Kaidah-kaidah memahami Al Qur’an yang diambil dari kitab Qowa’idul Hisaan yang ditulis oleh Syaikh Abdurrohman As Sa’diy.
Kaidah ke 20 :
Maksud perumpamaan dalam al Qur’an
Al Qur’an mengandung tata cara taklim yang paling baik dan lebih sampai kepada jiwa pembacanya. Diantara tata cara taklim al qur’an adalah memberikan perumpamaan agar lebih mudah difahami.
Seperti Allah mengumpamakan kalimah thoyibah dengan sebuah pohon yang tumbuh dengan baik. Ia memiliki akar, batang, cabang dan ranting yang menjulang.
Kalimah thayibah itu adalah laa ilaaha illallah yang merupakan pokok iman. Dan iman itu mempunyai 70 puluh cabang lebih. Bila hilang salah satu cabang tidak membuat hilang nama pohon itu namun ia berkurang kesempurnaannya.
Allah juga mengumpamakan ilmu bagaikan air hujan. Allah berfirman:
أو كصيب من السماء فيه ظلمات ورعد وبرق
“Atau bagaikan hujan yang terdapat padanya kegelapan, halilintar dan kilat.”
Dalam ayat ini Allah mengumpamakan ilmu dan hidayah bagaikan air hujan yang bermanfaat untuk bumi. Dan mengumpakan penyakit kemunafikan dan kekufuran dengan kegelapan. Kilat dan halilintar bagaikan perintah dan ancaman.
Sungguh perumpamaan yang amat tepat dan indah.
Sungguh perumpamaan yang amat tepat dan indah.
Maksud perumpamaan itu adalah lebih memahamkan pembacanya. Namun diantara manusia ada yang memahaminya dan diantara mereka ada juga yang tidak memahaminya.
Tentunya kewajiban kita adalah berusaha memahami perumpamaan perumpamaan tersebut dengan benar.
Badru Salam, حفظه الله