Asy-Syaikh ‘Abdul-Malik Ar-Ramadlaaniy hafidhahullahadalah salah seorang ulama yang mendapatkan tempat di hati kaum muslimin. Beliau adalah penulis kitab yang terkenal berjudul: Madaarikun-Nadhaar fis-Siyaasah[1], salah seorang murid utama dari Asy-Syaikh ‘Abdul-Muhsin Al-‘Abbaad hafidhahumallah. Satu saat beliau pernah ditelepon seseorang. Berikut dialognya :
Penanya : “Assalaamu’alaikum”.
Asy-Syaikh : “Wa’alaikumus-salaam warahmatullaahi wa barakaatuh”.
Penanya : “(Apakah ini) Asy-Syaikh ‘Abdul-Malik Ramadlaaniy ?”.
Penanya : “Alhamdulillah, bagaimana kabarmu syaikhunaa ?”.
Asy-Syaikh : “Alhamdulillah”.
Penanya
: “Asy-Syaikh, kami menginginkan nasihat darimu.
Bagaimana cara kami berinteraksi dengan saudara-saudara kami yang masih
senantiasa terpengaruh dengan (pemikiran) ‘Aliy bin Hasan
Al-Halabiy dan Masyhuur Hasan Aalu Salmaan ?[2]”.
Asy-Syaikh : “Terpengaruh dengan siapa ?”.
Penanya : “Dengan ‘Aliy bin Hasan Al-Halabiy dan Masyhuur Hasan Aalu Salmaan”.
Asy-Syaikh : “Aku termasuk orang yang terpengaruh ‘Aliy Hasan Al-Halabiy dan Masyhuur Hasan Aalu Salmaan”.
Penanya
: “E...... Syaikh, telah sampai kepada kami perkataan
Asy-Syaikh Rabii’, Asy-Syaikh ‘Ubaid Al-Jaabiriy, dan
Asy-Syaikh Ahmad Bazmuul.....”
Asy-Syaikh : (Dengan memotong pembicaraan) Thayyib, thayyib,.... apakah mereka[3] itu para Nabi ?. (Tentu tidak), para masyayikh tersebut
– semoga Allah membalas mereka dengan kebaikan – adalah
para ulama, semoga Allah memberikan barakah kepada mereka. Akan tetapi,
kami tidak menjadikan ulama kami seperti para pendeta Yahudi dan
Nashaaraa”.
Penanya : “Ya. Ada sebuah kitab dari Ahmad Bazmuul yang berjudul : ‘Shiyaanatus-Salafy’.
Kitab ini telah dipuji oleh Asy-Syaikh Rabii’. Beliau mengatakan
bahwa penulis (Ahmad Bazmuul) membantah dengan hujjah-hujjah dan
bukti-bukti ya Syaikh. (Bagaimana pendapatmu) ?”.
Asy-Syaikh
: “Baik. Apakah jika kitab tersebut dipuji oleh
Asy-Syaikh Rabii’ artinya juga dipuji oleh Rasul ‘alaihish-shalaatu was-salaam ?”.
Penanya : “Tidak syaikh. Namun, Asy-Syaikh Rabii’ adalah imam al-jarh wat-ta’diildi masa sekarang. Seorang yang berilmu”.
Asy-Syaikh : “Baik. Engkau (mesti) mengikuti dalil”.
Penanya : “Bagaimana ?”.
Asy-Syaikh : “Ikutilah dalil !”.
Penanya : “Benar ya syaikh. Kami berada di belakangnya”.
Asy-Syaikh : “Kitab itu telah dicela oleh Asy-Syaikh Al-‘Abbaad”.
Penanya : “Mencela kitab Shiyaanatus-Salafiy ?”.
- sambungan telepon terputus - [selesai].
Rekaman percakapan tersebut dapat didengarkan di sini.
Adapun transkripnya dapat dibaca di sini.
[abul-jauzaa’
– perumahan ciomas permai, ciapus, ciomas, bogor –
10011435/14112013 – 00:20 - direvisi 07:37 setelah membandingkan
transkrip yang dimuat di situs albaidha dan kulalsalafiyeen plus
mendengarkan kembali rekaman audionya].
[1] Telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh Pustaka Imam Bukhari dengan judul :‘Pandangan Tajam terhadap Politik’.
Buku Madaarikun-Nadhaar ini menjadi salah satu referensi utama Al-Ustaadz Luqmaan Ba’abduh dalam bukunya ‘Mereka adalah Teroris’ – yang isinya membantah pemikiran dan ideologi Imam Samudera rahimahullah.
[2]
Pembaca dapat lihat tipe pertanyaan yang diajukan. Penanya mengarahkan
pertanyaan ke arah negatif tentang diri Asy-Syaikh ‘Aliy
Al-Halabiy dan Asy-Syaikh Masyhuur bin Hasan dengan harapan Asy-Syaikh
‘Abdul-Malik akan mejawab sesuai dengan harapan mereka. Namun
betapa terkejutnya mereka setelah itu ketika mendapatkan jawaban beliau
yang di luar dugaannya.
[3] Yaitu tiga masyaikh yang membicarakan (baca : mengkritik) Asy-Syaikh ‘Aliy Al-Halabiyhafidhahumullah.