Syaikh
Muhammad bin Shalih Al Utsaimin ditanya: “sebagian orang mendengarkan
Qur’an sebelum tidur, atau juga ketika sedang sibuk mengerjakan yang
lain. Apakah ini adab yang baik dan bagaimana hukumnya?”
Beliau menjawab:
هذا
ليس من الآداب، ليس من الآداب أن يتلى كتاب الله ولو بواسطة الشريط وأنت
متغافل عنه، لقول الله تبارك وتعالى: { وَإِذَا قُرِئَ الْقُرْآنُ
فَاسْتَمِعُوا لَهُ وَأَنْصِتُوا }
“(mendengarkan murrattal sambil mengerjakan yang lain) ini bukan adab yang baik. Bukan adab yang baik terhadap Al Qur’an jika Al Qur’an dibacakan lalu ia sibuk mengerjakan yang lain, berdasarkan firman Allah Ta’ala (yang artinya): ‘Jika dibacakan ayat Qur’an maka dengarkanlah dan diamlah‘ (QS. Al A’raf: 204)”
Lalu beliau mengatakan:
بعض
الناس يقول لي: لا ينام إلا على سماع القرآن، إذا كان كذلك فلا بأس إذا
كان مضطجعاً ينتظر النوم ما عنده شغل، فيستمع هذا لا بأس به، ومن استعان
بسماع كلام الله، على ما يريد الإنسان من الأمور المباحة، لا بأس ليس هناك
مانع
“Sebagian
orang berkata kepadaku: saya tidak bisa tidur kecuali dengan mendengar
Al Qur’an. Jika demikian maka tidak masalah. Jika ia sudah berbaring,
menunggu tertidur dan tidak mengerjakan apa-apa lalu ia mendengarkan Al
Qur’an, maka tidak mengapa. Dan meminta pertolongan dengan kalamullah
(Al Qur’an) untuk perkara-perkara mubah yang diinginkan, hukumnya
mubah. Tidak ada masalah”.
(Liqa Baabil Maftuh, 146/9)
Share Ulang
- Citramas, Cinunuk.
- from= https://kangaswad.wordpress.com/2018/03/12/hukum-mendengar-murattal-untuk-pengantar-tidur/