Mendengar kata Mongol atau Tatar, nalar kita dengan cepat menyasar pada
sifat-sifat anti peradaban. Trauma sejarah, kontak pertama dunia Islam dengan
mereka adalah alasannya. Saat itu, bangsa Mongol adalah orang-orang nomad yang
bengis, sadis dalam peperangan, dan penghancur peradaban. Saat Mongol
memporak-porandakan dunia Islam, orang-orang menyangka, kehancuran
umat Islam telah dimulai. Namun siapa sangka, musuh yang begitu keras
permusuhannya, amat membenci ajaran Islam, dan menindas pemeluknya,
tiba-tiba menjadi saudara.
Asal-Usul Bangsa Mongol
Orang-orang
Mongol berasal dari Gurun Gobi, di ujung utara negeri Tiongkok. Mereka
adalah kaum penggembala yang penyembah berhala, bintang, dan sujud pada
matahari kala sang surya terbit di ufuk timur. Agama mereka adalah
Samanisme. Suatu aliran kepercayaan yang mensucikan ruh-ruh nenek
moyang. Dan mempersembahkan kurban kepada hewan-hewan buas.
Kata
Tatar adalah sebutan untuk suku Mongol, Turk, Uygur, Seljuk, dan suku
lainnya yang menghuni area Gurun Gobi. Jadi, Tatar itu lebih luas
cakupanya dibanding Mongol. Namun kata Mongol juga sering digunakan
untuk menyebut suku-suku di atas. Apabila ditinjau dari wilayah
kekuasaan Jenghis Khan yang meliputi suku-suku tersebut.
Memeluk Islam
Mungkin
orang-orang bertanya, apa yang ditinggalkan bangsa Mongol selain
menghancurkan dan melakukan pembantaian? Apa yang terjadi pada mereka
setelah tragedy Baghdad dan Perang Ain Jalut?
Setelah
35 tahun masuk wilayah Islam dan berinteraksi dengan kaum muslimin,
orang-orang Mongol mulai tertarik dengan agama Islam. Bahkan, tidak
sampai 50 tahun, mayoritas dari mereka telah memeluk agama yang mulia
ini. Mongol pun terbagi menjadi Mongol muslim dan Mongol paganis
(penyembah berhala). Mereka korbankan persaudaraan sesuku demi membela
agama ini.
Meskipun
telah menjadi muslim, ada sifat-sifat asli bangsa Mongol yang tidak
hilang. Baik kepercayaan maupun karakter. Memang, Islam telah merubah
mereka, tapi perubahan itu tidak terjadi menyeluruh seperti generasi
awal Islam dulu. Di sisi lain, kita tidak boleh melupakan jasa-jasa
mereka. Orang-orang Mongol telah memberikan sumbangsih besar dalam
peradaban Islam. Bahkan apa yang mereka lakukan tidak pernah terjadi
sebelumnya dan tidak terulang lagi di masa setelahnya. Wilayah-wilayah
yang belum pernah diinjak oleh kaum muslimin menjadi negeri Islam. Dari
ujung timur hingga perbatasan propinsi-propinsi Arab, dan batas-batas
Eropa, menjadi wilayah Islam.
Pembagian Daulah Mongol
Jenghis
Khan menginvasi banyak wilayah hingga kerajaannya memiliki wilayah yang
sangat luas. Ia membagi-bagi wilayah kekuasaannya kepada anak-anaknya
dari istri pertama. Mereka adalah:
Putra tertua, Jochi, menguasai wilayah Rusia, Khawarizm, Kaukasus, dan Bulgaria.
Chagatai menguasai wilayah-wilayah Uygur, Turkmenistan barat, dan negeri-negeri seberang sungai.
Tolui menguasai wilayah Khurasan, Persia, wilayah-wlayah Asia Kecil, dan sebagian wilayah Arab.
Ogedei menguasai wilayah Mongol, Tiongkok, Turkmenistan timur, dan wilayah-wilayah kekuasaan Jenghis Khan di sebelah timur.
Tersebarnya Islam di Tengah Masyarakat Tatar
Tak
terbayangkan sebelumnya, tiba-tiba dakwah Islam menyebar begitu saja di
tengah orang-orang Mongol. Dakwah masuk ke hati mereka tanpa
tombak-tombak dan pedang-pedang. Juga tanpa perebutan kekuasaan.
Begitulah kemuliaan agama ini, pun dikenal oleh musuh-musuhnya.
Menyentuh hati-hati mereka. Menundukkan ruh raga yang telah mengalahkan
kaum muslimin.
Ketertarikan
masyarakat Mongol terhadap Islam memang terbilang unik. Karena
sebelumnya mereka menyerang dan menyebar bagaikan hama belalang di
suatu perkebunan. Merusak dan menghancurkan. Tiba-tiba mereka menjadi
saudara dan tunduk dengan petuah para ulama.
Thomas Walker Arnold, seorang sejarawan dan orientalis asal Inggris, juga merasakan keheranannya. Dalam bukunya The Preaching of Islam,
ia mengutarakan perasaan herannya pada para penakluk itu sekaligus rasa
takjub dengan kesungguhan pendakwah Islam. Mereka mengalahkan tantangan
besar dan melewati ujian yang sulit dalam berdakwah. Arnold takjub
bagaimana bisa pendakwah Islam bisa mengalahkan pendakwah Budha dan
Kristen dalam menarik hati penguasa Mongol. Padahal Islam adalah musuh
Mongol. Ditambah mereka memiliki hati yang keras, yang sebelumnya
tertutup tidak menerima keyakinan kecuali Samanisme.
Sebelumnya,
nasib para ulama Islam adalah dibunuh atau ditawan. Jenghis Khan
memerintahkan hukuman mati bagi siapa saja yang menyembelih hewan
seperti kurban yang dilakukan umat Islam. Hal ini terus berlangsung
hingga masa Kubilai Khan. Dan Kaisar Mongol dari Dinasti Ilkhan, Arghun
Khan (1284-1291), juga melakukan penyiksaan terhadap umat Islam di
negeri mereka.
Tentu,
masuknya sejumlah besar bangsa Mongol ke agama Islam adalah sebuah
peristiwa yang luar biasa. Wilayah mereka yang luas pun menjadi wilayah
Islam.
Pelajaran
Hati
manusia itu di tangan Allah ﷻ. Bisa jadi hari ini orang yang membenci,
esok hari ia sangat mencintai. Dan sebaliknya, hari ini membela esok
menjadi pencela. Kita memohon kepada Allah ﷻ agar senantiasa menetapkan
hati kita di atas agamanya.
Sumber:
– http://islamstory.com/ar/دخول-المغول-في-الإسلام
– http://islamstory.com/ar/دخول-المغول-في-الإسلام
Oleh Nurfitri Hadi (@nfhadi07)
Artikel www.KisahMuslim.com
Artikel www.KisahMuslim.com
from= https://kisahmuslim.com/5722-ketika-bangsa-mongol-memilih-islam.html