Islam Pedoman Hidup: Perbedaan Antara Mukjizat, Karomah, dan Sihir

Jumat, 23 Oktober 2015

Perbedaan Antara Mukjizat, Karomah, dan Sihir


Agar tidak terjadi kekeliruan dalam memandang suatu kelebihan yang dimiliki oleh wali Allah dengan kelebihan yang dimiliki oleh wali setan, maka disini akan kami jelaskan tentang perbedaan mukjizat, karomah dan sihir. Adapun perbedaan perbedaan tersebut adalah sebagai berikut:
  1. Karomah adalah pemberian dan karunia dari Allah ta’alaa kepada hamba-Nya yang terpilih dan tidak perlu adanya perngorbanan, begitu juga halnya dengan mukjizat. Hanya saja, mukjizat khusus diberikan kepada para nabi dan rasul saja. Sedangkan sihir adalah suatu ilmu yang bisa diperoleh dengan cara dipelajari, yaitu dengan cara membiasakan ucapan atau perbuatan. Ucapan ini dapat berupa: mantra-mantra. Sedangkan dalam  hal perbuatan, dapat berupa: bertapa, puasa dengan waktu tertentu serta dengan jumlah hari tertentu pula, atau puasa dengan berpantang makan (tentunya yang menyelisihi puasa yang disyariatkan)

  1. Mukjizat dan karomah tidak akan bisa dimiliki oleh orang yang fasiq dan jahat, adapun sihir tidak muncul kecuali dari orang yang jahat

  1. Mukjizat tidak dapat dilenyapkan sedangkan sihir bisa dilenyapkan.

  1. Sihir dapat dimiliki oleh siapa saja atau kelompok manapun. Sihir juga dapat ditiru dan bisa dilakukan secara bersamaan dalam satu waktu sekaligus. Sedangkan mukjizat tidak mungkin dapat ditiru oleh siapapun.

  1. Mukjizat yang dimiliki para nabi dan rasul merupakan sebuah kenyataan, dimana pada hakikatnya antara yang dzahir dan batin itu selaras dan nyata. Sedangkan sihir merupakan bagian dari hukum sebab-akibat yang dikehendaki oleh Allah ta’ala. Dalam sihir, seringkali apa yang terlihat oleh orang yang terkena sihir sangat merasakan penderitaan, tapi setelah dideteksi oleh ilmu medis, seluruh organ tubuh menunjukkan sehat dan tidak ada kelainan (Al-Furuq, Al-Qarafi 4/168-170; Fathul Bari 10/251 dan Tafsir Ahkamul Qur’an, Imam al-Qurthubi, 2/33.)
Disalin dari buku “Membongkar Tipu Daya Dukun Sakti berkedok Wali” Ustadz Zainal Abidin bin Syamsuddin, Lc. Pustaka Imam Bonjol. Jakarta 2014