Dinosaurus Binatang Purbakala
Assalamu’alaikum,
Gimana Khabarnya ustadz? Afwan ana mau tanya malasah hewan purbakala salah satunya dinosaurus. Ini pertanyaan yang sering dipertanyakan oleh salah satu anaknya temen saya…
1. Apakah benar hewan purbakala bernama donosaurus itu ada? Dan dahulu mana antara Nabi Adam Alaihi Salam dengan Dinosaurus?
2. Apakah benar bahwa Allah Subhanahu Wata’ala pernah menciptakan mahluq sejenis manusia sebelum nabi Adam Alaihi Salam?
Itu saja, Jazakallah Khair atas jawabanya..
Wassalamu’alaikum
Dari: Sigit Hadi Purnomo
Gimana Khabarnya ustadz? Afwan ana mau tanya malasah hewan purbakala salah satunya dinosaurus. Ini pertanyaan yang sering dipertanyakan oleh salah satu anaknya temen saya…
1. Apakah benar hewan purbakala bernama donosaurus itu ada? Dan dahulu mana antara Nabi Adam Alaihi Salam dengan Dinosaurus?
2. Apakah benar bahwa Allah Subhanahu Wata’ala pernah menciptakan mahluq sejenis manusia sebelum nabi Adam Alaihi Salam?
Itu saja, Jazakallah Khair atas jawabanya..
Wassalamu’alaikum
Dari: Sigit Hadi Purnomo
Jawaban:
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,
Pertama, Realita Ada dua
Diantara prinsip yang perlu kita pahami, bahwa realita di alam ini ada dua:
- Realita Syar’i
Itulah semua realita yang Allah sebutkan dalam al-Quran dan sunah nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam. Meskipun realita itu tidak bisa dibuktikan dengan indera atau logika manusia.
Kita meyakini adanya surga, neraka, malaikat, terompet sangkakala, nikmat kubur, adzab kubur, dan perkara ghaib lainnya. Kita mengakui itu ada dan itu realita.
Sekalipun indera kita tidak pernah menangkapnya, dan logika kita tidak
manjangkaunya. Tapi kita yakin itu semua ada dan bukan khayalan.
Mengapa kita mengakui itu sebagai realita, padahal kita tidak pernah menginderanya? Karena kita percaya dan mengimani sumber berita yang menceritakan semua hal ghaib tersebut.
- Realita Kauni
Itulah semua realita dan kejadian yang ada di alam dunia ini. Baik telah kita ketahui, maupun yang belum kita ketahui.
Kita
meyakini adanya listrik sekalipun kita tidak pernah melihatnya. Tapi
kita percaya itu realita karena kita bisa merasakan pengaruhnya.
Kita
meyakini ada gelombang radio, sehingga radio kita bisa berfungsi atau
hp kita bisa menangkap sinyalnya. Kita percaya itu realita karena kita
bisa merasakan pengaruhnya, sekalipun kita tidak pernah melihatnya.
Kedua, Antara Klaim & Realita
Bagian ini penting untuk anda bedakan. Tidak semua klaim, berarti itu realita.
Beberapa negara kafir membuat berbagai klaim, untuk menunjukkan kepada
dunia akan kehebatan teknologinya. Terlebih ketika terjadi perang
dingin antara blok timur dan barat.
Telah
menjadi rahasia bersama, sekitar tahun 1969 Amerika dengan sangat
bangganya memproklamirkan bahwa Neil Amstrong orang pertama yang
berhasil mendarat di bulan. Namun ternyata semua bukti klaim itu hanya dusta dan kebohongan. Artinya itu bukan realita, sehingga tidak selayaknya diyakini.
Orang syiah mengklaim, mereka memiliki mushaf Fatimah. Namun hingga saat ini, mereka sendiri tidak bisa menunjukkan wujud mushaf Fatimah itu. Tidak berbeda dengan yang pertama, hanya kedustaan.
Orang
nasrani mengklaim, yesus mengajarkan ajaran trinitas. Namun sungguh
aneh, hingga sekarang mereka tidak bisa menunjukkan bukti adanya ajaran
itu. Tidak berbeda dengan yang pertama dan kedua, hanya kedustaan.
Ketiga, Antara Teori & Realita
Beberapa orang kesulitan membedakan antara teori dan realita. Sehingga tidak jarang teori diyakini sebagai realita.
Padahal tidak semua teori sesuai realita. Teori bisa bertahan dan bisa
diruntuhkan. Dulu masyarakat meyakini kebenaran teori atom Dalton,
namun ketika Thomson datang, teori Dalton mulai ditinggalkan. Ketika
datang teori atom Rutherford, punya Thomson mulai ditinggalkan. Hingga
ketika postulat Neils Bohr datang, punya Rutherford ditinggalkan.
Bertahun-tahun
kita dikibuli dengan teori evolusi Darwin. Bahwa makhluk di alam
semesta ini mengalami evolusi, menjalani hidup secara bertahap hingga
menuju titik sempurna. Hingga beberapa orang meragukan, sejatinya
manusia itu keturunan Adam ataukah si kera Pithecanthropus?
Orang tidak sadar bahwa itu hanya teori. Dan teori bukan realita. Sayangnya,
teori picisan semacam ini dijadikan doktrin untuk anak sekolah,
dimasukkan di kurikulum sekolah menengah. Meskipun jelas-jelas ini
sangat bertentangan dengan akal sehat.
Termasuk
dalam kasus ini adalah perdebatan antara madzhab heliosentris dan
geosentris. Keduanya hanyalah teori. Dan sekali lagi, teori bukan
realita.
Selama tidak ada bukti empiris, posisikan teori sebagai teori, dan jangan diyakini hingga pada dataran realita.
Keempat, Beberapa Kaidah Penting Dalam Islam
Sebelum
menginjak kajian tentang dinosaurus, kami berharap agar anda memahami 3
pengantar di atas, dan beberapa kaidah dalam islam yang bisa kami
simpulkan berikut,
1. Islam tidak menolak realita
Satu
prinsip yang perlu kita tanamkan di benak kita baik-baik, islam tidak
menolak realita. Bagaimana mungkin islam menolak realita, sementara
islam datang menjelaskan realita. Terutama realita syar’i. Dulu orang
musyrikin jahiliyah pernah meyakini 3 hal, yang semua bertentangan
dengan realita. Allah bantah keyakinan ini dalam firman-Nya,
مَا
جَعَلَ اللَّهُ لِرَجُلٍ مِنْ قَلْبَيْنِ فِي جَوْفِهِ وَمَا جَعَلَ
أَزْوَاجَكُمُ اللَّائِي تُظَاهِرُونَ مِنْهُنَّ أُمَّهَاتِكُمْ وَمَا
جَعَلَ أَدْعِيَاءَكُمْ أَبْنَاءَكُمْ ذَلِكُمْ قَوْلُكُمْ
بِأَفْوَاهِكُمْ وَاللَّهُ يَقُولُ الْحَقَّ وَهُوَ يَهْدِي السَّبِيلَ
Allah
sekali-kali tidak menjadikan bagi seseorang dua buah hati dalam
rongganya; dan Dia tidak menjadikan istri-istrimu yang kamu zhihar itu
sebagai ibumu, dan Dia tidak menjadikan anak-anak angkatmu sebagai anak
kandungmu (sendiri). yang demikian itu hanyalah perkataanmu dimulutmu
saja. dan Allah mengatakan yang sebenarnya dan Dia menunjukkan jalan
(yang benar). (QS. Al-Ahzab: 4)
Anda bisa cari, tidak akan ada dalil dalam al-Quran maupun hadis Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang bertentangan dengan realita. Ketika ada klaim bahwa al-Quran bertentangan dengan ‘satu realita’, maka di sana ada 2 kemungkinan,
- Realita itu hanyalah klaim dusta yang tidak pernah ada.
- Realita itu hanyalah sebuah teori, namun masyarakat mengganggapnya realita.
2. Islam melarang kita untuk menebak hal yang ghaib tanpa bukti
Islam
tidak membebani manusia untuk menggali hal yang ghaib. Bahkan islam
melarang keras, manusia menebak-nebak hal yang ghaib. Dan ini termasuk
berbicara tanpa dasar ilmu. Karena semua indera kita akan dipertanggung
jawabkan di hadapan Allah.
وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا
Janganlah
kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya.
Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan
diminta pertanggungan jawabnya. (QS. Al-Isra: 36)
Dan ini menjadi prinsip penting dalam menyampaikan berita, bicara dengan bukti, atau diam.
3. Islam menjelaskan segala hal yang dibutuhkan manusia untuk menggapai kebahagiaan dalam hidupnya
Kita
mengakui Allah Maha Kasih Sayang terhadap hamba-Nya. Salah satu wujud
kasih sayangnya, Allah turunkan wahyu kepada mereka untuk membimbing
mereka menuju kebahagiaan hidup yang sejatinya. Karena itu, segala
informasi yang ada dalam al-Quran dan sunah, sudah cukup untuk
mengantarkan manusia menuju kebahagiaan itu, tanpa ada yang kurang.
Tentu saja, ini jika mereka memahaminya dan mengamalkannya dengan baik
dan benar.
وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ تِبْيَانًا لِكُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً وَبُشْرَى لِلْمُسْلِمِينَ
Kami
turunkan kepadamu Al kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala
sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang
yang berserah diri. (QS. an-Nahl: 89).
Makna: ’menjelaskan segala sesuatu’
Dalam Tafsir Jalalin dinyatakan,
بيانا لّكُلّ شَىْء يحتاج إليه الناس من أمر الشريعة
“Maknanya, menjelaskan segala sesuatu tentang masalah syariah yang dibutuhkan manusia.” (Tafsir Jalalin, 4/489).
4. Keyakinan yang bertentangan dengan islam adalah dusta
Semua keyakinan dan pernyataan yang bertentangan dengan informasi syariat, bisa kita pastikan itu adalah dusta dan kebohongan.
Dulu
orang musyrik meyakini ada beberapa kriteria onta yang tidak boleh
disembelih. Padahal Allah tidak pernah menetapkan hal itu. Allah sebut
itu dusta mereka atas nama Allah,
مَا
جَعَلَ اللَّهُ مِنْ بَحِيرَةٍ وَلَا سَائِبَةٍ وَلَا وَصِيلَةٍ وَلَا
حَامٍ وَلَكِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا يَفْتَرُونَ عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ
وَأَكْثَرُهُمْ لَا يَعْقِلُونَ
Allah
sekali-kali tidak pernah mensyari’atkan adanya bahiirah, saaibah,
washiilah dan haam. akan tetapi orang-orang kafir membuat-buat
kedustaan terhadap Allah, dan kebanyakan mereka tidak mengerti. (QS. Al-Maidah: 103)
Keterangan:
“bahiirah, saaibah, washiilah dan haam” adalah kriteria-kriteria onta yang tidak boleh disembelih.
5. Sebatas teori, belum tentu sejalan dengan islam.
Karena
itu, dalil al-Quran dan sunah, selayaknya tidak dipaksakan untuk
memihak satu teori tertentu yang belum jelas kebenarannya. Karena
sekali lagi, teori hanya teori, yang itu bisa jadi benar dan bisa jadi
salah. Bisa jadi sekarang dianggap benar, besok dianggap salah. Atau
sekarang disalahkan, besok dibenarkan.
Padahal dalil al-Quran dan sunah tidak pernah salah dan tidak akan salah selamanya.
وَإِنَّهُ لَكِتَابٌ عَزِيزٌ ( ) لَا يَأْتِيهِ الْبَاطِلُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَلَا مِنْ خَلْفِهِ تَنْزِيلٌ مِنْ حَكِيمٍ حَمِيدٍ
Sesungguhnya
Al Quran itu adalah kitab yang mulia. Yang tidak datang kepadanya (Al
Quran) kebatilan baik dari depan maupun dari belakangnya, yang
diturunkan dari Rabb yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji. (QS. Fushilat: 41 – 42).
Dinosaurus Dalam Islam?
Selanjutnya, kita beralih ke pembahasan masalah Dinosaurus. Benarkah binatang ini pernah tinggal di bumi ini?
Pertama, yang perlu kita tegaskan, mengenai keberadaan makhluk ini hanyalah sebuah teori.
Mereka diprediksi hidup pada masa ratusan juta tahun yang lalu. Para
ahli paleontologi menemukan berbagai fosil yang kemudian dirangkai
seperti sedemikian rupa. Kemudian dipostulatkan layaknya binatang. Dan
tentu saja, ada banyak tambahan baik dari sisi anatomi, morfologi
maupun fisiologi. Terutama yang telah difilmkan.
Kita tidak tahu sampai kapan teori ini bertahan dan dihargai masyarakat. Yang jelas, sikapi teori ini sebagai teori, yang bisa jadi benar dan bisa jadi salah.
Kedua, Tidak
dijumpai adanya satu dalil, baik dalam al-Quran maupun sunah yang
menyebutkan jenis binatang ini. Karena itu, selayaknya kita tidak
memaksakan dalil al-Quran dan sunah untuk memihak teori tersebut.
Dalam Fatwa Islam pernah disinggung tentang Dinosaurus. Jawaban pertama yang disampaikan,
وليس
في نصوص الكتاب والسنة ما يثبت أو ينفي وجود هذه المخلوقات، وفي القرآن
الكريم ما فهم منه بعض العلماء : وجود مخلوقات على الأرض قبل آدم عليه
السلام
Tidak
ada dalil tegas dari al-Quran maupun sunah yang menetapkan adanya
makhluk tersebut maupun yang meniadakan keberadaan makhluk tersebut.
Dalam al-Quran, terdapat ayat yang dipahami sebagian ulama bahwa ada
makhluk yang tinggal di bumi ini sebelum kehadiran Nabi Adam ‘alaihis
salam. (Fatwa Islam, no. 166097).
Ketiga, ayat yang mengisyaratkan adanya kehidupan sebelum Adam
وَإِذْ
قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً
قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ
وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ
مَا لَا تَعْلَمُونَ
Ingatlah
ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: “Sesungguhnya aku hendak
menjadikan seorang khalifah (pengganti) di muka bumi.” mereka berkata:
“Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang
akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal Kami
Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan
berfirman: “Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS. Al-Baqarah: 30)
Sisi pendalilan ayat:
Allah menyebut makhluk yang akan tinggal di bumi itu sebagai ‘khalifah’. Khalifah artinya pengganti. Karena makhluk yang akan tinggal di bumi ini adalah pengganti bagi makhluk sebelumnya.
Para Malaikat bertanya tentang hikmah diciptakannya manusia di bumi, “Apakah Engkau akan menjadikan makhluk yang membuat kerusakan di dalamnya dan saling menumpahkan darah? Mereka bertanya demikian, karena mereka telah mengetahui sebelumnya ada makhluk yang karakternya seperti itu.
Para Malaikat bertanya tentang hikmah diciptakannya manusia di bumi, “Apakah Engkau akan menjadikan makhluk yang membuat kerusakan di dalamnya dan saling menumpahkan darah? Mereka bertanya demikian, karena mereka telah mengetahui sebelumnya ada makhluk yang karakternya seperti itu.
Imam Ibnu Utsaimin menafsirkan ayat di atas,
قول
الملائكة : ( أتجعل فيها من يفسد فيها ويسفك الدماء ) يرجِّحُ أنهم خليفة
لمن سبقهم ، وأنه كان على الأرض مخلوقات قبل ذلك تسفك الدماء وتفسد فيها ،
فسألت الملائكة ربها عزّ وجلّ : ( أتجعل فيها من يفسد فيها ويسفك الدماء )
كما فعل من قبلهم
Pertanyaan para malaikat, ”Apakah Engkau hendak menjadikan di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya..?” memberikan
kesimpulan lebih kuat bahwa manusia adalah pengganti bagi makhluk
sebelumnya di bumi. Dan sebelumnya ada makhluk di muka bumi ini, yang
mereka menumpahkan darah dan berbuat kerusakan. Sehingga malaikat
bertanya, Apakah Engkau hendak menjadikan di bumi itu orang yang akan
membuat kerusakan padanya, sebagaimana yang dilakukan makhluk
sebelumnya. (Tafsir al-Quran al-Karim, Ibnu Utsaimin, ayat: 30).
Satu pertanyaan, siapa yang tinggal di bumi sebelum Adam?
Tentu
jawabannya makhluk yang berakal, sebagaimana manusia. Karena mereka
mendapat beban untuk beribadah kepada Allah, sehingga terwujudlah
kemakmuran di bumi. Ibnu Katsir membawakan keterangan Ibnu Abbas dalam
tafsir itu,
أول
من سكن الأرض الجنُّ، فأفسدوا فيها وسفكوا فيها الدماء، وقتل بعضهم بعضا.
قال: فبعث الله إليهم إبليس، فقتلهم إبليس ومن معه حتى ألحقهم بجزائر
البحور وأطراف الجبال. ثم خلق آدم وأسكنه إياها
Makhluk
yang pertama tinggal di muka bumi adalah golongan jin. Lalu mereka
berbuat kerusakan (maksiat) dan saling menumpahkan darah, satu sama
lain saling membunuh. Kemudian Allah mengutus Iblis, lalu Iblis dan
tentaranya berhasil memerangi mereka, hingga mengejar mereka ke ujung
lautan dan puncak gunung. Kemudian Allah menciptakan Adam dan
menempatkannya di bumi. (Tafsir Ibnu Katsir, 1/218).
Sebagai catatan, Iblis kala itu adalah hamba yang baik, yang rajin beribadah kepada Allah, tidak sebagaimana jin lainnya.
Jika kita memastikan ada makhluk sebelum Adam, bukan berarti kita memastikan ada Dinosaurus ketika itu.
Karena kita tidak memiliki data jelas, apakah binatang yang hidup di
zaman sebelum Adam itu, apakah seperti dinosaurus yang dibayangkan
orang sekarang, ataukah bentuknya lain?. Kita tidak punya data tentang
itu.
Keempat, andai dinosaurus itu benar-benar ada di masa silam, kita meyakini bahwa al-Quran maupun sunah tidak menolaknya. Karena al-Quran dan sunah tidak menolak kebenaran. Ini jika benar-benar ada yang namanya makhluk dinosaurus itu.
Kelima, jika kita renungkan, tahu dan tidak tahu dinosaurus, tidaklah menambah iman maupun mengurangi iman. Karena al-Quran dan hadis tidak menyinggung hal ini. Andai kita meyakini dinosaurus itu ada, tidaklah keyakinan ini akan mengantarkkan kita ke surga atau membawa kita pada kebahagiaan, demikian pula sebaliknya.
Karena itulah, seperti yang telah dipaparkan dalam pengantar, bahwa al-Quran dan sunah telah menjelaskan segala sesuatu yang dibutuhkan manusia untuk bisa hidup bahagia. Akan lebih berharga jika kita gunakan waktu ini untuk mengkaji hal yang manfaat, yang kita butuhkan dalam keseharian kita.
Demikian,
Allahu a’lam.
Dijawab oleh: Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)
Sumber: https://konsultasisyariah.com/22617-adakah-dinosaurus-dalam-islam.html