Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:
من سلك طريقا يلتمس فيه علما سهل له طريقا إلي الجنة، وإن الملا ئكة لتضع أجنتها لطالب العلم رضابما يصنع
”Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, niscaya Allah
memudahkanya meniti jalan ke surga. Sesungguhnya para malaikat
meletakkan sayap-sayap mereka untuk penuntut ilmu karena ridha dengan
perbuatannya.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi dan Ibnu Majah, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Ibnu Majah, no.183).
Banyak kita temui orang-orang yang menganggap remeh perihal menuntut
ilmu. Ibadah yang dilakukan pun sekedar mengikuti ‘kata orang-orang
dulu’, bukan didasari dengan ilmu. Padahal syarat diterimanya suatu
amalan yaitu ikhlas karena Allah dan mengikuti tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Kemalasan dalam menuntut ilmu menjadikan seseorang tetap berada dalam
kesalahan yang sama dan menjadikan bodoh dalam perkara ilmu. Padahal
Allah telah menyebutkan keutamaan orang berilmu. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ ۚ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
“…Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat…” (QS. Al-Mujadilah: 11).
Allah subhanahu wa ta’ala juga berfirman menjelaskan keutamaan ilmu,
وَعَلَّمَكَ مَا لَمْ تَكُنْ تَعْلَمُ ۚ وَكَانَ فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكَ عَظِيمًا
“…Dan telah mengajarkan kepadamu apa yang belum kamu ketahui. Dan adalah karunia Allah sangat besar atasmu.” (QS. An-Nisa : 113).
Dari Abu Umamah Al-Bahili radhiyallahu‘anhu mengatakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
فضلُ العالمِ على العابدِ كفضلي على أدناكم
ثمَّ قالَ رسولُ اللَّهِ صلَّى اللَّهُ عليْهِ وسلَّمَ إنَّ اللَّهَ
وملائِكتَهُ وأَهلَ السَّماواتِ والأرضِ حتَّى النَّملةَ في جُحرِها وحتَّى
الحوتَ ليصلُّونَ على معلِّمِ النَّاسِ الخيرَ
“Keutamaan orang yang berilmu atas ahli ibadah seperti
keutamaanku atas orang yang paling rendah di antara kalian. Sesungguhnya
Allah, para malaikat-Nya dan penghuni langit serta bumi, hingga semut
di dalam lubangnya, hingga ikan paus, bershalawat pada orang-orang yang
mengajarkan kebaikan pada manusia.” (HR. Tirmidzi no. 2685, dishahihkan Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi).
Dari beberapa ayat Al-Qur’an dan hadist yang telah disebutkan di
atas, cukuplah menjadi alasan tentang pentingnya menuntut ilmu.
Sayangnya, seringkali kita temui alasan klise di masyarakat
bahwa waktu yang mereka miliki tidak cukup untuk menuntut ilmu, dengan
alasan sibuk -kuliah-kerja-. Orang-orang terdahulu pun juga punya
kesibukan, namun mereka tetap menjadikan ilmu sebagai prioritas,
bukankah setiap amal yang kita lakukan memerlukan ilmu?
Di zaman yang modern ini, bukan alasan bagi kita untuk tidak menuntut
ilmu, duduk di majelis, atau sekedar membaca dan mendengarkan rekaman
kajian. Iya, canggih bukan? Dengan banyak fasilitas yang kita miliki,
kemudahan mengakses internet harusnya menjadi sarana kita lebih rajin
menuntut ilmu. Tapi kenyataam yang didapat, semakin banyak pula orang
yang tidak memanfaatkan kemudahan fasilitas ini untuk menuntut ilmu
dengan alasan sibuk.
Berikut tips belajar di waktu sibuk:
1. Luruskan niat
Ingat bahwa setiap amal bergantung pada niatnya.
إنما الأعمال بالنيات
“Sesungguhnya setiap amal itu (tergantung) pada niatnya” (HR. Bukhari & Muslim).
2. Harus meluangkan waktu khusus untuk menuntut Ilmu
Masalah kesibukan, setiap orang harus meyakinkan dirinya dalam hal
ini pada satu batas tertentu. Seseorang yang sudah hidup berpuluh-puluh
tahun boleh jadi hakikat usianya baru beberapa tahun, tak ada
peningkatan, perbaikan, dan tambahan kebaikan.
Sesibuk apapun seorang muslim, ia harus menyisihkan waktu untuk
menuntut ilmu, mempelajari kewajiban-kewajiban beragama, berbagai bentuk
ibadah dan mu’amalah, hingga yang berkaitan dengan profesi.
3. Tidak bisa konsentrasi menimba ilmu bukan berarti meninggalkannya
Ketidak-mampuan mencurahkan semua waktu untuk menimba ilmu tidak
berarti dibenarkan meninggalkannya secara total. Bila seseorang tidak
mampu berkonsentrasi penuh menuntut ilmu, ia harus berusaha untuk
mendapatkan apa yang bisa didapatnya.
وَإِذَا أَمَرْتُكُمْ بِأَمْرٍ فَأْتُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ
“Jika kalian diperintah suatu perkara, maka lakukanlah semampu kalian.” (HR. Bukhari no. 7288 dan Muslim no. 1337).
4. Manfaatkan teknologi modern
Akses yang mudah di zaman ini berarti menjadi salah satu kemudahan
kita dalam menuntut ilmu. Kendaraan bermesin dengan cepatnya bisa
mengantarkan kita menuju tempat tujuan, jaringan internet yang bisa
diakses dimana saja memudahkan kita mencari apa saja yang kita butuhkan,
handphone yang memudahkan kita berkomunikasi dan masih banyak lagi.
Jadikanlah teknologi, fasilitas yang kita miliki saat ini sebagai media
menuntut ilmu, menjadikannya lebih bermanfaat.
Wallahu a’lam.
Referensi :
Tips Belajar Agama di Waktu Sibuk, Syaikh Muhammad Shalih
Al-Munajjid & Dr. Ubaid bin Salim Al-Amri diterjemahkan oleh Arif
Munandar, Lc,. Kiswah Media, Solo.
Penulis: Nur Rasyidah
Artikel Muslimah.or.id
____________________________
Share Ulang
Share Ulang
- Citramas, Cinunuk.
- from= https://muslimah.or.id/10125-belajar-agama-di-waktu-sibuk.html