Menjelang Pernikahan
Assalamualaikum
ustadz .saya akan menikah pada bulan mei..saya ingin melakukan tirakat
dan amalan doa…. supaya di beri kemudahan dan kelancaran di pernikahan
saya nanti.. tolong berikan solusinya kepada saya ustadz.. terimakasih.
wassalamualaikum wr.wb
Jawaban:
Wa ‘alaikumus salam Wa rahmatullah
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du,
Yang kami tahu, tidak ada amalan dalam bentuk ibadah khusus yang disyariatkan menjelang pernikahan. Istilah tirakat, mandi kembang, poso mutih, dst., hanyalah tradisi yang kemungkinan besar merupakan warisan budaya yang tidak jelas asal-usulnya.
Terlebih semua ritual ini biasanya tidak lepas dari keyakinan dan
mitos. Sudah selayaknya bagi anda seorang muslim yang beriman kepada
Allah, agar anda menghindarinya sejauh-jauhnya.
Hanya saja, di sana ada beberapa yang bisa kami sarankan sebagai persiapan bagi anda yang hendak melangkah ke jenjang pernikahan,
Pertama, tanamkan niat yang baik ketika menikah
Nilai amal seorang mukmin, salah satunya ditentukan dari kualitas niatnya.
Semakin baik niatnya, semakin sempurna nilai amalnya. Dari Umar bin
Khatab Radhiyallahu ‘anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى
Amal itu ada karena niat, dan pahala yang diperoleh seseorang sesuai apa yang dia niatkan. (HR. Bukhari no. 1, Muslim 5036, dan yang lainnya)
Tanamkan dalam diri anda, anda menikah dalam rangka mengikuti sunah para rasul. Karena Allah berfirman,
وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلًا مِنْ قَبْلِكَ وَجَعَلْنَا لَهُمْ أَزْوَاجًا وَذُرِّيَّةً
Sungguh Aku telah mengutus para rasul sebelum kamu, dan Aku jadikan untuk mereka istri dan keturunan. (QS. ar-Ra’du: 38).
Tanamkan pula bahwa anda menikah untuk mengikuti ajakan dan motivasi Rasul Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang telah bersabda,
النِّكَاحُ مِنْ سُنَّتِى فَمَنْ لَمْ يَعْمَلْ بِسُنَّتِى فَلَيْسَ مِنِّى وَتَزَوَّجُوا فَإِنِّى مُكَاثِرٌ بِكُمُ الأُمَمَ
“Nikah
itu sunahku.. siapa yang tidak mengamalkan sunahku, bukan bagian
dariku. Menikahlah, karena saya merasa bangga dengan banyaknya jumlah
kalian di hadapan seluruh umat.” (HR. Ibnu Majah 1919 dan dihasankan al-Albani).
Juga jangan lupa untuk menanamkan dalam diri anda, bahwa anda menikah dalam rangka memilih yang halal, menjaga kehormatan diri dan pasangan. Karena Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi jaminan yang berharga untuknya. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ثَلاَثَةٌ
حَقٌّ عَلَى اللَّهِ عَوْنُهُمُ الْمُجَاهِدُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ
وَالْمُكَاتَبُ الَّذِى يُرِيدُ الأَدَاءَ وَالنَّاكِحُ الَّذِى يُرِيدُ
الْعَفَافَ
Ada
3 orang yang berhak mendapatkan pertolongan dari Allah, (1) Orang yang
berjihad di jalan Allah, (2) Budak mukatab yang ingin menebus dirinya
untuk merdeka, dan (3) Orang yang menikah, karena ingin menjaga kehormatannya. (HR. Nasai 3133, Turmudzi 1756, dan dihasankan al-Albani).
Kedua, pelajari fiqh nikah
Semua
orang butuh ilmu. Karena ini merupakan modal terbesar hamba untuk bisa
menjalani hidup dengan selamat dan sukses. Dengan ilmu, orang akan
terbimbing, apa saja yang harus dia kerjakan, dan apa yang harus dia
tinggalkan.
Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘anhu pernah mengatakan,
العلم خير من المال؛ العلم يحرسك و أنت تحرس المال
Ilmu lebih baik dari pada harta, ilmu menjagamu dan harta, kamu yang jaga. (Adab ad-Dunya wad Din hlm. 48 oleh al-Mawardi)
Alhamdulillah,
saat ini telah banyak karya-karya para ulama tentang panduan
pernikahan. Banyak yang sudah diterjemahkan ke bahasa Indonesia.
Diantaranya, anda bisa pelajari buku-buku berikut,
- Buku panduan nikah lengkap: Panduan lengkap nikah dari A sampai Z
- Buku panduan keluarga Sakinah
- Buku Bingkisan untuk Pengantin
- Buku Kado Pernikahan
Terutama bagian penting yang harus dikenali masing-masing, diantaranya,
- Syarat sah dan rukun akad nikah. Sehingga anda yakin bahwa pernikahan anda sah
- Kenali tanggung jawab masing-masing suami istri. Sehingga keluarga tidak menjadi sumber dosa bagi anda
- Kenali fiqh perceraian. Bukan untuk diamalkan, namun agar orang tahu batasan kata-kata cerai, apa itu khulu’, dan bagaimana konsekuensi masing-masing. Betapa banyak mereka yang terjerumus pada perpecahan keluarga, sementara mereka tidak menyadarinya.
Ketiga, belajar untuk mulai dewasa
Setelah
menikah, status anda telah berubah. Berapapun usia anda ketika menikah,
anda dituntut untuk lebih cepat dewasa. Mulai pembelajaran diri itu
sejak sebelum menikah. Tinggalkan kebiasaan kekanak-kanakan. Mulai
belajar bangun subuh, atau bahkan sebelum subuh.
Belajar meninggalkan kebiasaan buruk, seperti bergadang bareng temen semalaman
Belajar meninggalkan hal yang tidak manfaat, seperti main PS
Termasuk calon istri, belajar dengan kesibukan rumah tangga
Belajar untuk tidak banyak jajan.
Pahami bahwa setelah anda menikah, orang yang anda hormati bertambah.
Disamping orang tua, anda juga harus menghormati mertua. Posisikan
masing-masing dengan benar, sehingga anda tidak akan mengecewakan
pasangan anda karena gara-gara menyakiti orang tuanya.
Anda juga harus siap dengan benturan kepentingan.
Hampir tidak ada rumah tangga yang bebas dari masalah. Menuntut anda
untuk mulai belajar mengalah. Mengalah tidak sama dengan kalah.
Mengalah berarti memberi kesempatan orang lain untuk mengambil hak
anda. Agar anda lebih siap mengalah, yakini bahwa Allah akan membalas
setiap kebaikan yang anda lakukan kepada keluarga anda. Sehingga anda
tidak merasa itu sia-sia.
Keempat, merawat fisik untuk kebahagiaan rumah tangga, dianjurkan
Sekalipun
ini bukan hal yang wajib, tapi ini bisa sangat ditekankan jika ini
menjadi sebab keluarga makin harmonis. Karena islam menganjurkan
terbentuknya keluarga yang harmonis, bahagia.
Karena itulah, masing-masing diajarkan agar bersikap romantis.
Dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
تَزَوَّجُوا الْوَدُوْدَ الْوَلُوْدَ
Nikahilah wanita yang subur dan romantis (HR. Ahmad 12613, Abu Daud 2052 dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth)
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga menganjurkan agar lelaki menjadi suami yang penyayang bagi istri dan keluarganya,
خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لأَهْلِى
“Manusia
terbaik di tengah kalian adalah orang yang sikapnya paling baik kepada
keluarganya. Saya orang yang sikapnya paling baik kepada keluargaku.” (HR. Turmudzi 4269, Ibnu Majah 2053, dan dishahihkan al-Albani).
Sebagaimana wanita
dituntut merawat fisiknya untuk membahagiakan suami, lelaki juga
diajurkan merawat dirinya dalam rangka membahagiakan istri.
Sahabat Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhuma mengatakan,
إنِّي أُحِبُّ أَنْ أَتَزَيَّنَ لِلْمَرْأَةِ , كَمَا أُحِبُّ أَنْ تَتَزَيَّنَ لِي الْمَرْأَةُ
Saya suka berhias di hadapan istri, sebagaimana saya suka istri saya berhias di depan saya. (HR. Ibnu Abi Syaibah 19608).
Kelima, iringi semua dengan doa dan tawakkal
Banyak orang yang merasa sangat resah menjelang pernikahan. Setumpuk kekahwatiran berjubel di hatinya.
Kami hanya menasehatkan, tanamkan rasa tawakkal kepada Allah,
agar anda tidak dihantui dengan perasaan takut yang berlebihan.
Kedepankan tawakkal ketika anda menghadapi kenyataan yang tidak pasti.
Pasrahkan kepada Allah, dalam setiap upaya untuk kebahagiaan anda.
Dan inilah yang diajarkan oleh para sahabat, terutama bagi orang yang tidak PD ketika menikah.
Abu Said mantan budak Abi Usaid menceritakan,
Aku menikah, sementara aku berstatus seorang budak. Akupun mengundang beberapa orang sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Diantaranya Ibnu Mas’ud, Abu Dzar, dan Hudzaifah. Ketika datang waktu
shalat, mereka mempersilahkan diriku untuk menjadi imam. Seusai shalat,
mereka mengajariku,
إذا دخل عليك أهلك فصل ركعتين ثم سل الله من خير ما دخل عليك وتعوذ به من شره ثم شأنك وشأن أهلك
Apabila
kamu bertemu pertama dengan istrimu, lakukanlah shalat 2 rakaat,
kemudian mintalah kepada Allah kebaikan dari semua yang datang
kepadamu, dan berlindunglah dari keburukannya. Kemudian lanjutkan
urusanmu dengan istrimu. (HR. Ibn Abi Syaibah 30352 dan dishahihkan al-Albani dalam Adab az-Zifaf).
Jangan lupa, perbanyak memohon kepada Allah agar Dia memberikan kebaikan bagi pernikahan anda. Kelancaran ketika akad nikah dan resepsi, dan ini yang paling menyita pikiran banyak orang.
Keberkahan setelah menikah, berkah di waktu senang maupun berkah di waktu susah.
Demikian, semoga bermanfaat.
Sumber: https://konsultasisyariah.com/24585-amalan-menjelang-pernikahan.html