Islam Pedoman Hidup: Menghadiri Acara Yang Mengandung Kemunkaran

Rabu, 11 Mei 2016

Menghadiri Acara Yang Mengandung Kemunkaran


Menghadiri Walimah Yang Mengandung Musik Dan Ikhtilath

Pertanyaan:
Ustad, afwan, ana mau tanya. Jika kita diundang dalam sebuah walimah, yang di dalamnya terdapat musik serta ikhtilath, sedangkan orang tua selalu menasihati agar kita datang karena orang yang diundang itu wajib datang, bagaimana yang seharusnya kita lakukan?

Jawaban:

Allah menyebutkan sifat hamba-hamba yang beriman dalam firman-Nya,

وَالَّذِينَ لَا يَشْهَدُونَ الزُّورَ وَإِذَا مَرُّوا بِاللَّغْوِ مَرُّوا كِرَامًا

Dan orang-orang yang tidak memberi persaksian palsu. Dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka melintas (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya. [Al-Furqân: 72]

Dalam menafsirkan ayat di atas, Syaikh Abdurrahman As-Si’dy berkata, “Yaitu tidak menghadiri suatu kepalsuan, yakni perbuatan dan ucapan yang diharamkan. Hamba-hamba Ar-Rahmân meninggalkan segala bentuk majelis yang mengandung ucapan atau perbuatan yang diharamkan, seperti berlebihan membicarakan ayat-ayat Allah, berdebat dengan kebatilan, ghibah, namîmah ‘adu domba’, mencela, menuduh sembarangan, mengolok-ngolok, nyanyian yang diharamkan, meminum khamar, penghamparan sutra, gambar-gambar, dan semisal itu ….

Berdasarkan ayat di atas, seorang muslimah tidaklah menghadiri acara yang mengandung kemungkaran. Alhamdulillah, apresiasi dan kegembiraan kepada kerabat atau kawan yang menikah mungkin dilakukan pada tempat dan waktu yang tidak mengandung kemungkaran, misalnya memberi kado ke rumah mempelai yang bersangkutan sebelum atau setelah acara. Wallahu A’lam.

from=http://majelis-albarokah.com/menghadiri-walimah-yang-mengandung-musik-dan-ikhtilath