Tahukah
Anda, apa maskawin terbesar sepanjang sejarah? Apakah maskawin tersebut
bernilai jutaan bahkan milyaran rupiah? Ataukah berupa rumah beserta
segala isinya yang mewah?
Bukan itu,wahai saudariku. Maskawin terbesar sepanjang sejarah adalah maskawin yang diterima oleh Ummu Sulaim. Siapakah Ummu Sulaim itu?
Ummu Sulaim adalah salah satu wanita yang telah mendapatkan tiket masuk surga. Sebagaimana yang diberitakan oleh Nabi Muhammad Shallallaahu’alaihi wa Sallam. Beliau Shallallaahu’alaihi wa Sallam bersabda, “Aku bermimpi masuk surga. Di sana aku bertemu dengan Al-Ramaisha’ (julukan Ummu Sulaim), istri Abu Thalhah. Aku pun mendengar suara bakiyak, lalu aku bertanya, “Siapa?” Seseorang
menjawab, “Bilal.” Aku melihat rumah gedung yang di halamannya ada
seorang wanita. Aku bertanya, “Rumah ini milik siapa?” Seseorang
menjawab, “Milik Umar.” Aku ingin sekali masuk ke dalamnya untuk
melihat-lihat. Lalu aku ingat kecemburuan Umar. Umar pun berkata, “Demi
Allah, wahai Rasulullah, akulah yang pantas cemburu kepadamu.”
Suatu
hari, Abu Thalhah datang untuk meminang Ummu Sulaim. Pada saat itu, Abu
Thalhah belum menjadi seorang yang beriman. Oleh karena itu, Ummu
Sulaim berkata, “Kalau saya
sendiri menerimamu dengan sepenuh hati. Orang sepertimu sayang untuk
ditolak. Akan tetapi, engkau masih kafir, sedangkan aku wanita
muslimah. Jika kamu mau masuk Islam, maka keislamanmu itu adalah
maskawin untukku, aku tidak meminta yang lainnya darimu.” Abu Thalhah pun mengucapkan dua kalimat Syahadat, lalu menikahi Ummu Sulaim.
Tsabit berkata, “Aku tidak pernah mendengar maskawin yang lebih mulia daripada maskawin Ummu Sulaim, yaitu Islam.”
Salah
satu obsesi terbesarnya adalah maskawinnya berupa Islam. Dia tidak
berpikir maskawinnya berupa uang, harta benda atau sesuatu yang mahal. Tujuan utamanya adalah berdakwah meskipun akhirnya harus berbuah pernikahannya dengan laki-laki yang menjadi objek dakwah.
Remaja
putri sekarang berpandangan bahwa termasuk sebuah penghinaan dan
pelecehan kodrat wanita bila maskawin untuk wanita sangat sedikit.
Mereka lebih mengidamkan seorang laki-laki yang berpenampilan necis dan
berkantong tebal, meskipun dia tidak rajin shalat, atau jauh dari
kebaikan perangai dan budi pekerti. Berbeda dengan mereka, Ummu Sulaim mendambakan seorang suami yang beriman.
Dia tidak ragu menolak laki-laki kafir, walaupun ia seperti seorang
yang sayang untuk ditolak. Syarat menikahinya bukan penampilan fisik
dan seorang profesional, tetapi pencariannya hanya satu maskawinnya
berupa Islam. Sedangkan materi bukan menjadi perhitungannya sama sekali.
——————————————-
Diketik ulang dari buku “Kado Pernikahan” karya Abdullah bin Muhammad Al-Dawud
Artikel muslimah.or.id
Sumber: https://muslimah.or.id/9261-maskawin-terbesar-sepanjang-sejarah.html