Pertanyaan:
Assalamu’alaikum Ustadz,
Saya ada masalah. Ketika saya sudah mulai ingin menikah, saya ditawari oleh seorang teman untuk proses dengan seorang akhwat yang sudah ngaji bahkan mondok. Disaat yang hampir bersamaan, ada wanita (berkerudung tapi tidak ngaji) yang berniat untuk belajar menjadi lebih baik dan bersedia diajari, meminta saya menjadi suaminya.
Terus terang saya bingung, mana yang harus saya pilih?
Seorang muslimah yang sudah taat beragama ataukah seorang gadis yang mau belajar sunnah tapi tidak ada yang membimbing?
Assalamu’alaikum Ustadz,
Saya ada masalah. Ketika saya sudah mulai ingin menikah, saya ditawari oleh seorang teman untuk proses dengan seorang akhwat yang sudah ngaji bahkan mondok. Disaat yang hampir bersamaan, ada wanita (berkerudung tapi tidak ngaji) yang berniat untuk belajar menjadi lebih baik dan bersedia diajari, meminta saya menjadi suaminya.
Terus terang saya bingung, mana yang harus saya pilih?
Seorang muslimah yang sudah taat beragama ataukah seorang gadis yang mau belajar sunnah tapi tidak ada yang membimbing?
Dijawab oleh Al-Ustadz Aunur Rafiq bin Ghufran, Lc
Wa’alaikumussalam warahmatullah.
Pasutri membutukan ketenangan hati sepanjang hidup.
Inilah
(perkara) yang harus diperhatikan ketika seorang pria sedang mencari
jodoh. Demikian sebaliknya, memang terkadang mata dan pikiran menggoda
hati ingin mendahulukan rupa, cari yang cantik atau yang tampan dulu,
tetapi lupa akan kecantikan hati.
Padahal
kecantikan hati ini penyebab ketenangan jiwa. Mengingat juga wanita itu
diciptakan dari tulang yang bengkok, cenderung lebih banyak kepada
keburukan, susah dinasehati, kecuali wanita yang dirahmati Allah Ta’ala saja.
Menanggapi
pertanyaan diatas, penanya dihadapkan dua pilihan; wanita yang sudah
menuntut ilmu agama bahkan mondok di pondok yang sangat mementingkan
pendalaman syariat. Disisi lain ditawari wanita yang belum belajar
agama tapi berjanji mau diajari oleh suami ketika sudah menikah.
Menurut pertimbangan saya –allahua’lam-,
wanita yang sudah belajar itu lebih mantap dan lebih kuat pegangan
agamanya dari pada yang belum belajar. Karena kita tidak tahu janjinya
akan dipenuhi atau tidak?
Janji
mau belajar syariat tak mudah ditepati jika tidak memiliki dorongan dan
motivasi kuat, apalagi setelah menikah akan disibukkan dengan urusan
rumah tangga.
Adapun dalil yang memerintahkan kita mendahuluan wanita yang agamanya cukup dan wanita yang shalihah adalah sabda Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam,
تُنْكَحُ
الْمَرْأَةُ لِأَرْبَعٍ : لِمَالِهَا ، وَلِحَسَبِهَا ، وَلِجَمَالِهَا ،
وَلِدِينِهَا ، فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ
“Wanita dinikahi karena empat perkara, karena hartanya, karena kedudukannya, karena kecantikannya dan karena agamanya. Maka pilihlah wanita yang memiliki agama yang kuat, kamu akan bahagia.” (HR. Bukharino. 4700)
Rasulullah shallallahu’alahi wasallam juga bersabda,
الدُّنْيَا مَتَاعٌ وَخَيْرُ مَتَاعِ الدُّنْيَا الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ
“Dunia adalah kesenangan dan sebaik-baik kesenangan dunia adalah wanita yang shalihah.” (HR. Muslim no. 2668)
Namun
orang yang mau menikah tidak cukup hanya memperhatikan hati wanita,
tetapi hendaknya memperhatikan keindahan fisiknya juga. Karena
keindahan rupa sebagai pembantu meningkatkan kasih sayang bagi kaum
pria.
Syaikh Abdurrahman As-Sa’di rahimahullah menjelaskan
makna ayat dari surat An-Nisa ayat 3, bahwa dengan dasar ayat ini bagi
yang mau menikah, hendaknya dia punya pilihan sebelum menikah. Bahkan
syariat menganjurkan nazhor atau melihat calon wanita yang akan dinikahi, agar dia mantap dengan pilihannya. (Taisir Karimir Rahman)
Dari anas bin Malik radhiyallahu’anhu bahwa Al-Mughirah bin Syu’bah hendak menikahi seorang perempuan. Maka Nabi shallallahu’alaihi wasallam berkata,
“Pergilah dan lihatlah dia! Karena itu dapat melanggengkan hubungan antara kalian berdua.”
“Pergilah dan lihatlah dia! Karena itu dapat melanggengkan hubungan antara kalian berdua.”
Lantas
diapun melakukannya, kemudian menikahinya dan wanita tersebut
menyatakan kesepakatannya (Hadis shahih diriwayatkan Ibnu Majah no.
1865, Ash-Shahihah 1: 152-152)
Kami doakan semoga mendapatkan pilihan yang diridhai Allah Subhanahu wa Ta’ala. Amiin
****
Sumber: Majalah Al-Mawaddah Vol.84 Jumadast Tsaniyah 1436H
Artikel wanitasalihah.com
Sumber: Majalah Al-Mawaddah Vol.84 Jumadast Tsaniyah 1436H
Artikel wanitasalihah.com
from=
http://wanitasalihah.com/memilih-antara-dua-akhwat/?utm_source=feedburner&utm_medium=email&utm_campaign=Feed%3A+wanitasalihah+%28Wanita+Salihah+Perhiasan+Terindah%29