“Kezhaliman akan terus ada, bukan karena banyaknya orang-orang jahat. Tapi karena diamnya orang baik”
Banyak
yang menyebarkan perkataan di atas dan menyandarkannya pada Ali bin Abi
Thalib. Namun setelah kami cari dan kami periksa, tidak ditemukan
sumber dan referensi sama sekali. Bahkan tidak kami temukan riwayat
dari Ali bin Abi Thalib yang bunyinya demikian.
Yang benar, perkataan tersebut adalah dari Marthin Luther King Jr., yang lengkapnya berbunyi:
“It may well be that we will have to repent in this generation. Not merely for the vitriolic words and the violent actions of the bad people, but for the appalling silence and indifference of the good people who sit around and say, “Wait on time.”
Dan
kami menyangka, orang-orang yang menyandarkan perkataan tersebut kepada
Ali bin Abi Thalib mungkin bermaksud ingin menukil perkataan lain yang
maknanya mirip:
حين سكت أهل الحق عن الباطل توهم أهل الباطل أنهم على حق
“ketika ahlul haq diam terhadap kebatilan, maka ahlul batil akan mengira mereka berada dalam kebenaran”
Yang dikalangan orang Arab, perkataan ini memang sering dinisbatkan kepada Ali bin Abi Thalib.
Namun juga sekali lagi, kami tidak bisa menemukan sumber dan referensi perkataan ini. Bahkan dewan fatwa Islamweb mengatakan:
فلم
نقف على هذا القول منسوبا إلى علي ـ رضي الله عنه ـ فيما تيسر لنا البحث
فيه مما حولنا من مراجع الأثر وغيره ومعنى هذا القول في الجملة سليم، فإذا
ترك الباطل قوي واستأسد، وإذا تصدى له أهل الحق تلاشى واضمحل
“kami tidak menemukan penisbatan perkataan tersebut kepada Ali radhiallahu’anhu,
sebatas dari penelusuran yang kami lakukan dalam kitab-kitab riwayat
atsar dan yang lainnya. Adapun makna dari perkataan ini benar. Jika
kebatilan dibiarkan ia akan menguat dan kokoh. Jika ahlul haq
melawannya, ia akan pudar dan sirna”.
Dan peneliti dari web Laa Tansyur juga menyebutkan:
وهذه المقولة كذب على علي ليس لها أصل عنه ووجدت عدد من الباحثين لم يقفوا لها على أصل ومعناها صحيح لا شيء فيه
“perkataan
ini merupakan kedustaan terhadap Ali bin Abi Thalib, tidak ada asalnya
sama sekali. Dan saya dapati bahwa beberapa peneliti menegaskan mereka
tidak menemukan sumber perkataan ini sama sekali. Adapun maknanya
benar, tidak ada masalah sama sekali”
Maka jelaslah bahwa tidak benar perkataan jika perkataan ini dinisbatkan kepada Ali bin Abi Thalib.
Adapun
mengenai maknanya, secara umum benar. Bahwa tidak boleh diam terhadap
kebatilan dan wajib mengingkarinya. Namun masalahnya, perkataan di atas
sering dijadikan oleh sebagian orang untuk melakukan aksi-aksi yang
tidak sesuai dengan tuntunan syariat, hanya bermodalkan niat dan
semangat untuk mengingkari kebatilan. Tentu mengingkari kebatilan tidak
boleh dengan cara yang batil juga.
Sebenarnya Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam sudah mengisyaratkan hal ini dalam sabdanya:
مَن رأى مِنكُم مُنكرًا فليغيِّرهُ بيدِهِ ، فإن لَم يَستَطِع فبِلسانِهِ ، فإن لم يستَطِعْ فبقَلبِهِ . وذلِكَ أضعَفُ الإيمانِ
“barangsiapa
melihat kemungkaran maka ingkarilah dengan tangannya, jika tidak
sanggup, maka dengan lisannya, jika tidak sanggup maka dengan hatinya.
Dan itu adalah selemah-lemahnya iman” (HR. Muslim).
Ternyata
tidak semua kemungkaran disikapi dengan 1 sikap, namun tergantung
keadaan dan kemampuan, terkadang dengan tangan, terkadang dengan lisan
dan terkadang hanya bisa dengan hati.
Bahkan terkadang diam itu adalah sikap yang benar. Beliau bersabda:
من كان يؤمنُ باللهِ واليومِ الآخرِ فليقُلْ خيرًا أو ليصمُتْ
“barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka berkatalah yang baik atau diam” (HR. Bukhari-Muslim).
Jika
melihat kemungkaran dan tidak mampu mengingkari dengan tangan dan tidak
mampu berkata yang baik untuk menghilangkan atau mengurangi kemungkaran
tersebut, maka diam adalah sikap yang benar. Ingkari dengan hati.
Bahkan jika nekat mengingkari dengan lisan yang tidak baik, kemungkaran
akan semakin menjadi.
Oleh karena ini beliau juga bersabda:
من صمَت نجا
“yang diam, ia selamat” (HR. Tirmidzi, dishahihkan Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi)
Maksudnya diam dari berkata tanpa ilmu, berkata yang dusta, berkata yang menimbulkan mudharat lebih besar dari maslahatnya.
Wallahu a’lam.
from=https://kangaswad.wordpress.com/2016/02/24/kezaliman-terjadi-karena-diamnya-orang-baik/