❓Al-‘Allâmah Ibnu ‘Utsaimîn _rahimahullâhu_ *ditanya* : Syaikh yang mulia, di sejumlah majelis BANYAK
DIBICARAKAN TENTANG MASALAH POLITIK. Ketika mereka diingatkan, mereka malah
membantah bahwa *politik itu bagian dari
agama*. Bahkan mereka seringkali jatuh kepada ghibah, hanya saja yang
membedakan majelis mereka ini adalah disebutkannya nama Allah (dzikir) di
dalamnya. Apa pandangan Anda jika duduk bermajelis dengan mereka?
✅ Beliau _rahimahullâhu_ *menjawab* : _*Pendapat
saya,*_ bahwa
berbicara tentang politik _*di
hadapan manusia SECARA UMUM adalah keliru*. Karena politik itu ada
individu dan orang-orangnya khusus (yang memang ahli tentangnya), yaitu
orang-orang yang memiliki kekuasaan dan kedudukan. Adapun menjadikan
politik yang disebarkan ke lapisan awam dan majelis mereka, maka hal ini *menyelisihi petunjuk Salaf.* (Generasi Terdahulu/Islam terbaik)
🔹 Tidak
pernah ‘Umar bin al-Khaththab dan orang sebelum beliau, yaitu Abu Bakr _radhiyallâhu’ anhuma_ membahas politik
mereka _*di
hadapan masyarakat umum, baik yang muda maupun yang tua, atau yang bodoh maupun
yang pintar.*_
Tidak pernah sama sekali! Tidak mungkin politik (Islam) itu seperti ini…
🔹 Politik itu _*memiliki orang-orangnya yang spesialis di
dalamnya,*_
yang memahami politik dan jalan² masuknya. Mereka memiliki koneksi baik di luar
maupun di dalam, yang tidak diketahui oleh banyak orang.
🔹 Tidak sepantasnya para pemuda, atau selain
mereka, _*membuang²
dan menyia²kan waktu mereka di dalam bahasan yang banyak _qîla wa qôla_
(desas-desus)-nya yang tidak ada manfaatnya*_
🔹 Terkadang, tampak bagi kita misalkan _*ada tindakan seseorang yang
keliru, namun bisa jadi dia yang benar.*_ Karena dia lebih mengetahui hal² yang
belum kita ketahui. Ini adalah suatu hal yang bisa disaksikan dan teruji.
🔹 Umumnya orang² yang berbicara tentang
politik, seringkali berangkat dari hal² _*yang tidak ada asalnya dan realitanya.*_ Namun hanyalah _*asumsi²*_ belaka yang ia gunakan
sebagai dasar pembicaraannya. Mereka berbicara _*tanpa diiringi oleh ilmu,*_ sebagaimana firman Allah ﷻ :
🔑 “`Dan janganlah kamu
mengatakan sesuatu yang tidak ada ilmunya. Sesungguhnya, pendengaran,
penglihatan dan hati, semuanya ini akan dimintai pertanggungjawabannya.“`
🔹 Adapun duduk bermajelis dengan mereka, maka _*selama mereka berbicara tentang
Allah (dzikir), maka silakan duduk dengan mereka.*_ Namun apabila mereka mulai masuk ke
dalam pembicaraan yang tidak ada manfaatnya, nasehati dulu mereka. Jika mereka
menerima, maka ini yang diinginkan. Jika mereka tidak mau menerima, maka
tinggalkan mereka.
….
@abinyasalma