Dakwah Menyinggung Perasaan?
Bagaimana cara berdakwah agar tidak menyinggung perasaan? Trim’s, itu saja.
Jawab:
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,
Tujuan besar Allah mengutus para nabi adalah sebagai basyir wa nadzir. Pemberi janji kabar gembira bagi yang melakukan ketaatan dan pemberi ancaman bagi yang {?=ada redaksi hilang (dass)}
Allah berfirman,
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا كَافَّةً لِلنَّاسِ بَشِيرًا وَنَذِيرًا وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
“Kami
tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai
pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi
kebanyakan manusia tiada mengetahui.” (QS. Saba’: 28)
Mengingat tujuan dakwah di atas, kita bisa menyimpulkan fungsi dakwah ada 3:
[1] Mendukung dan mengajarkan yang benar
[2] Meluruskan yang salah
[3] Menghalangi terjadinya kebatilan
Dan
tentu saja tidak semua manusia menerimanya. Bahkan kebanyakan manusia
terkadang menolaknya. Karena aturan syariat, tidak harus selalu sejalan
dengan keinginan manusia.
Allah berfirman mengingatkan Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam,
وَإِنْ تُطِعْ أَكْثَرَ مَنْ فِي الْأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ
Jika kamu menuruti keinginan mayoritas penduduk bumi, mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. (QS. al-An’am: 116).
Karena
itulah, terkadang dakwah yang disampaikan Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam sangat menyinggung perasaan para musuh beliau. Bahkan banyak
diantara mereka ada yang nantang dan melawan. Meskipun nurani sejatinya
menerima kebenaran itu.
Allah berfirman,
قَدْ
نَعْلَمُ إِنَّهُ لَيَحْزُنُكَ الَّذِي يَقُولُونَ فَإِنَّهُمْ لَا
يُكَذِّبُونَكَ وَلَكِنَّ الظَّالِمِينَ بِآَيَاتِ اللَّهِ يَجْحَدُونَ
“Sesungguhnya
Aku mengetahui bahwasanya apa yang mereka katakan itu menyedihkan
hatimu, (janganlah kamu bersedih hati), karena mereka sebenarnya tidak
mendustakan kamu, akan tetapi orang-orang yang zalim itu mengingkari
ayat-ayat Allah.” (QS. al-An’am: 33).
Bahkan
diantara mereka, karena saking tersinggungnya, hingga mereka marah.
Seperti yang dialami orang munafiq. Allah menceritakan,
وَإِذَا
لَقُوكُمْ قَالُوا آَمَنَّا وَإِذَا خَلَوْا عَضُّوا عَلَيْكُمُ
الْأَنَامِلَ مِنَ الْغَيْظِ قُلْ مُوتُوا بِغَيْظِكُمْ إِنَّ اللَّهَ
عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ
Apabila
mereka menjumpai kamu, mereka berkata “Kami beriman”, dan apabila
mereka menyendiri, mereka menggigit ujung jari antaran marah bercampur
benci terhadap kamu. Katakanlah (kepada mereka): “Matilah kamu karena
kemarahanmu itu”. Sesungguhnya Allah mengetahui segala isi hati. (QS. Ali Imran: 119).
Jadi
dakwah memang harus menyinggung perasaan. Jika tidak, semua akan
hambar, tidak ada rasa. Di situlah terjadi gejolak, dan di situlah akan
ada respon. Antara menerima atau menolak.
Menyinggung Tidak Berarti Kasar
Menyinggung perasaan dan bersikap kasar, dua hal yang berbeda. Bersikap kasar dan keras, secara umum tidak dianjurkan dalam islam. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ الرِّفْقَ لاَ يَكُونُ فِى شَىْءٍ إِلاَّ زَانَهُ وَلاَ يُنْزَعُ مِنْ شَىْءٍ إِلاَّ شَانَهُ
Setiap
kelembutan ketika berada pada semua urusan, pasti dia akan menjadi
penghias. Dan jika dicabut kelembutan itu, pasti akan membuat semakin
buruk. (HR. Muslim 6767).
Jaga baik-baik emosi, agar kita bisa menyampaikan dengan penuh kelembutan.
Kalaupun itu akan menyinggung perasaannya, tidak jadi masalah. Karena
memang dakwah harus sampai di perasaan. Jika tidak, dakwah tidak akan
ada pengaruhnya.
Allahu a’lam.
Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)
Sumber: https://konsultasisyariah.com/28005-bagaimana-dakwah-agar-tidak-menyinggung-perasaan.html