Bismillah was shalatu was salamu
‘ala rasulillah, amma ba’du,
Isra’ mi’raj, satu
peristiwa yang luar biasa. Allah abadikan dalam Al-Quran, di awal surat Al-Isra
dan surat An-Najm. Terutama pada surat An-Najm, Allah menceritakan kejadian ini
dengan lebih rinci. Kita simak firman Allah berikut,
أَفَتُمَارُونَهُ عَلَى مَا يَرَى. وَلَقَدْ رَآهُ نَزْلَةً
أُخْرَى. عِنْدَ سِدْرَةِ الْمُنْتَهَى. عِنْدَهَا جَنَّةُ الْمَأْوَى. إِذْ
يَغْشَى السِّدْرَةَ مَا يَغْشَى. مَا زَاغَ الْبَصَرُ وَمَا طَغَى. لَقَدْ رَأَى
مِنْ ءَايَاتِ رَبِّهِ الْكُبْرَى
Apakah kaum
(musyrik Mekah) hendak membantahnya tentang apa yang telah dilihatnya? (*)
Sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada
waktu yang lain, (yaitu) di Sidratil Muntaha (*) di dekatnya ada syurga tempat
tinggal, (*) (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratil Muntaha diliputi oleh
sesuatu yang meliputinya. (*) penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dari
yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya. (*) Sesungguhnya Dia telah
melihat sebahagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar.
(QS. An-Najm: 12 – 18).
Hadis
Isra’ Mir’aj
Ada sekitar 16 shahabat yang
meriwayatkan kisah isra miraj. Diantaranya: Umar bin Khattab, Anas bin Malik,
Abu Dzar, Ibnu ‘Abbas, Jabir, Abu
Hurairah, Ubay bin Ka’ab,
Hudzaifah bin Yaman, Shuhaib, Ibnu Umar, Ibnu Mas’ud, dan Ali bin Abi Thalib –radhiallahu ‘anhum. Imam
Al-Albani mengumpulkan berbagai riwayat tentang isra mi’raj dan beliau bukukan dalam karya yang berjudul: Al-Isra wal Mi’raj.
Berikut kumpulan riwayat
mengenai isra miraj yang kami simpulkan dari buku Al-Isra wal Mi’raj,
“Atap
rumahku terbelah ketika saya berada di Mekkah dalam keadaan antara tidur dan
terjaga, lalu turunlah Jibril -’alaihis
salam- dan membelah dadaku. Kemudian dia mencucinya dengan air zam-zam, lalu
dia datang dengan membawa sebuah baskom dari emas yang penuh berisi hikmah dan
iman dan menuangkannya ke dalam dadaku, kemudian dia menutupnya (dadaku).
Kemudian didatangkan kepadaku Buroq – hewan putih yang panjang, lebih besar dari keledai dan lebih kecil
dari bighol (peranakan keledai dengan kuda), dia meletakkan telapak kakinya di
ujung pandangannya -.
Sayapun menungganginya sampai
tiba di Baitul Maqdis, lalu saya mengikatnya di tempat para nabi mengikat
(tunggangan). Kemudian saya masuk ke mesjid dan sholat 2 raka’at (mengimami para nabi dan rasul) kemudian
keluar. Kemudian kami (saya dan jibril) naik ke langit (pertama) dan Jibril
minta izin untuk masuk, maka dikatakan (kepadanya), “Siapa engkau?” Dia
menjawab, “Jibril”. Penjaga itu bertanya lagi, “Siapa yang bersamamu?” Dia menjawab, “Muhammad” Dia bertanya lagi, “Apakah dia telah diutus?”
Jibril menjawab, “Dia telah diutus”. Maka dibukakan pintu langit untuk kami.
Kemudian saya bertemu dengan seseorang yang
duduk, sementara di sebelah kanan dan kirinya ada segerombolan bayang-bayang
hitam. Jika melihat ke sebelah kanan beliau tertawa dan jika melihat sebelah
kiri beliau menangis. Kemudian dia menyambutku dengan mengatakan:
“Selamat
datang nabi yang sholeh, anakku yang shaleh”.
Kata Jibril, itu adalah Adam. Gerombolan hitam
di sebelah kanannya adalah anak keturunannya ahli surga, dan sebelah kiri
adalah keturunannya ahli neraka.
Kemudian kami naik ke langit
ke-2, lalu Jibril berkata, “bukalah
pintu langit”. Penjaganya
menanyakan seperti yang ditanyakan oleh penjaga langit pertama –lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan bahwa beliau bertemu dengan Nabi ‘Isa dan Yahya di langit kedua. Mereka
menyambut dengan mengatakan:
مرحبا بالأخ الصالح والنبي الصالح
“Selamat
datang saudaraku yang shaleh, nabi yang sholeh.”
Nabi Yusuf di langit ke-3, Nabi
Idris di langit ke-4, Nabi Harun di langit ke-5, Nabi Musa di langit ke-6 dan
Nabi Ibrahim di langit ke-7. Beliau bersabda, ”Maka saya bertemu dengan Ibrahim dan dia sedang bersandar ke Baitul
Ma’mur, satu bangunan yang dimasuki oleh 70.000 malaikat setiap harinya, dan
jika mereka telah keluar, tidak akan kembali lagi.
Lalu dia (Jibril) membawaku ke
Sidratul Muntaha. Ternyata daun-daunnya seperti telinga-telinga gajah dan
buahnya seperti tempayan besar. Tatkala dia diliputi oleh perintah Allah,
diapun berubah sehingga tidak ada seorangpun dari makhluk Allah yang sanggup
mengambarkan keindahannya. Juga diperlihatkan kepadaku empat sungai, dua sungai
di dalam dan dua sungai di luar, maka saya berkata, “Apa kedua sungai ini, wahai Jibril?”. Dia menjawab, “Adapun
dua sungai yang di dalam, maka itu adalah 2 sungai dalam surga. Adapun yang di
luar maka dia adalah Nil dan Furoth”.
Kemudian Jibril – alaihis salam – datang kepadaku dengan membawa sebuah bejana yang berisi khamar dan
bejana yang berisi susu, lalu sayapun memilih susu. Maka Jibril berkata, “Engkau telah memilih fitrah”. Kemudian kami terus ke atas sampai saya tiba
pada jenjang dimana saya bisa mendengar goresan pena. Lalu Allah mewahyukan
kepadaku apa yang Dia wahyukan. Allah mewajibkan atasku 50 sholat sehari
semalam.
Kemudian saya turun kepada Musa – alaihis
salam –. Lalu dia bertanya, “Apa yang diwajibkan Tuhanmu atas umatmu?”. Saya menjawab, “50 sholat”. Dia berkata, “Kembalilah kepada Tuhanmu dan mintalah
keringanan, karena sesungguhnya umatmu tidak akan mampu mengerjakannya.
Sesungguhnya saya telah menguji Bani Isra`il”.
Sayapun kembali kepada Tuhanku
seraya berkata, “Wahai Tuhanku,
ringankanlah atas umatku”. Maka
dikurangi dariku 5 sholat. Kemudian saya kembali kepada Musa dan berkata, “Allah mengurangi untukku 5 sholat”. Dia berkata, “Sesungguhnya umatmu tidak akan mampu mengerjakannya, maka kembalilah
kepada Tuhanmu dan mintalah keringanan”. Hingga terus menerus saya bolak-balik antara Tuhanku – Tabaraka wa
Ta’ala – dan Musa. Sampai
pada akhirnya, Allah berfirman,
يا محمد هن خمس صلوات في كل يوم وليلة بكل صلاة عشر فتلك خمسون
صلاة
“Wahai Muhammad, ini adalah 5
sholat sehari semalam, setiap sholat (pahalanya) 10, maka semuanya
50 sholat.
Barangsiapa yang berniat
melakukan kebaikan, namun dia tidak melakukannya maka dicatat untuknya satu
pahala, dan jika dia kerjakan maka dicatat untuknya 10 kali kebaikan.
Barangsiapa yang berniat kejelekan lalu dia tidak mengerjakannya, maka tidak
ditulis (dosa baginya) sedikitpun. Dan jika dia mengerjakannya, maka ditulis
untuknya satu kejelekan”.
Kemudian saya turun sampai saya
bertemu dengan Musa –’alaihis salam–
seraya aku ceritakan hal ini kepadanya. Dia berkata, “Kembalilah kepada Tuhanmu dan mintalah keringanan”, maka sayapun berkata, “Sungguh saya telah kembali kepada Tuhanku
sampai sayapun malu kepada-Nya”.
Kemudian saya dimasukkan ke dalam surga, ternyata di dalamnya ada gunung-gunung
dari permata dan debunya adalah Misk.”
Allahu a’lam, Semoga bermanfaat.
Ditulis
oleh ustadz Ammi Nur Baits Dewan Pembina www.KonsultasiSyariah.com
From <https://konsultasisyariah.com/18414-kisah-isra-miraj.html>