Islam Pedoman Hidup: Bolehkah Mengalokasikan Zakat ke Sekolah (yang Membutuhkan Bantuan) ?

Kamis, 17 September 2015

Bolehkah Mengalokasikan Zakat ke Sekolah (yang Membutuhkan Bantuan) ?

Dijawab oleh Asy-Syaikh Muhammad bin Shaalih Al-Munajjid hafidhahullah sebagai berikut :
 “Yang benar, tidak diperbolehkan memalingkan pemberian zakat kepada sekolah tersebut. Allah ta’alatelah menjelaskan pihak-pihak yang berhak diberikan zakat melalui firman-Nya :
إِنَّمَا الصَّدَقَاتُ لِلْفُقَرَاءِ وَالْمَسَاكِينِ وَالْعَامِلِينَ عَلَيْهَا وَالْمُؤَلَّفَةِ قُلُوبُهُمْ وَفِي الرِّقَابِ وَالْغَارِمِينَ وَفِي سَبِيلِ اللَّهِ وَاِبْنِ السَّبِيلِ
“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para muallaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berutang, untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan” [QS. At-Taubah : 60].


1.      Al-Faqiir adalah orang yang tidak mempunyai apa-apa.
2.      Al-Miskiin adalah orang yang mempunyai sesuatu namun tidak mencukupi kebutuhannya.
3.      ‘Aamil zakat adalah orang yang ditunjuk oleh imam untuk memungut zakat; dan ia diberi bagian dari zakat sesuai kadar beban kerjanya, meskipun ia seorang yang kaya.
4.      Orang-orang yang dilunakkan hatinya (muallaf) adalah orang-orang dimana Nabishallallaahu ‘alaihi wa sallam melunakkan hatinya agar mau mau Islam, untuk mencegah kejahatannya, atau agar kuat dan mantap keislamannya. Tiga golongan inilah yang disebut orang-orang yang dilunakkan hatinya.
5.      Ar-Riqaab adalah orang-orang yang terikat perjanjian dengan tuannya untuk membayar sejumlah uang kepadanya bagi kebebasan dirinya, atau untuk membayar segala sesuatu yang diperlukan bagi kebebasan dirinya walau tanpa ada perjanjian sebelumnya.
6.      Al-Ghaarim adalah orang-orang yang mempunyai banyak hutang yang kesulitan/tidak mampu membayar hutangnya.
7.      Fii sabiilillah adalah para tentara yang mengabdikan diri berjihad di jalan Allah untuk meninggikan kalimat Islam.
8.      Ibnu sabiil adalah orang asing yang bepergian (musafir) dan kehabisan bekal di tengah perjalanan. Ia diberikan harta zakat sehingga terpenuhi kebutuhannya, walaupun di negerinya ia berstatus sebagai orang kaya.
Inilah orang-orang yang berhak. Bagi muzakkiy (orang yang mengeluarkan zakat) agar memberikannya kepada golongan-golongan yang disebutkan di atas, atau kepada sebagian di antara mereka meskipun hanya satu golongan saja.
Sebagian orang telah memperluas makna lafadh fii sabiilillah[1]. Namun yang raajih(kuat) bahwasannya hal itu adalah dalam rangka jihad (perang). Dimungkinkan juga masuk dalam makna tersebut haji.
Ibnu Katsiir berkata :
“Adapun makna fii sabiilillah, maka ia mencakup orang yang berperang namun tidak memperoleh bagian (gaji) dari negara. Menurut Al-Imam Ahmad, Al-Hasan, dan Ishaq bahwa haji termasuk fii sabiilillah dengan dasar hadits” [Tafsir Ibni Katsiir, 2/367].
Yang dimaksud dengan hadits adalah riwayat yang terdapat dalam Musnad Al-Imam Ahmad, bahwasannya Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Sesungguhnya haji dan ‘umrah termasuk fii sabiilillah”.
Kesimpulan : Tidak diperbolehkan memberikan zakat kepada sekolah tersebut, kecuali jika murid-muridnya adalah orang-orang fakir (fuqaraa’) atau termasuk salah satu dari delapan golongan. Dan dalam syari’at (Islam), masih banyak pintu terbuka untuk memberikan bantuan kepada sekolah tersebut, seperti pengalokasian shadaqah, hibah, dan waqafWallaahu a’lam.
Teks asli :
الصحيح أنه لا يجوز صرف الزكاة على تلك المدرسة ، ومصارف الزكاة بينها الله تعالى في قوله : { إنما الصدقات للفقراء والمساكين والعاملين عليها والمؤلفة قلوبهم وفي الرقاب والغارمين وفي سبيل الله وابن السبيل } [ التوبة 60 ] .
1 . والفقير هو الذي لا يجد شيئاً .     
2 . والمسكين هو الذي يملك لكن لا يكفيه .    
3 . والعامل على الصدقة هو الذي نصبه الإمام ليأخذ الصدقات ويعطى بقدر عمله ولو كان غنياً .     
4 . والمؤلفة قلوبهم هم الذين كان النبي صلى الله عليه وسلم يستميلهم ويتألفهم ليسلموا أو ليدفع شرهم أو لتقوى نيتهم ويثبتوا على الإسلام فهم كانوا أصنافا ثلاثة .    
5 . والرقاب هم المكاتبون أي العبيد الذين اتفقوا مع سادتهم على العتق بمال يدفعونه ، أو ما يدفع لتحريرهم ابتداء دون مكاتبة .     
6 . والغارم هو المدين الذي عجز عن سداد دينه .
7 . وفي سبيل الله هم الجنود المنقطعون للجهاد في سبيل الله وإعلاء كلمة الإسلام .     
8 . وابن السبيل هو الغريب المسافر المنقطع عن ماله ، يعطى ما يبلغه حاجته ولو كان في بلده غنياً .
هذا وللمزكي أن يدفع الزكاة إلى جميع هذه الأصناف المذكورة أو إلى بعضهم ولو واحداً من أي صنفٍ كان .
وقد توسع بعض الناس في لفظ " وفي سبيل الله " ، والراجح أنها في الجهاد ، ويمكن أن يدخل فيه الحج .
قال ابن كثير :
وأما { في سبيل الله } فمنهم الغزاة الذين لا حقّ لهم في الديوان وعند الإمام أحمد والحسن واسحاق والحج من سبيل الله للحديث . " تفسير ابن كثير " ( 2 /   367 ) .
والمقصود بالحديث ما ثبت في مسند الإمام أحمد أنه صلى الله عليه وسلم قال : " إن الحج والعمرة لمن سبيل الله " .
والخلاصة : أنه لا يجوز صرف الزكاة لهذه المدرسة إلا إذا كان طلابها فقراء أو يدخلون في صنف من الأصناف الثمانية ، وفي الشرع أبواب مفتوحة لإعانة هذه المدرسة مثل الصدقات والهبات والوقف . والله تعالى أعلم .



[1]      Sehingga mencakup segala hal/amalan yang dilakukan di jalan Allah, termasuk dialokasikan kepada kemaslahatan umum (pembangunan sekolah, rumah sakit, dll.) – Abul-Jauzaa’.

from=http://abul-jauzaa.blogspot.fr/2011/02/bolehkah-mengalokasikan-zakat-ke.html