Muslim yang Memboikot al-Quran
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,
Tanggal 4 November 2016 menjadi salah satu peristiwa bersejarah bagi
umat islam Indonesia. Di hari ini, jutaan kaum muslimin berkumpul,
melakukan aksi dengan misi besar, ‘Membela kehormatan al-Qur’an’. Salah
satu da’i memotivasi, hari ini kita membela al-Quran, kita berharap,
kelak di hari kiamat, kita yang akan dibela al-Quran.
Siapapun muslim yang beriman kepada al-Qur’an, semua mencintai al-Qur’an, mengagungkan al-Quran.
Hanya
saja, barangkali ada yang perlu kita sadari, bahwa bisa jadi ada
perbuatan, yang ternyata bertentangan dengan semangat yang dikobarkan
ketika aksi. Perbuatan itu adalah memboikot al-Quran.
Ya, ada sebagian kaum muslimin memboikot al-Quran.
Allah bercerita tentang keluhan yang disampaikan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada-Nya,
وَقَالَ الرَّسُولُ يَا رَبِّ إِنَّ قَوْمِي اتَّخَذُوا هَذَا الْقُرْآَنَ مَهْجُورًا
Berkatalah Rasul: “Ya Rabku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al Quran itu sesuatu yang tidak diacuhkan.” (QS. al-Furqan: 30)
Al-Hafidz
Ibnu Katsir menjelaskan, bentuk memboikot al-Quran bentuknya beragam.
Mulai dari yang paling parah, hingga yang lebih ringan. Boikot yang
menyebabkan pelakunya kafir adalah boikot dalam bentuk tidak
mengimaninya, mengingkari kebenarannya. Seperti yang dilakukan orang
kafir, orang musyrikin, dan siapapun yang menjadi musuh al-Qur’an hingga
hari ini.
Ibnu Katsir menjelaskan bentuk-bentuk pemboikotan al-Quran lainnya,
وترك
علمه وحفظه أيضا من هجرانه، وترك الإيمان به وتصديقه من هجرانه، وترك
تدبره وتفهمه من هجرانه، وترك العمل به وامتثال أوامره واجتناب زواجره من
هجرانه، والعدولُ عنه إلى غيره -من شعر أو قول أو غناء أو لهو أو كلام أو
طريقة مأخوذة من غيره -من هجرانه
Tidak mempelajari dan tidak
menghafalkan al-Quran, termasuk memboikot al-Quran. Tidak mengimani dan
membenarkan al-Quran, termasuk memboikot al-Quran. Tidak merenungkan dan
memahami kandungan al-Quran, termasuk memboikot al-Quran. Tidak
mengamalkannya, tidak mengikuti perintahnya atau menjauhi larangannya,
termasuk memboikot al-Quran. Meninggalkan al-Quran dan memilih lebih
sibuk yang lain, seperti syair, nyanyian, ucapan sia-sia atau metode
yang diambil dari cara yang bertentangan dengan al-Quran, termasuk
memboikot al-Quran. (Tafsir Ibnu Katsir, 6/108).
Saatnya, kita mendekat ke al-Quran. Semoga tidak menjadi orang yang diadukan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Rabnya, karena kita mengacuhkan al-Quran.
Jika kita menghendaki agar dibela al-Quran kelak di hari kiamat, kita harus menjadi sohibul qur’an, orang yang banyak membaca al-Qur’an.
Dari Abu Umamah Al Bahiliy radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
اقْرَءُوا
الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لأَصْحَابِهِ
اقْرَءُوا الزَّهْرَاوَيْنِ الْبَقَرَةَ وَسُورَةَ آلِ عِمْرَانَ
فَإِنَّهُمَا تَأْتِيَانِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ كَأَنَّهُمَا غَمَامَتَانِ
أَوْ كَأَنَّهُمَا غَيَايَتَانِ أَوْ كَأَنَّهُمَا فِرْقَانِ مِنْ طَيْرٍ
صَوَافَّ تُحَاجَّانِ عَنْ أَصْحَابِهِمَا اقْرَءُوا سُورَةَ الْبَقَرَةِ
فَإِنَّ أَخْذَهَا بَرَكَةٌ وَتَرْكَهَا حَسْرَةٌ وَلاَ تَسْتَطِيعُهَا
الْبَطَلَةُ
“Bacalah Al Qur’an karena al-Qur’an akan datang pada hari kiamat nanti sebagai syafi’ (pemberi syafa’at) bagi yang membacanya.
Bacalah Az-Zahrowain
(dua surat cahaya) yaitu surat Al Baqarah dan Ali Imran karena keduanya
datang pada hari kiamat nanti seperti dua awan atau seperti dua awan
atau seperti dua gerombolan burung yang membentangkan sayapnya. Kedua
surat ini akan menjadi pembela bagi yang rajin membacanya.” (HR. Muslim
1910)
Itulah ahlul-Quran, yang dijanjikan akan dibela al-Quran kelak di hari kiamat.
Semoga Allah memberi hidayah kepada kita agar semakin dekat dengan al-Qur’an
Allahu a’lam
_______________
Ditulis oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)