Fatwa Syaikh ‘Abdurrahman bin Naashir Al-Barrak
Pertanyaan:
Apakah pernyataan (ungkapan) ini benar: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mendapatkan wahyu Al-Qur’an dari Jibril ‘alaihis salaam, dari Lauh Mahfudz, dari Rabb Yang Maha Perkasa?”
Jawaban:
Segala puji bagi Allah Ta’ala. Amma ba’du.
Madzhab (aqidah) ahlus sunnah wal jamaa’ah menetapkan bahwa Al-Qur’an
adalah kalam (firman) Allah (yang hakiki, pen.). Allah Ta’ala
berbicara, kemudian disampaikan kepada Jibril (Ruh Al-Amin), lalu diturunkan oleh Jibril ‘alaihis salaam untuk diwahyukan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, disampaikan melalui pendengaran dan hati beliau. Maka permulaan turunnya Al-Qur’an kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dari Allah Ta’ala adalah melalui perantaraan malaikat Jibril ‘alaihis salaam.
Allah Ta’ala berfirman,
وَإِنَّهُ لَتَنْزِيلُ رَبِّ
الْعَالَمِينَ ؛ نَزَلَ بِهِ الرُّوحُ الْأَمِينُ ؛ عَلَى قَلْبِكَ
لِتَكُونَ مِنَ الْمُنْذِرِينَ ؛ بِلِسَانٍ عَرَبِيٍّ مُبِينٍ
“Dan sesungguhnya Al-Qur’an ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta Alam, Dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin
(Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di
antara orang-orang yang memberi peringatan, dengan bahasa Arab yang
jelas.” (QS. Asy-Syu’ara’ [26]: 192-195)
قُلْ نَزَّلَهُ رُوحُ الْقُدُسِ مِنْ رَبِّكَ بِالْحَقِّ
“Katakanlah, “Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan Al-Qur’an itu dari Tuhanmu dengan benar.” (QS. An-Nahl [16]: 102)
إِنَّهُ لَقَوْلُ رَسُولٍ كَرِيمٍ ؛ ذِي قُوَّةٍ عِنْدَ ذِي الْعَرْشِ مَكِينٍ
“Sesungguhnya Al-Qur’an itu benar-benar firman (Allah yang dibawa
oleh) utusan yang mulia (Jibril), yang mempunyai kekuatan, yang
mempunyai kedudukan tinggi di sisi Allah yang mempunyai ‘Arsy.” (QS. At-Takwiir [66]: 19-20)
تَنْزِيلُ الْكِتَابِ مِنَ اللَّهِ الْعَزِيزِ الْحَكِيمِ
“Kitab (Al-Qur’an ini) diturunkan oleh Allah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Az-Zumar [39]: 1)
Ungkapan yang disebutkan (oleh sang penanya) pada pertanyaan di atas memiliki konsekuensi bahwa Jibril ‘alaihis salaam tidaklah mendengar Al-Qur’an dari Allah Ta’ala. Akan tetapi, Jibril ‘alaihis salaam mengambil Al-Qur’an tersebut dari Lauh Mahfudz.
Memang betul, Al-Qur’an itu tertulis di Lauh Mahfudz, yang merupakan ummul kitaab (induk kitab-kitab). Sebagaimana firman Allah Ta’ala,
إِنَّا جَعَلْنَاهُ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ ؛ وَإِنَّهُ فِي أُمِّ الْكِتَابِ لَدَيْنَا لَعَلِيٌّ حَكِيمٌ
“Sesungguhnya kami menjadikan Al-Qur’an dalam bahasa Arab supaya kamu
memahami(nya). Dan sesungguhnya Al-Qur’an itu dalam induk Al-Kitab
(Lauh Mahfuzh) di sisi kami, adalah benar-benar tinggi (nilainya) dan
amat banyak mengandung hikmah.” (QS. Az-Zukhruf [43]: 3-4)
بَلْ هُوَ قُرْآنٌ مَجِيدٌ ؛ فِي لَوْحٍ مَحْفُوظٍ
“Bahkan yang didustakan mereka itu ialah Al-Qur’an yang mulia, yang (tersimpan) dalam Lauh Mahfuzh.” (QS. Al-Buruuj [85]: 21-22)
Berdasarkan penjelasan ini, maka ungkapan tersebut tidak benar.
Karena ungkapan tersebut mengandung makna yang keliru (batil), yaitu
Jibril ‘alaihis salaam tidak mendengar Al-Qur’an dari Allah
Ta’ala. Ini adalah madzhab (aqidah) Jahmiyyah, Mu’tazilah, dan yang
mengikuti keduanya, baik kelompok Asy’ariyyah dan selain Asy’ariyyah.
Mereka (Jahmiyyah dan Mu’tazilah, pen.) mengatakan, “Sesungguhnya Allah
Ta’ala itu tidak berbicara, adapun Al-Qur’an adalah makhluk.” Bahkan
setiap ucapan (kalam) yang disandarkan kepada Allah Ta’ala adalah
makhluk.
Adapun Asy’ariyyah, mereka mengatakan, “Sesungguhnya kalam Allah adalah makna yang ada dalam jiwa (nafs) yang qadim (sejak dulu tanpa permulaan, pen.), kalam Allah tidak bisa didengar, tidak berkaitan dengan kehendak (masyi’ah) Allah. Adapun Al-Qur’an, yang tertulis di mushaf, yang diucapkan oleh lisan, yang dihapal, yang didengar, adalah ungkapan dari makna yang ada dalam jiwa (nafs) Allah.”
Hakikat dari ucapan Asy’ariyyah adalah bahwa Al-Qur’an ini adalah
makhluk. Maka ucapan Asy’ariyyah ini mirip dengan ucapan Mu’tazilah. Ini
adalah aqidah (madzhab) yang baru, (aqidah yang) dibuat-buat dan
(aqidah yang) batil, bertentangan dengan akal dan dalil syar’i, juga
bertentangan dengan madzhab ahlus sunnah wal jama’ah yang diriwayatkan
dari para salaf, yaitu dari para sahabat dan tabi’in, semoga Allah
Ta’ala meridhai mereka seluruhnya. Wallahu a’lam.
***
Selesai diterjemahkan di malam hari, Rotterdam NL, 8 Sya’ban 1439/ 25 April 2018
Penerjemah: M. Saifudin Hakim
Catatan kaki:
Diterjemahkan dari: http://www.alukah.net/sharia/0/3995/
____________________________
Share
Ulang
- Citramas, Cinunuk.
- from= https://muslim.or.id/39295-apakah-al-quran-diambil-oleh-jibril-alaihis-salaam-dari-lauh-mahfudz.html