰ عَنْكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَىٰ حَتَّىٰ تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ
Tidak akan ridho orang-orang Yahudi dan Narani hingga kalian mengikuti agama mereka” [al-Baqarah/2 : 120]
Diantara mereka adalah Thoha Husein (dari
Mesir, pent) yang dijuluki oleh tuan-tuannya sebagai pujangga Arab.
Orang ini mengatakan bahwa syair orang-orang jahiliyah itu lebih baik
kesasteraannya daripada Al-Qur’an. Inilah pemikiran Marjilius
seorang orientalis Yahudi yang diadopsi oleh Thoha Husein dan
dipropagandakannya. Contoh-contoh seperti ini banyak sekali, mereka
turun temurun dari waktu ke waktu di setiap tempat.
4. Siapa Jama’ah Kaum Muslimin ?
Setelah melihat kenyataan yang pahit dan getir ini, mulailah sebagian kaum muslimin bangkit, setiap kelompok dari kaum muslimin melihat realita ini dari kaca mata tersendiri, kelompok yang lain juga demikian. Oleh karena itulah bisa dikatakan bahwa kelompok-kelompok yang ada sekarang ini yang katanya berjuang atau berdakwah, mereka itu saling berselisih dalam metode dan cara berdakwah. Dan perselisihan yang paling parah yang menghalangi persatuan mereka adalah dua hal :
Setelah melihat kenyataan yang pahit dan getir ini, mulailah sebagian kaum muslimin bangkit, setiap kelompok dari kaum muslimin melihat realita ini dari kaca mata tersendiri, kelompok yang lain juga demikian. Oleh karena itulah bisa dikatakan bahwa kelompok-kelompok yang ada sekarang ini yang katanya berjuang atau berdakwah, mereka itu saling berselisih dalam metode dan cara berdakwah. Dan perselisihan yang paling parah yang menghalangi persatuan mereka adalah dua hal :
• Perselisihan mereka dalam pengambilan sumber ilmu dan pemahaman terhadap Al-Qur’an dan Sunnah.
•
Ketidakmengertian mereka tentang diri mereka sendiri, sehingga pada
saat ini kita sering menyaksikan bahwa hizbiyyah dan fanatik golongan
ini masih menyumbat akal pikiran para dai-dai yang turun di medan
dakwah. Mereka membanggakan diri mereka sendiri dan meremehkan yang
lainnya. Sebagiannya menganggap bahwa kelompoknya itulah yang dinamakan
jama’ah kaum muslimin dan pendirinya adalah imam kaum muslimin yang
wajib di bai’at atau disumpah setia. Dan sebagiannya lagi mengkafirkan
kaum muslimin. Sebenarnya mereka hanya jama’ah atau kelompok-kleompok
kaum muslimin, karena kaum muslimin sekarang tidak memiliki jama’ah
ataupun imam/pemimpin.
Ketahuilah
wahai saudaraku, bahwa jama’ah kaum muslimin adalah (Negara Islam) yang
bersatu atau berkumpul di dalamnya seluruh kaum muslimin. Mereka hanya
punya satu imam/pemimpin yang menerapkan hukum-hukum Allah dan wajib
untuk di taati serta diba’iat.
5. Tinggalkan Kelompok-Kelompok Sempalan Itu
Hadits Hudzaifah diatas memerintahkan kepada kita untuk meninggalkan semua kelompok-kelompok sesat ketika terjadi fitnah dan kejelekan serta disaat tidak ada jama’ah kaum musilimin dan imam mereka.
Hadits Hudzaifah diatas memerintahkan kepada kita untuk meninggalkan semua kelompok-kelompok sesat ketika terjadi fitnah dan kejelekan serta disaat tidak ada jama’ah kaum musilimin dan imam mereka.
Kelompok-kelompok
sempalan ini yang menyeru manusia kepada kesesatan, bersatu diatas
kemungkaran dan diatas hawa nafsu atau berkumpul diatas
pemikiran-pemikiran kufur seperti sosialisme, komunisme, kapitalisme,
demokrasi atau bersatu berdasarkan fanatik golongan dan lain sebagainya.
Inilah
kelompok-kelompok sesat yang diperintahkan oleh Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam dalam hadits Hudziafah untuk ditinggalkan dan dijauhi
karena menjerumuskan manusia ke dalam neraka jahanam dengan sebab
ajaran mereka yang bukan dari Islam.
Adapun
kelompok yang menyeru kepada Islam (yang benar), memerintahkan kepada
yang baik dan melarang dari yang mungkar maka inilah yang diperintahkan
oleh Allah untuk diikuti dan ditolong. Allah ta’ala berfirman.
وَلْتَكُنْ
مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ
وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Hendaklah
ada diantara kalian sekelompok orang yang menyeru kepada kebaikan dan
menyeru kepada yang baik dan melarang dari yang mungkar. Dan merekalah
orang-orang yang beruntung” [Ali-Imran/3 : 104]
6. Jalan Keluar Dari Problematika Umat
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan Hudzaifah untuk meninggalkan semua kelompok sempalan yang menyeru ke neraka jahannam meskipun sampai menggigit akar pohon hingga ajal menjemput. Adapun penjelasannya, maka sebagai berikut :
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan Hudzaifah untuk meninggalkan semua kelompok sempalan yang menyeru ke neraka jahannam meskipun sampai menggigit akar pohon hingga ajal menjemput. Adapun penjelasannya, maka sebagai berikut :
• Ini adalah perintah untuk berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Sunnah serta pemahaman salafush shalih.
Sebagaimana hal ini dijelaskan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam dalam hadits Al-Irbadh bin Sariyah Radhiyallahu ‘anhu.
فَإِنَّهُ
مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ فَسَيَرَى اخْتِلاَفاً كًثِيْراً. فَعَلَيْكُمْ
بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ الْمَهْدِيِّيْنَ
عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ
“….
Dan barangsiapa yang hidup diantara kalian maka dia akan melihat
perselisihan yang banyak sekali, maka berhati-hatilah kalian dari
perkara-perkara yang baru dalam agama karena itu kesesatan. Dan
barangsiapa diantara kalian yang mendapatkan hal ini maka wajib bagi
kalian berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah para khulafa
‘ar-rasyidin, gigitlah erat-erat dengan gigi geraham kalian….”. [HR Abu Dawud (4607). Tirmidzi (2676) dan Ibnu Majah (440) dan selain mereka]
Didalam
hadits Hudzaifah, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan
untuk menggigit akar pohon ketika terjadi perpecahan sambil menjauhi
semua kelompok sesat. Dan didalam hadits Al-Irbadh beliau memerintahkan
untuk berpegang teguh dengan Sunnah sesuai dengan pemahaman salafus
shalih radhiyallahu anhum, ketika munculnya kelompok-kelompok sesat dan
ketika tidak adanya jama’ah kaum muslimin serta imam mereka.
• Sesungguhnya perintah untuk menggigit akar pohon dalam hadits Hudzaifah maknanya adalah istiqomah atau tetap dalam sabar
dalam memegang kebenaran dan dalam meninggalkan semua kelompok sesat
yang menyelisihi kebenaran. Atau maknanya bahwa pohon Islam akan
diguncang dengan angin kencang hingga merontokkan semua ranting dan
cabangnya, tidak ada yang tersisa melainkan akarnya yang masih tegar. Karena itulah wajib bagi setiap muslim untuk memegang erat akar tersebut dan mengorbankan semua yang berharga dalam dirinya karena akar tersebut akan tumbuh dan tegar kembali.
• Ketika itu juga wajib bagi setiap muslim untuk menolong dan membantu kelompok (yang berpegang teguh dengan sunnah tersebut, -pent)
dari setiap fitnah yang mengancam. Karena kelompok ini yang selalu
tampak di atas kebenaran hingga akhirnya mereka membunuh Dajjal.
(Ringkasan dari kitab Al-Qaulul Mubin Fii Jama’atil Muslimin)
[Disalin
dari majalah Adz-Dzkhiirah Al-Islamiyah Edisi 13 Th. III Shafar 1426H/
April 2005M, hal. 22-26. Penerbit Ma’had Ali Al-Irsyad. Jl. Sultan
Iskandar Muda No. 45 Surabaya]
from=https://almanhaj.or.id/2054-akan-muncul-dai-dai-yang-menyeru-ke-neraka-jahannam.html