Pertanyaan.
Saya baca dalam kitab Tafsîr al-Qur’ânil ‘Azhîm karya
Ibnu Katsîr dalam riwayat shahabat Ali Radhiyallahu anhu, taubat
itu dianjurkan agar diiringi dengan shalat dua raka’at, sedangkan
dalam kitab Riyâdhus shâlihîn tentang shalat taubat tidak ada keterangan bahwa taubat itu diikuti dengan shalat taubat. Mohon penjelasannya !
Jawaban.:
Untuk bertaubat dianjurkan shalat dua raka’at berdasarkan hadits:
عَنْ
عَلِيٍّ يَقُولُ إِنِّى كُنْتُ رَجُلاً إِذَا سَمِعْتُ مِنْ رَسُولِ
اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- حَدِيثًا نَفَعَنِى اللَّهُ مِنْهُ بِمَا
شَاءَ أَنْ يَنْفَعَنِى بِهِ وَإِذَا حَدَّثَنِى رَجُلٌ مِنْ أَصْحَابِهِ
اسْتَحْلَفْتُهُ فَإِذَا حَلَفَ لِى صَدَّقْتُهُ وَإِنَّهُ حَدَّثَنِى
أَبُو بَكْرٍ وَصَدَقَ أَبُو بَكْرٍ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى
الله عليه وسلم- يَقُولُ « مَا مِنْ رَجُلٍ يُذْنِبُ ذَنْبًا ثُمَّ
يَقُومُ فَيَتَطَهَّرُ ثُمَّ يُصَلِّى ثُمَّ يَسْتَغْفِرُ اللَّهَ إِلاَّ
غَفَرَ اللَّهُ لَهُ ». ثُمَّ قَرَأَ هَذِهِ الآيَةَ (وَالَّذِينَ
إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ
فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ اللَّهُ
وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ )
Dari
‘Ali Radhiyallahu anhu , dia berkata, “Aku adalah seorang
lelaki, jika aku telah mendengar sebuah hadits dari
Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam,
Allâh Azza wa Jalla memberiku manfaat yang Dia kehendaki dengan
perantara hadîts
itu. Jika ada salah seorang sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam yang menyampaikan sebuah hadits kepadaku, maka aku akan
memintanya bersumpah (bahwa dia benar-benar telah mendengar dari Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam -red). Jika dia telah bersumpah
kepadaku, maka aku mempercayainya. Dan sesungguhnya Abu Bakar telah
memberitakan sebuah hadits kepadaku, dan Abu Bakar telah berkata jujur,
dia berkata, “Aku telah mendengar Rasûlullâh
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidak ada
seseorang pun yang melakukan dosa, lalu dia berdiri kemudian bersuci
lalu menunaikan shalat, setelah itu memohon ampun kepada Allâh,
kecuali Allâh pasti akan mengampuninya.” Kemudian beliau
membaca ayat ini (yang maknanya-red), “Dan (juga) orang-orang
yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri,
mereka ingat akan Allâh, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa
mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada
Allâh ? dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang
mereka mengetahui.” [Ali Imrân/3: 135] [1]
Hadits ini juga diriwayatkan oleh imam Abu Dâwud dengan lafazh :
«
مَا مِنْ عَبْدٍ يُذْنِبُ ذَنْبًا فَيُحْسِنُ الطُّهُورَ ثُمَّ يَقُومُ
فَيُصَلِّى رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ يَسْتَغْفِرُ اللَّهَ إِلاَّ غَفَرَ
اللَّهُ لَهُ ». ثُمَّ قَرَأَ هَذِهِ الآيَةَ (وَالَّذِينَ إِذَا
فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ) إِلَى
آخِرِ الآيَةِ.
Tidak ada seorang hamba pun yang
melakukan dosa, lalu dia bersuci dengan baik selanjutnya berdiri lalu
melakukan shalat dua raka’at, kemudian memohon ampun kepada
Allâh, kecuali Allâh pasti akan mengampuninya. Kemudian
beliau membaca ayat (yang artinya), “Dan (juga) orang-orang
yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri,
mereka ingat akan Allâh…”, sampai akhir ayat[2].
Oleh
karena itu imam Ibnu Katsîr rahimahullah mengatakan,
“Dianjurkan wudhu’ serta shalat dua raka’at pada
waktu taubat”. Kemudian beliau menyebutkan hadits-hadits tentang
masalah ini. [3]
Terkait dengan penyataan penanya bahwa dalam kitab Riyâdhus Shâlihîn tidak
ada keterangan taubat itu harus diikuti shalat taubat. Tidak adanya
keterangan tentang hal itu bukan berarti shalat dua raka’at
ketika taubat itu tidak ada, karena tidak semua tuntunan agama mesti
termaktub dalam kitab Riyâdhus Shâlihîn,
atau kitab yang lain. Suatu amalan jika ada dalilnya dari ayat
al-Qur’an dan hadits yang shahih maka bisa di amalkan, walaupun
tidak disebutkan dalam suatu kitab tertentu.
Wallâhu a’lam.
[Disalin
dari majalah As-Sunnah Edisi 01/Tahun XIV/1431H/2010M. Diterbitkan
Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8
Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax
0271-858196.Kontak Pemasaran 085290093792, 08121533647, 081575792961,
Redaksi 08122589079]
________
Footnote
________
Footnote
[1] HR. Tirmidzi. Hadits ini dinilai hasan oleh al-Albâni dalam Misykâtul Mashâbîh, 1/295, no. 1324.
[2] HR. Abu Dâwud. Hadits ini dinilai shahih oleh al-Albâni dalam Shahîhut Targhîb, 2/125, no. 1621, Bab : Anjuran shalat taubat
Sumber: https://almanhaj.or.id/4690-adakah-shalat-taubat.html