Allah ﷻ berfirman: Artinya: “Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan
tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah
menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan
Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata” [QS. Al-Ahzaab : 36].
Layakkah kita yang mengaku beriman .. Sewaktu berinteraksi:
- Dengan isteri/suami, anak dan cucu… berpendapat … Seharusnya HAL itu MENURUTKU adalah …
- Dengan keluarga dan karib kerabat… mengatakan… Seharusnya PERSOALAN itu MENURUTKU adalah seperti ini ….
- Dengan teman, tetangga dan masyarakat serta negara… berkata : Seharusnya MASALAH itu MENURUTKU adalah demikian ….
Akankah kita selalu BANGGA DIRI dan mengukur segala sesuatu dengan
MENURUT DIRINYA dan MEMANDANG RENDAH orang lain?
Dari
Abdullah bin Mas’ûd, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam , Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak akan
masuk surga orang yang ada KESOMBONGAN seberat biji sawi di dalam hatinya.” Seorang laki-laki bertanya, “Sesungguhnya semua orang senang
bajunya bagus, sandalnya bagus, (apakah itu kesombongan?”) Beliau Shallallahu
‘alaihi wa sallam menjawab, “Sesungguhnya Allâh Maha Indah dan menyintai
keindahan. Kesombongan adalah MENOLAK KEBENARAN dan MERENDAHKAN MANUSIA”. [HR. Muslim, no. 2749]
Imam
Ibnu Hazm rahimahullah berkata,
“Barangsiapa diberikan musibah berupa sikap berbangga diri , maka pikirkanlah
AIB DIRINYA sendiri... Jika semua aibnya tidak terlihat sehingga ia menyangka
tidak memiliki aib sama sekali dan merasa suci, maka ketahuilah sesungguhnya
musibah dirinya tersebut akan MENIMPA DIRINYA SELAMANYA. Sesungguhnya ia adalah
orang yang paling lemah, paling lengkap kekurangannya dan paling besar
kecacatannya.” (Al-Akhlaq wa as-Siyar fii Mudawah
an-Nufus, dinukil dari Ma’alim fii
Thoriq Thalab al-Ilmi)