Islam Pedoman Hidup: Hadits Palsu Tentang Keutamaan Membaca Surat Al-Ikhlas Ketika Sakit Dapat Menyelamatkan Dari Siksa Kubur Dan Api Neraka

Rabu, 16 Maret 2016

Hadits Palsu Tentang Keutamaan Membaca Surat Al-Ikhlas Ketika Sakit Dapat Menyelamatkan Dari Siksa Kubur Dan Api Neraka

image
Oleh: Muhammad Wasitho Abu Fawaz
Bismillah. Berikut ini kami akan sebutkan sebuah hadits palsu yang didustakan atas nama Rasulullah shallallahu alaihi wassalam dan banyak beredar di internet, bbm, wa, maupun melalui ceramah-ceramah. Yaitu hadits palsu yang menerangkan keutamaan membaca Qul Huwallahu Ahad atau surat Al-Ikhlas ketika sakit sampai mati.
» Abu Nu’aim meriwayatkan dari Hadits Abul ‘Alaa Yazid bin Abdullah Asy-Syikhkhir, dari ayahnya, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
من قرأ قل هو الله أحد في مرضه الذي يموت فيه لم يفتن في قبره، وأمن من ضغطة القبر ، وحملته الملائكة يوم القيامة بأكفها حتى تجيزه من الصراط إلى الجنة.
(*) TERJEMAH HADITS:
“Barangsiapa membaca Wil Huwallahu Ahad (surat Al-Ikhlas) sewaktu sakit sehingga dia meninggal dunia, maka ia akan bebas dari fitnah (ujian dan pertanyaan) di dalam kuburnya, akan selamat dari kesempitan kuburnya, dan para malaikat akan membawanya dengan sayap mereka melintasi titian sirothol mustaqim lalu menuju ke dalam Surga.”
(*) TAKHRIJ HADITS:
Hadits ini diriwayatkan oleh Ath-Thobroni di dalam Al-Mu’jam Al-Ausath II/54, dan Abu Nu’aim II/213.
(*) DERAJAT HADITS:
Hadits ini derajatnya Maudhu’ (PALSU) sebagaimana dinyatakan oleh syaikh Al-Albani rahimahullah di dalam kitab Silsilah Al-Ahaadiits Adh-Dho’iifah Wa Al-Maudhuu’ah (I/473).
Hal ini karena di dalam sanadnya ada seorang periwayat yang bernama Nashr bin Hammad Al-Balkhy. Ia telah bersendirian dlm meriwayatkan hadits ini sbgmn dikatakan oleh Ath-Thobroni.
» Syaikh Al-Albani rahimahullah berkata: “Isnad hadits ini Maudhu’ (PALSU), dan periwayat yg tertuduh memalsukan hadits adalah Nashr bin Hammad Al-Balkhi.” (Lihat Silsilah Al-Ahaadiits Adh-Dho’iifah Wa Al-Maudhuu’ah (I/473)).
» Yahya bin Ma’in rahimahullah berkata tentangnya: “Dia seorang Pendusta. Dan gurunya yg bernama Malik bin Abdullah Al-Azdi, aku tidak mengenalnya.”
Dengan demikian, tidak boleh bagi kita mempercayai hadits ini, menjadikannya sebagai landasan hukum dalam beribadah kepada Allah. Dan kita juga dilarang keras menyebarluaskannya kepada orang lain kecuali dengan niat dan tujuan untuk menjelaskan akan kepalsuannya. Semoga bermanfaat. Wallahu a’lam bish-showab, Wabillahi at-Taufiq. (Klaten, 28 Februari 2015).
# Grup Majlis Hadits, chat room Hadits Dho’if dan Palsu.
BB: 538AF185 WA: 082225243444
(*) Blog Dakwah Sunnah, KLIK:
Http://abufawaz.wordpress.com