“Habis
pasang badan di kasur, niatnya sih mau tidur.. tapi dipaksain merem kok
nggak ngantuk-ngantuk yaa? Hmm…di saat-saat seperti itu, pikiran pasti
sibuk berkelana melayang kemana-mana. Uups…! Perasaan tadi mikir tugas kampus yang belum kelar, eh kok tiba-tiba jadi mikirin mantan ya?? Astaghfirullahal ‘adzhiim…”
Mungkin ukhti muslimah pernah mengalami kejadian diatas?
Nah..
Kalau memang pernah, sekarang sudah saatnya kita mulai mengendalikan
input isi kepala kita dan menjaga proses produksi otak, agar
menghasilkan output yang baik dan bernilai pahala.
Ibnul Qayyim dalam kitabnya Fawaa’idul Fawaa’id menjelaskan, “Buah
pikiran, bisikan hati, kehendak, dan cita-cita adalah hal-hal yang
harus diprioritaskan untuk anda perbaiki. Sebab semua itu adalah inti
dan hakikat diri anda. Inti ini adalah sarana untuk mendekatkan diri
kepada Allah atau justru menjauhkan anda dari-Nya.”
Pikiran
manusia layaknya mesin penggiling yang memproses segala apa yang masuk
ke dalamnya. Jika kita tak cukup jeli untuk bisa memilah-milah mana
yang boleh masuk dan mana yang harus dicekal, tentu hasil yang nampak
dari dalam diri kita bukanlah hasil baik yang kita cita-citakan.
Pikiran, terutama pikiran bawah sadar, akan membentuk diri kita dan
membentuk sikap dan perilaku kita. Maka dari itu kita perlu bisa
mengklasifikasi mana yang perlu kita cerna dan kita simpan dalam
pikiran kita dan mana yang selayaknya dibuang saja.
Untuk
bisa mengenali mana bisikan yang bersumber dari cahaya Allah dan mana
yang berasal dari godaan dan tipu daya setan, kita perlu tahu
perbedaannya. Nah.. Bagaimana kita bisa tahu mana yang dari Allah dan
mana yang dari setan? Jawabannya ada di bawah ini;
Allah berfirman dalam QS. Al-Anfaal : 29,
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَتَّقُوا اللَّهَ يَجْعَلْ لَكُمْ
فُرْقَانًا وَيُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ۗ
وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ
“Hai
orang-orang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, Kami akan
memberikan kepadamu Furqon (pengetahuan yang bisa membedakan antara
petunjuk dan kesesatan), dan kami akan menghapus kesalahan-kesalahanmu,
serta menutupi (dosa-dosa)mu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.”
Jadi
modal terbesar seorang hamba dalam memahami kebenaran dan kebathilan
adalah ketaqwaannya kepada Allah. Dimana ketika taqwa telah menjadi
jati dirinya, maka Allah akan mengaruniakan kepadanya “furqon” atau
pembeda, dimana dia akan mampu mengenali kebenaran dan para pembawanya,
dan mampu mengenali kebathilan dan para pengusungnya. Ia bisa mengenali
mana tauhid mana syirik, mana sunnah mana bid’ah, mana yang bermanfaat
mana yang membahayakan.
Ibnul Qayyim rahimahullah telah
sangat membantu kita dalam hal ini. Beliau menuliskan ada 6 hal yang
merupakan bisikan yang berasal dari setan, dimana kita harus sesegera
mungkin membuangnya jauh-jauh ketika terlintas di benak kita. Apa saja
6 hal itu?
- Setan membuat manusia sibuk memikirkan yang sudah terjadi dan membuatnya berandai-andai. Andaikan kejadiannya begini, maka pasti tidak akan terjadi begini…dan seterusnya. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam jauh-jauh hari telah mengingatkan kita, dengan sabdanya yang artinya:
وَإِنْ أَصَابَكَ شَيْءٌ فَلَا تَقُلْ: لَوْ أَنِّي فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا؛ وَلَكِنْ قُلْ: قَدَرُ اللهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ؛ فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ“…Jika sesuatu (yang tidak engkau inginkan) menimpamu, maka janganlah engkau katakan ‘andaikan aku melakukan begini dan begitu tentu akan begini dan begitu’ namun katakanlah “Qodarullah wa ma syaa’a fa’ala” karena kalimat seandainya itu akan membuka (pintu) perbuatan syaithon.” [HR. Muslim]
- Membuat manusia memikirkan kejadian yang belum terjadi, lalu dia mengandai-andai seandainya nanti terjadi lalu bagaimana, dan syaithon akan membuatnya mencemaskan berbagai hal yang terkait dengan ini.
- Membuat manusia memikirkan hal-hal keji dan haram, baik ia menginginkannya karena hawa nafsunya menyeretnya ataupun ketika ia hanya sekedar terfikir kejadian-kejadian keji yang tidak ia inginkan, yang ia merasa jijik kepadanya. Maka ini harus sesegera mungkin ia tepis.
- Menghayal dan berangan-angan yang tidak mungkin terjadi, misalnya mengangankan andaikan dirinya seorang Nabi, atau hal-hal mustahil yang akan membuatnya tersita dan hanya membuang-buang waktu. Berbeda jika yang dia angan-angankan adalah sesuatu yang bisa ia raih, misalkan ia berangan-angan menjadi seorang penerjemah lalu ia memikirkan bagaimana jalan menuju cita-citanya. Maka hal ini adalah angan-angan yang positif.
- Membuat manusia memikirkan berbagai perkara bathil. Misalnya, ia memikirkan bagaimana rasanya minum khamr, dll.
- Membuat manusia memikirkan perkara-perkara yang tidak terjangkau akal. Yaitu semisal ide-ide yang tak berguna, hal-hal yang tidak pernah selesai diperdebatkan semacam keberadaan makhluk lain di luar angkasa, atau seperti permasalahan sifat-sifat Allah dimana ia mempertanyakan kaifiyah/bentuk dan tata caranya, sehingga pikiran-pikiran itu menyibukkannya dari hal yang memang benar-benar bermanfaat bagi hatinya dan akalnya.
Ukhti
muslimah, kita telah mengetahui mana yang merupakan bisikan setan,
walau ini belum seluruhnya karena tipu daya setan -walaupun lemah-
namun amat sangat banyak dan bervariasi. Dimana kita sangat membutuhkan
ketaqwaan dan pertolongan Allah dalam mengenalinya dan memberantasnya
segera dari hati kita. Sekarang mungkin terbetik di benak kita, lalu
apa yang harus kita lakukan untuk memberantas itu semua dari hati kita?
Bagaimana jika itu telah terlanjur menjamur di hati kita dan
menampakkan hasilnya di sikap dan perilaku kita?
Insya
Allah masalah yang berkaitan dengan cara mengatasi bisikan setan akan
kami jelaskan semampu kami di pembahasan lain. Sekian semoga bermanfaat.
Wallahu ta’ala a’lam.
————-
Penulis: Intan M. Nurwidyani
Murojaah: Ustadz Sa’id Abu Ukasyah
Maroji’:
- Al Qur’an Al-Karim
- Fawa’idul Fawa’id karya Ibnu Qayyim Al Jauziyyah, terbitan Pustaka Imam Asy-
Artikel www.muslimah.or.id
Sumber: https://muslimah.or.id/9109-enam-model-bisikan-setan.html