Islam Pedoman Hidup: Salah Satu Ritual Ibadah yang Dibenci Imam Syaafi’iy

Kamis, 10 Maret 2016

Salah Satu Ritual Ibadah yang Dibenci Imam Syaafi’iy


Al-Haafidh Abu Bakr Ahmad bin Muhammad bin Haaruun Al-Khallaal rahimahullah pernah berkata :
وَأَخْبَرَنِي زَكَرِيَّا بْنُ يَحْيَى النَّاقِدُ، حَدَّثَنَا الْحُسَيْنُ بْنُ الْحَرُورِيِّ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يَعْقُوبَ، قَالَ: سَمِعْتُ يُونُسَ بْنَ عَبْدِ الأَعْلَى، قَالَ: سَمِعْتُ الشَّافِعِيَّ، قَالَ: " تَرَكْتُ بِالْعِرَاقِ شَيْئًا يُسَمُّونَهُ التَّغْبِيرَ، وَضَعَتْهُ الزَّنَادِقَةُ يَشْغِلُونَ بِهِ عَنِ الْقُرْآنِ "
Dan telah mengkhabarkan kepadaku Zakariyyaa bin Yahyaa An-Naaqid : Telah menceritakan kepada kami Al-Husain bin Al-Haruuriy : Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ya’quub, ia berkata : Aku mendengar Yuunus bin ‘Abdil-A’laa, ia berkata : Aku mendengar Asy-Syaafi’iy berkata : “Aku meninggalkan ‘Iraaq karena munculnya sesuatu di sana yang mereka namakan dengan At-Taghbiir yang telah dibuat oleh kaum Zanadiqah. Mereka memalingkan manusia dengannya dari Al-Qur’an” [Al-Amru bil-Ma’ruuf wan-Nahyu ‘anil-Munkar, hal. 99, tahqiq : Masyhur Hasan Salmaan & Hisyaam bin Ismaa’iil, Al-Maktab Al-Islaamiy, Cet. 1/1410 H].
Diriwayatkan juga oleh Al-Khallaal dari jalan lain dalam Amru bil-Ma’ruuf hal. 99 dan Ibnu Abi Haatim dalam Aaadaabusy-Syaafi’iy hal. 235-236 (tahqiq : ‘Abdul-Ghaaniy bin ‘Abdil-Khaaliq, Daarul-Kutub, Cet. 1/1424 H).
Atsar ini shahih.
Para ulama telah menjelaskan makna At-Taghbiir di sini dengan : ”Bait-bait syair yang mengajak bersikap zuhud terhadap dunia, dilantunkan oleh seorang penyanyi. Sebagian yang hadir kemudian memukulkan potongan ranting di atas hamparan tikar atau bantal, disesuaikan dengan jenis lagunya”.
Ternyata kebencian Al-Imaam Asy-Syaafi’iy rahimahullah (dan juga ulama salaf yang lain) malah dilestarikan orang-orang berikut (silakan saksikan siapakah mereka):
Siapakah mereka ?. Ya, mereka adalah shuufiyyuun serta sebagian habib-habib dan simpatisannya.
وَقَالَ هِشَامُ بْنُ عَمَّارٍ، حَدَّثَنَا صَدَقَةُ بْنُ خَالِدٍ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ يَزِيدَ بْنِ جَابِرٍ، حَدَّثَنَا عَطِيَّةُ بْنُ قَيْسٍ الْكِلَابِيُّ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ غَنْمٍ الْأَشْعَرِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنِي أَبُو عَامِرٍ أَوْ أَبُو مَالِكٍ الْأَشْعَرِيُّ، وَاللَّهِ مَا كَذَبَنِي سَمِعَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: " لَيَكُونَنَّ مِنْ أُمَّتِي أَقْوَامٌ يَسْتَحِلُّونَ الْحِرَ، وَالْحَرِيرَ، وَالْخَمْرَ، وَالْمَعَازِفَ وَلَيَنْزِلَنَّ أَقْوَامٌ إِلَى جَنْبِ عَلَمٍ يَرُوحُ بِسَارِحَةٍ لَهُمْ يَأْتِيهِمْ يَعْنِي الْفَقِيرَ لِحَاجَةٍ، فَيَقُولُونَ ارْجِعْ إِلَيْنَا غَدًا، فَيُبَيِّتُهُمُ اللَّهُ وَيَضَعُ الْعَلَمَ وَيَمْسَخُ آخَرِينَ قِرَدَةً، وَخَنَازِيرَ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ "
Telah berkata Hisyam bin ‘Ammar : Telah menceritakan kepada kami Shadaqah bin Khaalid : Telah menceritakan kepada kami ‘Abdurrahman  bin Yaziid bin Jaabir : Telah menceritakan kepada kami ‘Athiyyah bin Qais Al-Kilaaby : Telah menceritakan kepada kami ‘Abdurrahman bin Ghunm Al-Asy’ary ia berkata : Telah menceritakan kepadaku Abu ‘Aamir atau Abu Malik Al-Asy’ary – demi Allah ia tidak mendustaiku – bahwa ia telah mendengar Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Akan ada di kalangan umatku suatu kaum yang menghalalkan zina, sutera, khamr, alat musik (al-ma’aazif). Dan sungguh beberapa kaum akan mendatangi tempat yang terletak di dekat gunung tinggi lalu mereka didatangi orang yang berjalan kaki untuk suatu keperluan. Lantas mereka berkata : ‘Kembalilah besok’. Pada malam harinya, Allah menimpakan gunung tersebut kepada mereka dan sebagian yang lain dikutuk menjadi monyet dan babi hingga hari kiamat” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 5268. Diriwayatkan juga oleh Ibnu Hibbaan no. 6754, Ath-Thabaraaniy dalam Al-Kabiir no. 3417 & dalam Musnad Syaamiyyin no. 588, Al-Baihaqiy 3/272, 10/221, dan yang lainnya. Al-Hafidh Ibnu Hajar membawakan hadits ini dalam Taghliiqut-Ta’liiq 5/18,19 dan yang lainnya].
Mungkinkah Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam dan para shahabatnya radliyallaahu ‘anhum menyanyi dan menari-nari seperti orang-orang di atas ?. Semoga hati kita belum mengalami malfungsi sehingga bisa menjawab dengan benar.
Salah makan obat, kemudlaratannya hanyalah menimpa dunia Anda. Namun salah dalam beragama, maka kemudlaratannya menimpa dunia dan akhirat Anda sekaligus.
Semoga ada manfaatnya.
[abul-jauzaa’ – 08062012 – ngaglik, sleman, yogyakarta].
Sumber=http://abul-jauzaa.blogspot.co.id/2012/06/salah-satu-ritual-ibadah-yang-dibenci.html