
Perhatikanlah ucapan para salaf yang di-“tweet” dengan tweetnya pada kholaf di zaman ini… (termasuk pula status di FB dan media sosial lainnya, pent.)
Diantara perkataan para salaf :

أدركْنَا أُناساً يُراءُونَ بما يعملونَ، فصَاروا الآنَ يُراءون بما لا يعملون
“Saya bertemu dengan orang² yang gemar memamerkan (riya’) perbuatan mereka, namun sekarang ini mereka gemar memamerkan sesuatu yang tidak mereka lakukan.”

الإخلاصُ.. نسيانُ رؤيةِ الخلقِ بدوامِ النظرِ إلى الخالقِ
“Ikhlas itu adalah melupakan pandangan makhluk sembari senantiasa memandang kepada sang khaliq.”

البكاءُ عشرةُ أجزاءٍ، تسعة لغيرِ اللهِ وواحدٌ للهِ، فإذا جاءَ الذي للهِ في السنةِ مرةً فهو كثير
“Tangisan itu ada sepuluh bagian. Yang sembilan bagian adalah tangisan karena selain Allah, dan yang satu adalah karena Allah. Apabila tangisan karena Allah itu terjadi hanya sekali dalam setahun, maka ini tangisan yang banyak.”

إن كانَ الرجلُ ليبكي عشرينَ سنةً وامرأتُهُ لا تَعلم
“Ada seorang pria yang dirinya menangis selama 20 tahun sedangkan isterinya tidak mengetahuinya.”

ما صَدَقَ اللهَ أحدٌ أحبَّ الشهرةَ
“Seorang yang lebih mencintai popularitas tidak akan berlaku jujur kepada Allah.”

اللهم إنِّي أسألكَ ذكراً خَاملاً
“Ya Allâh, saya meminta kepada-Mu reputasi yang tak bernilai.”
Ibnu Muhairiz ini memiliki kisah yang layak utk diceritakan di sini, karena sangat berkorelasi dengan apa yang dituliskan di atas. Suatu ketika Ibnu Muhairiz masuk ke sebuah toko garmen untuk membeli pakaian.
Penjualnya menaikkan harga baju tersebut, lalu tetangga toko tersebut berkata :
ويحكَ هذا ابنُ محيريزٍ.. ضَع له..
“Celaka kamu, beliau ini adalah Ibnu Muhairiz… Berikan padanya…”
ويحكَ هذا ابنُ محيريزٍ.. ضَع له..
“Celaka kamu, beliau ini adalah Ibnu Muhairiz… Berikan padanya…”
Ibnu Muhairiz pun segera menarik tangan anaknya, lalu berkata :
اذهبْ بِنا، إنما جئتُ لأشتَريَ بمالِي لا بديِني
“Mari kita pergi. Sesungguhnya saya ke sini hanya untuk belanja dengan hartaku, bukan dengan agamaku.”
Lalu beliaupun pergi dan meninggalkannya.
اذهبْ بِنا، إنما جئتُ لأشتَريَ بمالِي لا بديِني
“Mari kita pergi. Sesungguhnya saya ke sini hanya untuk belanja dengan hartaku, bukan dengan agamaku.”
Lalu beliaupun pergi dan meninggalkannya.

ما أعرفُ رجلاً أحبَّ أن يُعرَفَ إلا ذهبَ دينُه وافتُضَحَ أمرُه
“Tidaklah kuketahui seseorang yang lebih senang agar dirinya dikenal, melainkan akan sirna agamanya dan terkuak keadaannya.”
Beliau juga berkata :
لا يجدُ حلاوةَ الآخرةِ رجلٌ يحبُّ أن يعرفَه الناسُ
“Seorang yang senang agar dirinya dikenal manusia tidak akan mendapati manisnya akhirat.”
لا يجدُ حلاوةَ الآخرةِ رجلٌ يحبُّ أن يعرفَه الناسُ
“Seorang yang senang agar dirinya dikenal manusia tidak akan mendapati manisnya akhirat.”

ما صدَقَ اللهَ عبدٌ، إلا سرَّهُ ألاّ يَشْعُرَ أحدٌ بمكانِه
“Tidaklah seorang hamba dikatakan berbuat jujur kepada Allah, sampai kebahagiannya adalah apabila tidak ada seorang pun yang dapat merasakan kedudukannya.”
!!!
Beginilah perkataan para salaf yang sering di”tweet”…
Beginilah perkataan para salaf yang sering di”tweet”…
Adapun ”tweet” para kholaf di zaman kita ini, seperti ini :










!!!
Tahukah Anda perbedaan dua hal di atas??
Selebihnya kami serahkan kepada Allah Azza wa Jalla…
Tahukah Anda perbedaan dua hal di atas??
Selebihnya kami serahkan kepada Allah Azza wa Jalla…



Posted from WordPress for Android
from=https://rachdie.wordpress.com/2015/12/30/renungan-inilah-bedanya-tweet-para-salaf-dengan-kholaf/