Oleh
Syaikh DR Shalih bin Fauzan Al-Fauzan
Syaikh DR Shalih bin Fauzan Al-Fauzan
Dr Muhammad Said Ramadhan Al-Buthi dalam bukunya “As-Salafiyah Marhalatun Zamaniyyatun Mubarokah Laa Mazhabun Islaamiyun” berkata di halaman 23; “Sesungguhnya
Salafiyah tidak lain adalah bagian dari fase waktu, yang setidaknya hal
ini telah diberi sifat oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
dengan kebaikan, sebagaimana disifatinya setiap fase tertentu yang akan
datang setelahnya lebih baik dari yang datang kemudian, dan jika yang
dimaksud adalah jama’ah Islam yang memiliki manhaj tertentu dan
spesifik, maka ia tergolong bid’ah”.
Jawaban
Interpretasi
penulis, bahwasanya Salafiyah adalah bagian dari fase tertentu dan juga
bukan kelompok penafsir adalah termasuk penafsiran yang janggal dan
bathil.
Terlebih
lagi, apakah setiap fase waktu tertentu selalu dikatakan sebagai
Salafiyah? Tentunya, tidak seorangpun mengatakan demikian, karena tidak
lain Salafiyah itu digunakan sebagai istilah bagi kelompok yang
beriman, hidup pada masa periode awal dari periode-periode Islam,
komitmen dengan Kitabullah dan Sunnah RasulNya, dari kelompok Muhajirin
dan Anshar, dan orang-orang yang setia mengikuti mereka dengan baik,
sebagaimana disifati (dijelaskan) Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam dengan perkataannya.
“Artinya : Sebaik-baiknya zaman bagi kalian adalah zaman ku ini, kemudian selanjutnya zaman yang mengikuti mereka, kemudian selanjutnya lagi zaman yang mengikuti mereka….”
Hal
tersebut tidak lain adalah kriteria bagi kelompok ini, dan bukan sifat
bagi fase waktunya, dan ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
menyebutkan akan terjadi perpecahan di tubuh umat ini setelahnya, Ia
kemudian bersabda tentang semua golongan tersebut :
“Artinya : Sesungguhnya semua golongan itu ada di neraka kecuali satu saja”
Dan
menjelaskannya, bahwa yang satu ini adalah golongan yang mengikuti
manhaj Salaf dan berjalan di atasnya, sebagaimana sabdanya.
“Mereka adalah orang-orang yang berada di atas sesuatu yang aku dan para sahabatku berada diatasnya”.
Hal
ini menunjukan adanya golongan Salafiyah terdahulu, dan ada juga
golongan yang kemudian setia mengikuti manhajnya, sebagaimana ada
golongan yang menyalahinya dan diancam dengan neraka, Hal itu tidak
lain karena golongan tersebut sesat dan menyalahi golongan yang selamat.
Dan bukan seperti dinyatakan penulis (Dr Muhammad Said Ramadhan Al-Buthi) pada halaman 20 dan 21.
“Dan dari hak pemilik dua pendapat atau lebih dalam masalah-masalah ijtihad nampak lebih tenang jika apa yang dipeganginya itu adalah pada posisi benar dan bukanlah haknya untuk memastikan bahwa orang-orang yang menyalahi pendapatnya adalah sesat, telah keluar dari koridor petunjuk”.
Kita katakan kepada penulis : “Tidaklah secara mutlak demikian, karena hal ini hanya dalam masalah furu’iyah di mana ia adalah tempat untuk ijtihad, sedangkan masalah aqidah tidak ada tempat untuk ijtihad,
karena koridornya adalah taufiqi (berhenti pada nash saja). Dan siapa
saja yang menyalahinya dalam masalah tersebut ia dinyatakan sesat dan
kafir tergantung dengan tingkat penentangannya, sebagaimana golongan
Salaf telah menyatakan sesat golongan Qadariah, Khawarij dan Jahmiyah,
bahkan menghukumi sebagian dari mereka dengan kafir karena mereka
menyalahi manhaj salaf
SALAFIYAH ADALAH FASE MASA TERTENTU YANG DIBERKAHI DAN IA BUKAN MADZHAB ISLAM
Pernyataan Dr Muhammad Said Ramadhan Al-Buthi dalam judul “Salafiyah adalah fase masa tertentu yang diberkahi dan ia bukan madzhab Islam’.
Jawaban
Judul
ini menandakan, bahwa salaf tidak memiliki madzhab yang membuat mereka
dikenal dengan itu, dan dalam pandangan Dr Buthi, kaum salaf
seolah-olah orang awam yang hidup pada masa tertentu tanpa madzhab
apapun.
Pada
dasarnya upaya pemisahan para ulama antara madzhab salaf dan madzhab
khalaf adalah salah, dan jika demikian, maka tidak ada artinya
perkataan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
“Artinya : Berpeganglah kalian dengan sunnahku dan sunnah Khulafaurrasyidin yang mendapatkan petunjuk setelahku”
Sebagaimana
tidak bermaknanya perkataan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
ketika ditanya siapakah kelompok yang selamat ? Rasul menjawab.
“Artinya : Mereka adalah orang-orang yang berada di atas sesuatu (manhaj) yang aku dan para sahabatku berada diatasnya”
Semua itu jadi tidak bermakna sedikitpun, karena salaf tidak memiliki madzhab.
Dapat
dipastikan, bahwa yang dimaksud penulis adalah kritikan terhadap
orang-orang yang berpegang teguh dengan madzhab salaf yang menolak
kelompok bid’ah dan ahli khurafat.
[Disalin
dari buku Salafi Digugat Salafi Menjawab, DR Shalih bin Fauzan
Al-Fauzan dan Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani, Penerjemah M.
Tasdiq, Lc, Rudy Hartono Lc, Penerbit Pustaka As-Sunnah]
Sumber: https://almanhaj.or.id/1928-benarkah-salafiyah-adalah-fase-waktu.html